Kematian Rahmat Vaisandri

Mengurai Kematian Misterius Rahmat Vaisandri di Perantauan

Sembilan hari sejak menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit kawasan Jakarta Selatan, barulah pihak keluarga mendapat kabar Rahmat Vaisandri ...

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Fuadi Zikri
Istimewa
KEMATIAN RAHMAT VAISANDRI - Sosok Rahmat Vaisandri seorang sopir bus yang ditemukan meninggal di perantauan. Pihak kepolisian menyebut, Rahmat meninggal karena amuk masa setelah dituduh melakukan pencurian di kawasan Jakarta. 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Sembilan hari sejak menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit kawasan Jakarta Selatan, barulah pihak keluarga mendapat kabar Rahmat Vaisandri meninggal dunia. 

Rahmat Vaisandri merupakan warga Balai Selasa, Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat. 

Ia berprofesi sebagai sopir bus penumpang rute Padang-Jakarta Timur. 

Pria 29 tahun itu, dikenal memiliki paras tampan dan laku elok di kalangan keluarga, saudara, kerabat dan penumpang bus. 

Wataknya yang sangat tenang dan elok tersebut, membuat pihak keluarga tidak percaya, saat ia ditemukan tewas tidak wajar. 

Pihak kepolisian menyebut, Rahmat meninggal karena amuk masa setelah dituduh melakukan pencurian di kawasan Jakarta. 

Pihak keluarga (paman korban) Helton, menyebut kematian kemenakannya ini tidak wajar karena banyak luka di sekujur tubuh korban. 

Rahmat Vaisandri gds
KEMATIAN RAHMAT VAISANDRI - Sosok Rahmat Vaisandri seorang sopir bus yang ditemukan meninggal di perantauan. Pihak kepolisian menyebut, Rahmat meninggal karena amuk masa setelah dituduh melakukan pencurian di kawasan Jakarta. 

Baca juga: Andre Rosiade Bersyukur Komisi III DPR Beri Atensi Kasus Kematian Warga Sumbar Rahmat Vaisandri

Helton menerangkan, kematian misterius Rahmat dimulai dari 19 Oktober 2024, saat pihak keluarga kehilangan kontak dengan korban. 

Padahal di tanggal tersebut Rahmat harusnya kembali ke Lubuk Basung membawa bus penumpang, dari Jakarta. 

"Karena pekerjaannya memang tidak selalu bisa memegang telepon, awalnya pihak keluarga tidak curiga, saat hilang kontak," ujarnya, saat ditemui, Senin (3/2/2025). 

Setelah dua hari yang bersangkutan tidak ada kabar, baru pihak keluarga cemas dan coba berkoordinasi dengan sejumlah saudara dan rekan kerja Rahmat. 

Hasil koordinasi itu tidak menemukan kejelasan, sampai akhirnya, keluarga melapor ke pihak kepolisian atas dugaan orang hilang 28 Oktober 2024. 

Beberapa hari setelah laporan masuk (2 November) pihak kepolisian kembali menghubungi keluarga, menyampaikan Rahmat sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. 

Sejumlah keluarga termasuk Helton, langsung menuju ke rumah sakit tempat Rahmat dinyatakan sudah meninggal dunia, untuk memastikan. 

Benar saja saat dilihat oleh keluarga, jasad yang keluar dari ruang jenazah merupakan jenazah Rahmat. 

"Kemenakan saya ini dinyatakan meninggal dunia 24 Oktober, sembilan hari setelahnya baru kami mendapat informasi," ujar Helton. 

Perawakan Rahmat yang dulunya tampan dan sempurna, berubah drastis setelah jadi jenazah, kondisi tubuhnya sangat mengenaskan. 

Melihat kondisi Rahmat tersebut pihak keluarga langsung meminta agar jenazah di autopsi agar bisa jelas duduk perkara penyebab kematiannya. 

Hasil autopsi menunjukkan bahwa ada luka seret di bagian punggung, tengkorak patah, rahang dan hidung patah, serta lebam di beberapa bagian tubuh. 

Hasil autopsi ini membuat pihak keluarga sangat terkejut, terlebih terungkap pula bahwa jenazah ini merupakan korban amukan massa atas tuduhan pencurian. 

Dimana korban diamuk masa pada 20 Oktober, di sebuah ruko yang sedang dalam pembangunan hingga kondisi koma. 

Baca juga: Ikuti Rekonstruksi Kasus Kematian Ryanto Ulil Anshar, Ibu-Kakak Korban Tabur Bunga di Lokasi

"Setelah diamuk massa ini korban koma selama empat hari di rumah sakit, sebelum dinyatakan meninggal 24 Oktober," ujarnya. 

Hasil autopsi dan pandangan kasat mata dari pihak keluarga, meyakini bahwa kematian Rahmat bukanlah hal yang wajar. 

Pihak keluarga meyakini bahwa Rahmat tidak segegabah itu, hingga harus melakukan pencurian, terlebih lokasi gedung ia dituduh mencuri kondisinya dikawal oleh satpam, brimob dan ada tempat tinggal pekerja. 

Di sisi lain, Rahmat juga hendak ingin merantau ke Jepang dalam waktu dekat, bahkan ia sudah mengantongi pasport untuk berangkat dua hari sebelum kejadian. 

"Makanya kami bentuk tim, siapkan pengacara agar kasus ini bisa diusut tuntas. Kematian kemenakan kami ini tidak wajar," jelasnya.

_____
Baca berita terbaru di Saluran TribunPadang.com dan Google News

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved