Ramadan 2025
Palai Bada dan Lompong Sagu Laris Manis di Padang, Warung Buk Ani Diburu Pembeli Saat Ramadan
Palai bada dan lompong sagu menjadi salah satu makanan paling dicari selama bulan Ramadan. Kedua makanan khas Minang
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Rahmadi
Resep Dari Kakak Ipar
Nurjani menyebutkan berjualan bersama dengan suaminya bernama Aidil Fitri (66) yang membantunya setiap hari.
Dirinya menjadi satu kesatuan, di saat Nurjani membuat adonan, suaminya berdiri di tungku perapian membolak-balikkan lompong sagu yang sedang dibakar di atas bara api.
Pekerjaan ini setiap hari dilakukannya, hingga ratusan lompong sagu dan makanan lainnya dijual setiap hari.
"Saya diajarkan oleh Kakak Ipar saya, karena penjualannya terus meningkat dan menjadi usaha yang bisa menghidupi keluarga.
Awal saya berjualan, waktu itu anak perempuan saya masih TK, dan sekarang sudah dua tahun tamat dari bangku SMA," ujar Nurjani.
Baca juga: Hotel Santika Premiere Padang Hadirkan, Inovasi Kuliner Segar Gelato, Harga Mulai Rp12 Ribu

Akhirnya kegiatan membuat lompong sagu menjadi profesinya, dan setiap hari selalu berkecimpung dengan usahanya.
Jenis makanan yang paling banyak dibuat setiap harinya oleh keluarga ini adalah sebanyak 200 lompong sagu, sedangkan untuk jenis makanan seperti lapek hanya 30.
Nurjani dan Aidil Fitri juga menerima pesanan dari masyarakat yang menginginkan jualannya. Jadi, bukan hanya menjual ke pembeli yang lewat di depan rumahnya di pinggir jalan.
"Akan tetapi, pada awal bulan suci Ramadan 1446 hijriah ini, peminat lompong sagu sedikit menurun. Akan tetapi, penjualan palai bada lebih meningkat," sebut Nurjani, sambil tersenyum menyampaikan pendapatannya kepada TribunPadang.com.
Baca juga: Sajian Kuliner Khas Meriahkan Event Nagari Lubuak Jantan Bolek Tapai Tanah Datar
Untuk pembuatan palai yang paling banyak dibeli masyarakat saat bulan suci Ramadan dibutuhkan bahan-bahan ikan kecil-kecil, kelapa parut, dan juga cabe merah.
Khusus palai bada balado ditambahkan daun pucuk singkong atau ubi kayu di dalamnya. Setelah semuanya dicampur, lalu dibungkus dengan daun pisang dan kemudian dibakar di perapian selama 10-15 menit.
Makanan jenis lapek sagan berbahan dasar beras ketan, kelapa parut, dan pisang. Semua bahan tersebut dicampurkan dan dimasak dengan cara dikukus.
"Untuk palai bada dijual Rp 7000 rupiah, kalau untuk jenis lapek dijual Rp 2000 rupiah," pungkasnya. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)
LSM dan Ormas Berbagi Takjil, hingga Aksi Damai di Pinggir Jalan Bagindo Aziz Chan Kota Padang |
![]() |
---|
Doa Akhir Ramadhan Rasulullah, Memohon Keberkahan dan Dipertemukan Kembali dengan Ramadhan |
![]() |
---|
Lapas Suliki Undang Keluarga Warga Binaan Ikuti Bukber, Kamesworo: Melepas Rindu dan Kehangatan |
![]() |
---|
Korem 032/Wirabraja Undang Anak Yatim, Hadiri Bukber Beserta Gubernur, Forkopimda dan Awak Media |
![]() |
---|
Panduan Salat Kafarat: Tata Cara dan Niat di Hari Jumat Terakhir Bulan Ramadhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.