Berita Populer Sumbar
POPULER SUMBAR: Status Aktivitas Gunung Marapi Sumbar Menurun, Kondisi Terkini Jalan Sumbar-Riau
Berita populer TribunPadang.com sepanjang Minggu (1/12/2024) kembali bisa Anda baca. Ada sejumlah berita populer Sumbar yang terjadi sepanjang ...
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM - Berita populer TribunPadang.com sepanjang Minggu (1/12/2024) kembali bisa Anda baca.
Ada sejumlah berita populer Sumbar yang terjadi sepanjang akhir pekan kemarin.
Mulai dari berita tentang status aktivitas Gunung Marapi Sumbar menurun hingga berita tentang kondisi terkini jalan Sumbar-Riau.
Berikut selengkapnya berita Populer Sumbar sepanjang Minggu (1/12/2024):
Status Aktivitas Gunung Marapi Sumbar Menurun
Status Gunung Marapi Sumatera Barat kembali menurun dari Level III (Siaga) ke Level II (Waspada), Minggu (1/12/2024).
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid A.N, berdasarkan keterangannya menyebutkan dari pengamatan dalam satu minggu terakhir (23-30 November 2024) secara visual Gunung Marapi terlihat jelas hingga tertutup kabut.
"Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dengan tinggi sekitar 100-150 meter di atas puncak. Terjadi dua kali erupsi atau letusan pada 29 November 2024 namun tinggi dan warna kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut atau awan," jelasnya.
"Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, dan barat. Suhu udara sekitar 16,8-25,1°C," sambungnya.
Baca juga: Warga Lihat Babi & Simpai Turun saat Erupsi Gunung Marapi Sumbar Meningkat, Pakar: Ada Alasan Logis
Sementara itu, berdasarkan pengamatan instrumental, data kegempaan dalam rentang waktu 23-30 November 2024 didominasi oleh gempa Hembusan, sedangkan gempa erupsi atau letusan terekam sangat jarang.
"Data gempa selengkapnya adalah terekam 2 kali gempa letusan, 44 kali gempa hembusan, 7 kali gempa vulkanik dangkal, 12 kali gempa vulkanik dalam, 18 kali gempa tektonik lokal, 19 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0.5-2 mm (dominan 1 mm)," jelasnya.
"Dari awal November 2024 grafik tiltmeter Stasiun Batu Palano cenderung mendatar terutama pada sumbu tangensial," sambungnya.
Berdasarkan data tersebut, evaluasi perkembangan aktivitas Gunung Marapi sampai dengan 1 Desember 2024 secara visual aktivitas Gunung Marapi bersifat fluktuatif di mana pada minggu ini masih cenderung melanjutkan penurunan.
"Aktivitasnya didominasi oleh hembusan dengan tinggi asap yang teramati maksimum 150 meter di atas puncak. Erupsi yang terjadi tidak teramati secara visual karena tertutup kabut atau awan, namun jangkauan lontaran material letusan diperkirakan jatuh di sekitar area kawah," katanya.
Baca juga: Gunung Marapi Sumbar Naik Status, Ade Edward Tekankan Perlu Penguatan Mitigasi Kultural Masyarakat
Gempa Letusan atau Erupsi masih terekam namun dengan jumlah yang sangat jarang dan cenderung menurun.
Gempa Hembusan juga masih melanjutkan penurunan.
Aktivitas kedua jenis gempa ini sebagai manifestasi dari pelepasan energi dari adanya fluktuasi gempa vulkanik terutama Vulkanik Dalam (VA) yang berkaitan dengan pasokan atau intrusi magma dari kedalaman.
Pada minggu ini gempa vulkanik dalam menurun kembali bila dibandingkan dengan satu minggu sebelumnya.
Gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Marapi masih aktif terjadi yang bisa jadi berkaitan dengan dinamika dari intrusi magma.
Pada awal Oktober 2024 terjadi peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) yang kemudian disusul oleh peningkatan gempa Vulkanik Dangkal (VB) dan penurunan nilai dv/v (variasi kecepatan seismik) dan koherensi di akhir Oktober 2024.
Saat ini nilai dv/v berada di sekitar nol yang mengindikasikan bahwa tekanan pada tubuh gunungapi berkurang, serta nilai koherensi sudah naik kembali yang mencerminkan kondisi medium lebih stabil meskipun belum kembali ke keadaan normal (koherensi bernilai 0,9).
Saat ini energi seismik yang tercermin dari Real-time Seismic Amplitude Measurement (RSAM) berfluktuasi di sekitar baseline.
Baca juga: Warga Sekitar Gunung Marapi Sumbar Tetap Bertani Meskipun Naik Status ke Level III Waspada
Dari awal November 2024 grafik tiltmeter Stasiun Batupalano cenderung mendatar terutama pada sumbu tangensial yang mengindikasikan relatif tidak ada perubahan deformasi pada tubuh gunungapi baik inflasi maupun deflasi.
Dari citra InSAR satelit Sentinel 1 Gunung Marapi memperlihatkan tidak ada anomali deformasi pada periode waktu 15-27 November 2024.
Laju emisi (fluks) gas SO2 Gunung Marapi dari satelit Sentinel terukur dengan kuantitas yang tergolong rendah.
Terakhir terukur 57 ton/hari pada tanggal 24 November 2024.
Hal ini mencerminkan aktivitas Gunung Marapi saat ini dominan berupa degassing (pelepasan gas) dengan kandungan gas magmatik SO2 y. 3 tergolong rendah.
Berdasarkan evaluasi data-data pemantauan maka secara umum aktivitas Gunung Marapi bersifat fluktuatif dengan kecenderungan menurun terutama dalam waktu satu minggu terakhir.
"Potensi terjadinya letusan masih tetap ada, namun berdasarkan data pemantauan sampai saat ini kecil kemungkinan akan terjadi letusan besar seperti Desember 2023," ungkapnya.
Erupsi atau letusan dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan dari akumulasi energi dengan potensi bahaya dari lontaran material letusan diperkirakan berada di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek), terutama di sekitar area puncak Gunung Marapi.
Untuk abu erupsi dapat berpotensi mengganggu saluran pernapasan dan penerbangan, yang penyebarannya mengikuti arah dan kecepatan angin.
Di samping itu material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng Gunung Marapi selama ini masih tetap berpotensi menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan.
Aliran atau banjir lahar dapat terjadi pada lembah atau bantara atau aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Marapi, sehingga hal ini harus tetap diwaspadai.
Di area kawah atau puncak Gunung Marapi juga terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S.
"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh maka terhitung dari tanggal 1 Desember 2024 pukul 15:00 WIB tingkat aktivitas Gunung Marapi diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada), dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi atau ancaman bahaya terkini," pungkasnya.(*)
Kondisi Terkini Jalan Sumbar-Riau
Satu-satunya kendaraan yang bisa melewati jalan Sumbar-Riau pasca Longsor di Tanjung Alai hanya sepeda motor.
Semua jenis kendaraan roda empat atau lebih, tidak bisa melewati jalan Sumbar-Riau Kilometer 106-107 Desa Tanjung Alai Kecamatan XIII Koto Kampar setelah kembali ditutup total, mulai Minggu (1/12/2024).
Mengutip TribunPekanbaru.com, hanya sepeda motor yang diperbolehkan lewat di Km 106-107 ini melewati jembatan Bailey.
Sepeda motor diperbolehkan melewati jembatan Bailey setelah kedua sisi diperpanjang 3 meter.
Baca juga: Jalan Sumbar-Riau Kembali Ditutup Total Akibat Longsor di Tanjung Alai, Disarankan Lewat Kiliran Jao
Penutupan ini pun sudah disampaikan pihak terkait.
"Jalan ditutup total," tulis pemberitahuan Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor (Satlantas Polres) Kampar, Minggu.
Belum diketahui sampai kapan penutupan secara total ini.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) Wilayah I Riau pada Kementerian Pekerjaan Umum, Afdirman Jufri menyatakan selama pengerjaan.
"Kita upayakan sebelum nataru (Natal dan Tahun Baru) sudah bisa dilewati dua arah," katanya.
Penutupan ini setelah kemacetan panjang kendaraan dari arah Riau maupun Sumbar berhasil diurai.
Sehingga tidak ada lagi penumpukan kendaraan yang sangat banyak.
Baca juga: Jalan Lintas Malampah Pasaman Sumbar Tersumbat Longsor Sudah Bisa Dilalui, Alat Berat Disiagakan
Sementara itu, penutupan dilakukan dengan memasang beton pembatas (road barrier) melintang di badan jalan.
Beton-beton berat itu disusun secara berjejer dengan truk crane.
Setelah pemasangan itu, tak satupun kendaraan roda empat atau lebih yang bisa lewat. Terkecuali sepeda motor.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor (Satlantas Polres) Kampar, AKP. Vino Lestari menyebutkan, road barrier dipasang di dua lokasi.
Direncanakan akan dipasang di empat lokasi.
Untuk lokasi dari arah Riau, dipasang di depan Rumah Makan Bareh Solok.
Lalu akan ditambah di SPBU Simpang Candi Muara Takus Kelurahan Batu Bersurat.
Baca juga: Hujan Lebat di Padang Kemarin, 3 Titik Longsor Terjadi di Jalan Baru Nipah - Lantamal II Teluk Bayur
Sedangkan untuk lokasi dari arah Sumbar, dipasang di depan Rumah Makan Kelok Indah. Berikut juga di depan RM Jambang.
"Penutupan jalan ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan," katanya.
Ia mengatakan, penutupan jalan dilakukan agar pembuatan jalur pengalihan (detour) menjadi jalan fungsional utama lebih optimal dan selesai dengan cepat.
Ia mengimbau masyarakat menggunakan jalan alternatif.
Bagi yang dari arah Riau, dapat melewati Teluk Kuantan, Kuantan Singingi ke Kiliran Jao, Sijunjung. Begitu sebaliknya.
Target Nataru Bisa Lewat 2 Arah
Belum diketahui sampai kapan penutupan jalan bagi roda empat atau lebih ini.
Sementara jalan eksisting sudah putus total karena longsor. Tinggal jalur pengalihan (detour) dan jembatan bailey.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) Wilayah I Riau pada Kementerian Pekerjaan Umum, Afdirman Jufri menyatakan penutupan jalan diberlakukan selama pengerjaan detour.
"Kita upayakan sebelum nataru (Natal dan Tahun Baru) sudah bisa dilewati dua arah," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu siang.
Ia mengatakan, detour akan dijadikan fungsional. Sebab jalan eksisting sudah putus total.
Detour ditingkatkan dengan penambahan tinggi permukaan.
Menurut dia, pemadatan akan dilakukan hingga setebal 12 meter agar sejajar dengan badan jalan aspal. Sedangkan lebar permukaannya sekitar 9 meter.
"Jadi kalau lebarnya sudah 9 meter dan rata dengan jalan aspal, jalan bisa dilalui dua arah," katanya.
Pengerjaan ini akan memakan waktu beberapa hari. Kondisi cuaca amat mempengaruhi.
Ia mengatakan, penutupan total terpaksa diberlakukan agar pengerjaan optimal dan diharapkan lebih cepat.
Pengerjaan akan menjadi lama, jika dilalui kendaraan. Apalagi saat hujan.
"Jadi selama ini, kita hanya memperbaiki yang rusak karena dilewati kendaraan. Proses pemadatan dan penimbunan jadi lama," ungkapnya.
Belum lagi kemacetan panjang yang mengakibatkan pengiriman material ke lokasi tersendat.
Truk pengangkut material baru bisa mencapai lokasi jika kemacetan terurai.
Ia berharap, pengiriman material lancar setelah penutupan total. Sehingga jalur baru tersebut dapat difungsionalkan lebih cepat.
3 Berita Populer Sumbar: In Dragon Ajukan PK, Warga Bukik Batabuah Kecewa, Harimau Muncul di Solok |
![]() |
---|
3 Berita Populer Sumbar: Angin Puting Beliung Rusak Atap SDN 17 Gobah Agam, Kebakaran di Sijunjung |
![]() |
---|
4 BERITA POPULER SUMBAR: Guncangan Gempa Terasa di Padang dan Polisi Buru Pembakar Kapal Patroli KKP |
![]() |
---|
3 Berita Populer Sumbar: Speedboat Patroli KKP Dibakar Nelayan, Sopir Bus ALS Berstatus Buron |
![]() |
---|
4 BERITA POPULER SUMBAR Kernet Bus Laka Maut Tol Padang-Sicincin Ditangkap & Kisah Tukang Sol Sepatu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.