PMK di Sumbar

Vakumnya Vaksinasi dan Lalu Lintas Ternak Jadi Penyebab Kemunculan Kasus PMK di Padang Pariaman

Peningkatan angka Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Padang Pariaman, Sumatera Barat, disinyalir bertambah karena vakumnya Vaksinasi dan peningkatan ..

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Fuadi Zikri
Foto: Panji Rahmat/tribunpadang.com
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnakkeswan Padang Pariaman Devi Yanti memeriksa ternak di kandang peternak kawasan Sungai Sariak, Padang Pariaman, Sumatera Barat 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN - Peningkatan angka Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Padang Pariaman, Sumatera Barat, disinyalir bertambah karena vakumnya Vaksinasi dan peningkatan lalu lintas ternak.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnakkeswan Padang Pariaman Devi Yanti, mengatakan,  kasus PMK kembali merebak sejak Desember 2024 hingga awal Januari 2025.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Padang Pariaman, mencatat ada sebanyak 195 kasus baru.

Penyebaran kasus itu terdata di 13 kecamatan di Padang Pariaman dari total 17 kecamatan yang ada.

Ia mengatakan, peningkatan kasus ini terjadi karena  adanya peningkatan lalu lintas ternak.

Peningkatan ini terjadi karena sudah mendekati hari raya idul Fitri dan idul adha 1446 H.

"Lalu lintas ternak ini berasal dari sejumlah pasar ternak yang ada di Sumbar dan provinsi lain seperti Medan dan Aceh," ujarnya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnakkeswan Padang Pariaman Devi Yanti, memeriksa bagian mulut sapi bersama peternak di pasar ternak sungai sariak, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (8/1/2025).
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnakkeswan Padang Pariaman Devi Yanti, memeriksa bagian mulut sapi bersama peternak di pasar ternak sungai sariak, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (8/1/2025). (Foto: Panji Rahmat/tribunpadang.com)

Baca juga: PMK Kembali Merebak di Padang Pariaman, 195 Kasus di 13 Kecamatan

Selain lalu lintas ternak, pihaknya menilai, keterbatasan vaksin PMK juga menjadi penyebab peningkatan kasus.

Ia menerangkan vaksinasi PMK sejak delapan bulan lalu sudah tidak dilakukan lagi di Padang Pariaman.

Vaksinasi ini berhenti diberikan pada ternak karena persediaan vaksin sudah tidak ada lagi.

Vaksinasi yang dulunya digemborkan oleh pemerintah pusat, dalam delapan bulan terakhir sudah tidak didistribusikan pada daerah.

"Anggaran Pemda untuk memenuhi vaksin ini juga tidak tersedia, makanya stop sampai sekarang," ujarnya.

Kendati sudah ratusan sapi yang terdampak PMK ini, Devi mengaku belum ada ternak yang mati.

Serta pihaknya belum bisa memastikan, berapa jumlah ternak yang sudah sembuh sampai saat ini.

"Tingkat kesembuhan tinggi, tapi kami belum mendata berapa jumlah yang sudah sembuh," tuturnya.

_____
Baca berita terbaru di Saluran TribunPadang.com dan Google News

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved