Program Makan Bergizi Gratis di Sumbar

Hasil Evaluasi Makan Bergizi Gratis di Kota Pariaman, Siswa Sebut Rasa Sayur Agak Berubah

Hasil koordinasi antara Disdikpora Kota Pariaman, Sumatera barat dengan pihak sekolah penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG), siswa sempat ..

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Siswa di Kota Pariaman menggunakan perlengkapan makan sendiri untuk menyantap makanan bergizi gratis, Senin (6/1/2025). 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Hasil koordinasi antara Disdikpora Kota Pariaman, Sumatera barat dengan pihak sekolah penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG), siswa sempat keluhkan ada rasa sayur agak berubah.

Koordinasi ini dilakukan oleh Disdikpora saat program MBG di Kota Pariaman berhenti sementara karena tidak adanya wadah permanen.

Plt Disdikpora Kota Pariaman Riky Falantino mengatakan, koordinasi ini dilakukan pihaknya untuk bisa mengevaluasi program yang sempat berjalan.

Diketahui, MBG sudah berlangsung di Kota Pariaman sejak 6 Januari 2025, dimana pelaksanaannya menyasar sebanyak hampir 3.500 siswa dari 16 sekolah.

Hanya saja pelaksanaan program ini terhenti setelah satu pekan berlangsung, akibat vendor yang menjadi pelaksana masih menggunakan wadah sekali pakai.

"Kami sudah coba koordinasi dengan pihak sekolah, ternyata ada sejumlah keluhan dari siswa. Bahwa sayur rasanya agak berubah," ujarnya.

Keluhan itu langsung ia koordinasikan dengan pihak vendor dan badan gizi di daerah, ternyata penyebabnya karena waktu pemasakan yang berjarak dengan pendistribusian.

Kepala SDN 17 Kampung Baru, Pariaman Tengah Kota Pariaman Sumatera Barat menunjukkan isi box makan siang gratis yang hendak dibagikan pada siswa, Senin (6/1/2025).
Kepala SDN 17 Kampung Baru, Pariaman Tengah Kota Pariaman Sumatera Barat menunjukkan isi box makan siang gratis yang hendak dibagikan pada siswa, Senin (6/1/2025). (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis di Pariaman Bantu Ringankan Beban Orang Tua Siswa

"Menurut vendor itu terjadi karena waktu memasak sayur itu jaraknya dua sampai tiga jam sebelum dikonsumsi oleh siswa," ujarnya.

Masalah itu menurutnya harus bisa dicarikan solusi terbaik oleh pihak vendor saat program kembali berjalan.

"Selain itu, semuanya berjalan lancar tidak ada masalah. Kami harap program bisa segera kembali berlangsung," tuturnya.

Ia menyebut Pemko Pariaman siap mendukung program pemerintah pusat ini, mengingat banyaknya dampak positif baik dari segi kesehatan, ekonomi dan pendidikan.

"Semoga program ini bisa segera kembali berlanjut, koordinasi terakhir dengan vendor Awal Februari 2025 sudah bisa dilanjutkan," ujarnya.

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved