Natal dan Tahun Baru 2025

Sumbar Waspada! Dishub Petakan 75 Titik Rawan Laka Lantas dan 72 Titik Rawan Longsor Jelang Nataru

Dishub Sumatera Barat (Sumbar) telah memetakan 75 titik rawan kecelakaan lalu lintas, 46 lokasi rawan macet, 72 titik rawan longsor, dan 34 lokasi

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Rahmadi
ist
Suasana macet di Sitinjau Lauik, Kota Padang, Sabtu (15/6/2024). Dishub Sumbar telah memetakan 75 titik rawan kecelakaan lalu lintas, 46 lokasi rawan macet, 72 titik rawan longsor, dan 34 lokasi rawan banjir jelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Dinas Perhubungan (Dishub) Sumatera Barat (Sumbar) telah memetakan 75 titik rawan kecelakaan lalu lintas, 46 lokasi rawan macet, 72 titik rawan longsor, dan 34 lokasi rawan banjir jelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Lokasi rawan terjadi longsor dan banjir ini telah dipetakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat dalam mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan selama libur Natal dan tahun baru.

Provinsi Sumatera Barat terdiri dari 12 Kabupaten dan tujuh Kota, dengan jumlah penduduk pada tahun 2024 sebanyak 5.836.200 jiwa. Dimana bertopografi bukit, gunung, lembah, sungai, air terjun, dan dataran banjir.

Kepala Dishub Sumbar, Dedy Diantolani, mengatakan telah digelar rapat koordinasi terkait persiapan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan selama masa libur Natal 2024 dan tahun baru 2025 di Provinsi Sumatera Barat.

Ia mengatakan, tujuan penanganan Natal dan tahun baru ini untuk menjamin keselamatan lalu lintas jalan, kelancaran dan kenyamanan lalu lintas, membantu dan mengarahkan sistem lalu lintas selama masa Nataru, memberi pelayanan perjalanan masyarakat sesuai kebutuhan.

Baca juga: UMK Kota Pariaman 2025 Naik 6,5 Persen, Sesuai UMP Sumbar

Untuk kalender persiapan angkutan Nataru dimulai dari tanggal 20 Desember 2024 sampai dengan 5 Januari 2025. Oleh karena itu, Dishub Sumbar telah memperkirakan potensi permasalahan yang bisa terjadi saat pelaksanaan Nataru.

Dedi Diantolani menyebutkan untuk potensi permasalahan yang bisa terjadi selama Nataru adalah bahaya keamanan pada simpul-simpul transportasi. Selanjutnya, terdapat daerah yang menjadi lokasi rawan longsor, cuaca ekstrem, daerah rawan kecelakaan.

Lebih lanjut, adanya faktor kelelahan pada pengemudi baik mobil pribadi maupun sopir bus dan truk. Perlu juga diwaspadai pengguna jalan terhadap  perbaikan jalan yang menjadi potensi kemacetan di Provinsi Sumatera Barat.

"Hasil rakor kemarin terdapat sebanyak 75 lokasi rawan terjadinya laka lantas, 46 lokasi rawan terjadinya kemacetan, 72 titik lokasi rawan terjadinya longsor, 34 lokasi rawan terjadinya banjir," kata Dedi Diantolani.

Ia mengatakan, untuk kesiapan angkutan jalan pada masa Natal dan tahun baru diperkirakan mencapai 756.915 orang per minggu atau 108.130 orang setiap harinya. Kata dia, untuk ketersediaan angkutan umum di Provinsi Sumatera Barat, sangat mencukupi.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gempa 3.5 Magnitudo Guncang Kabupaten Pesisir Selatan Sumbar

Untuk kemacetan, diharapkannya masyarakat beralih menggunakan angkutan masal seperti kereta api untuk melakukan pergerakan. Namun, untuk saat ini masih terbentur dengan sedikitnya rute yang dilalui.

"Dengan menggunakan angkutan masal bisa mengurangi kepadatan jalan raya dan sekaligus mengurangi potensi kecelakaan di jalan," pungkasnya. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved