PLN UID Sumbar
PLN Siapkan Teknologi CCS/CCUS, Untuk Tekan Emisi di Sisi Pembangkitan Hingga 19 GW di 2060
PLN berkomitmen mendukung Pemerintah Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi 8?ngan memastikan pasokan energi yang andal, bersih dan berkelanjutan.
Penulis: rilis biz | Editor: Emil Mahmud
PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung Pemerintah Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dengan memastikan pasokan energi yang andal, bersih dan berkelanjutan melalui transisi energi yang masif.
Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Febrian Alphyanto Ruddyard mengungkapkan, transisi energi menjadi roda penggerak untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
"Transisi energi akan diarahkan untuk peningkatan penggunaan energi terbarukan dalam berbagai kegiatan perekonomian seperti kebijakan carbon credit, pengalihan subsidi bahan bakar fosil menuju energi terbarukan dan peningkatan penggunaan kendaraan listrik," kata Febrian.
Sebelumnya Wamen Febrian Alphyanto Ruddyard turut hadir dalam pembukaannya pada agenda CEO Insight bertajuk "Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8 persen : Sinergi Infrastruktur & Teknologi Inovatif untuk Keberlanjutan Ekonomi", Jakarta (26/11/2024).
Febrian menyampaikan, untuk mencapai pembangunan berkelanjutan diperlukan juga adanya upaya dekarbonisasi dari sektor kelistrikan yang sejalan dengan komitmen Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.
“Selain itu Indonesia juga butuh melakukan lompatan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan melalui upaya dekarbonisasi juga."
"Hal ini sebagaimana telah direncanakan dalam dokumen RPJPN 2025-2045 untuk melakukan upaya dekarbonisasi menuju Net Zero Emissions tahun 2060 kita membutuhkan investasi sebesar tidak kurang dari Rp794 triliun per tahun,” tambahnya.
Direktur Utama PLN Indonesia Power (PLN IP) Edwin Nugraha Putra mengatakan, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi 8?n transisi energi PLN tidak hanya berfokus pada penambahan pembangkit EBT untuk memenuhi kebutuhan industri, tetapi juga menekan emisi dari pembangkit eksisting.
“Langkah menuju ke sana, PLN mempersiapkan bukan hanya pembangkit baru dengan Renewable Energy namun pembangkit-pembangkit eksisting itu juga didukung agar tetap beroperasi dengan emisi yang lebih rendah menuju Net Zero Emissions pada tahun 2060,” kata Edwin
Upaya tersebut tercermin melalui implementasi teknologi Carbon Capture & Storage (CCS) / Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) pada operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan total kapasitas 2 GW pada tahun 2040 dan 19 GW pada tahun 2060.
"Pembangkit batu bara akan digantikan oleh pembangkit nuklir, hidro, dan geothermal. Untuk pembangkit batu bara yang masih beroperasi, emisi akan dikendalikan menggunakan teknologi CCS/CCUS," ujar Edwin.
CCS/CCUS merupakan teknologi inovatif yang dapat membantu mengurangi emisi gas buang CO2 ke atmosfer.
Teknologi ini bekerja dengan cara memisahkan dan menangkap emisi karbon, kemudian menyimpannya dalam berbagai bentuk penyimpanan, termasuk salah satunya Saline Aquifer.
Di Indonesia, potensi kapasitas penyimpanan karbon pada Saline Aquifer diperkirakan mencapai 572 GtCO2.
PLN telah berkolaborasi dengan mitra nasional dan internasional yang melakukan studi pengembangan teknologi CCS/CCUS pada 5 pembangkit, seperti PLTU Suralaya Unit 1-4 kolaborasi dengan Karbon Korea Co., Ltd,
PLN UID Sumbar Tinjau PLTMH Bayang Nyalo, Pastikan Energi Bersih untuk Masyarakat Pesisir Selatan |
![]() |
---|
Hari Kesaktian Pancasila:PLN ULP Painan dan Balai Selasa Perkuat Sinergi Polres & Kodim 0311/Pessel |
![]() |
---|
PLN Dukung Modernisasi Usaha Lokal Melalui Penyalaan Listrik 33.000 VA Guna Penggilingan Dedak Iben |
![]() |
---|
Hari Kesaktian Pancasila, PLN UID Sumbar Giat Gotong Royong Massal Sukseskan World Cleanup Day 2025 |
![]() |
---|
YBM PLN UP3 Bukittinggi & Kemenag Salurkan Bantuan Generasi Muda Demi Raih Pendidikan Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.