Berita Populer Padang

POPULER PADANG: Dispar Rancang Pembangunan Lift Inclinator dan Misteri Makam Sitti Nurbaya

Berikut ini berita Populer Padang yang telah tayang selama 24 jam terakhir di Tribun Padang. Ada berita tentang Dinas Pariwisata Padang Rancang Pemba

Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Rima Kurniati
Penampakan makam di Gunung Padang, Kota Padang, Sumbar 

TRIBUNPADANG.COM - Berikut ini berita Populer Padang yang telah tayang selama 24 jam terakhir di Tribun Padang.

Ada berita tentang Dinas Pariwisata Padang Rancang Pembangunan Lift Inclinator di Gunung Padang.

Kemudian berita tentang Misteri Makam Sitti Nurbaya di Gunung Padang Sumbar, Warga Percaya Kisah Nyata Novel Marah Roesli.

Baca berita selengkapnya :

1.Dinas Pariwisata (Dispar) Padang tengah merancang pembangunan lift inclinator di destinasi wisata Gunung Padang. 

Rencana ini bertujuan untuk mempermudah akses bagi pengunjung yang kesulitan mendaki ke puncak gunung yang terkenal dengan pemandangannya yang indah.

Kepala Dinas Pariwisata Padang Yudi Indra Sani mengatakan, destinasi wisata yang satu-satunya resmi dikelola dinas pariwisata ini memiliki daya tarik salah satunya konon katanya makam Sitti Nurbaya.

Baca juga: Hancur Diterjang Galodo, Penampungan Air Bersih di Pakan Sinayan Kembali Dibangun Kodim 0304/Agam

 Selain itu, destinasi wisata ini juga menyuguhkan pemandangan dari puncak, akan tampak lautan Samudra Hindia dan daratan Kota Padang.

Lokasinya yang berada di ketinggian, Gunung Padang juga menjadi lokasi berolahraga bagi masyarakat Kota Padang.

"Panoramanya indah, dan suasana di atas itu juga sejuk," kata Yudi Indra Sani, Rabu (13/11/2024).

Yudi Indra Sani mengatakan, kunjungan ke Gunung Padang bisa mencapai 200 orang per harinya saat akhir pekan. 

Retribusi Gunung Padang diperkirakan Rp 250 Juta per tahun. Rata-rata pengunjung Gunung Padang ini anak-anak muda dibawah 40 tahun karena medan agak sulit.

 Untuk itu, Dispar Padang saat ini tengah merancang lift miring bernama inclinator, jadi bisa jadi wahana bagi pengunjung yang kesulitan mendaki ke puncak.

Menurutnya, pembangunan inclinator akan menggaet investor dengan anggaran pembangunan sekitar Rp 3 Miliar.

"Sekarang sudah direncanakan oleh konsultan, kemungkinan akan kita tawarkan ke investor, kita hitung tidak akan banyak dan waktu balik modalnya juga bisa cepat," kata Yudi Indra Sani. 

Selain itu, Dinas Pariwisata juga berencana akan mengembangkan lokasi sekitar makam Sitti Nurbaya dengan memperbaiki fasilitas ke makam tersebut.

Baca juga: Warga Temukan Sepeda Motor di Pangkal Jembatan di Pesisir Selatan, Pengendara Diduga Jatuh ke Sungai

2.Makam Sitti Nurbaya yang terletak di Gunung Padang, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), menyimpan berbagai cerita misterius. 

Destinasi wisata ini menyimpan makam yang konon dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir tokoh dalam novel legendaris Kasih Tak Sampai karya Marah Roesli.

Makam Sitti Nurbaya berada di kawasan Gunung Padang, tepatnya di balik batu besar yang terletak tidak jauh dari puncak gunung. 

Untuk mencapainya, pengunjung perlu melewati gerbang Gunung Padang, membayar tiket masuk, dan berjalan kaki melalui jalan setapak serta menaiki ratusan anak tangga.

Tiket masuk Gunung Padang Rp10 Ribu untuk orang dewasa dan Rp5 Ribu anak-anak.

Baca juga: Fakta Menarik Sabina Altynbekova Bidadari Voli Asal Kazakhstan, Tahu Om Telolet Om dan Sempat Hiatus

Pembayaran dilakukan secara non tunai kepada petugas yang berada di Gerbang Gunung Padang.

Pengunjung harus berjalan kaki beberapa menit melintasi jalan setapak dan menaiki ratusan anak tangga.

Terdapat benteng dan bunker yang dianggap peninggalan masa penjajahan.

 Makam yang dianggap milik Sitti Nurbaya juga diberi tanda berupa tulisan, makam Sitti Nurbaya. Tulisan tersebut ditulis diatas batu.

Dengan berjalan menunduk, dan menuruni beberapa anak tangga akan tampak makam tersebut.

Ketua Pokdarwis Gunung Padang Bhilu Pricilia menyatakan terdapat dua pandangan terkait makam tersebut, ada yang menggap makam itu memang makam Sitti Nurbaya.

Selain itu, ada juga yang menganggap makam tersebut makan seorang syekh. 

"Karena memang dalam novel Marah Roesli, mengisahkan kisah cinta Sitti Nurbaya dan Marah Roesli dengan latar memang daerah ini, ada bukit monyet, perkampungan nelayan dan pada akhir masyarakat meyakini itu bahwa kisah Sitti Nurbaya memang adanya," kata Bhilu Pricilia, Selasa (13/11/2024)

Bhilu Pricilia, mengatakan, dalam kisah Sitti Nurbaya, ada yang menyebutkan bahwa dia diracuni datuk maringgih dan dikuburkan di sana.

Selain itu, ada juga yang meyakini bahwa Sitti Nurbaya loncat dari taman Gunung Padang dan jasadnya jatuh di batu karang.

Karena lokasi yang terdekat untuk menguburkan jasadnya berada di lokasi tersebut, maka dimakamkan dibalik batu tersebut.

Bhilu Pricilia menjelaskan pandangan lain menyebutkan bahwa makam tersebut milik syekh suatu kaum.

Setiap hari raya Idul Adha, makam tersebut selalu dikunjungi peziarah.

"Mereka meyakini bahwa makam itu makam syekh mereka. Karena syekh mereka itu ilmunya terlalu hebat dan kuat, makanya dia menguburkan diri dibalik batu agar tidak ada yang mengetahui kematiannya," kata Bhilu Pricilia.

Bhilu Pricilia mengatakan dibalik batu, dekat makam tersebut juga terdapat mata air yang dianggap ajaib, karena saat hari panas, maka mata air tersebut akan dingin.

Sementara saat musim dingin, mata air tersebut akan terasa panas atau hangat.

"Di Balik batu itu sebelum makam sebelah kiri itu ada berbentuk cembung, di situ ada mata air. Namun kebanyakan orang yang berkunjung air di situ tidak ada," kata Bhilu Pricilia.

Baca juga: 2 Kali Kebakaran di Padang Sumbar Hari Ini, 7 Rumah Terbakar: Cengkeh dan Banuaran

Bhilu Pricilia menambahkan, setiap kali memandu wisatawan, ke lokasi makam tersebut, pengunjung akan dilarang berfoto karena ada mitos orang yang berfoto disana akan mengalami sakit.

Kondisi tersebut pernah dialami keluarga dekat Bhilu Pricilia beberapa tahun yang lalu, tantenya alami sakit setelah foto di makam tersebut.

"Dilarang foto diri kita di dalam makam Sitti Nurbaya, karena diyakini setelah foto di sana akan sakit," katanya.

Bhilu Pricilia mengatakan dibawah makam Sitti Nurbaya juga terdapat relief di batu yang menggambarkan wajah Sitti Nurbaya. 

"Orang meyakini itu wajah Sitti Nurbaya yang sedang menunggu Samsul Bahri, kekasihnya," kata Bhilu Pricilia.

Dosen Sastra Indonesia Ivan Adilla mengatakan, kisah Sitti Nurbaya karya Marah Rusli sangat lekat dengan masyarakat saat itu karena merupakan pembaharuan bentuk karya sastra. 

Sebelumnya karya sastra di Indonesia hanya berupa gurindam, hikayat dan sejenisnya.

Selain itu, pemerintah juga membagi-bagikan novel Sitti Nurbaya ke setiap sekolah dan kepada masyarakat secara gratis, sehingga masyarakat membaca dan meyakini bahwa kisah itu kisah nyata.

Baca juga: Debat Pamungkas Pilkada Padang: Sejak Segmen Pertama, 3 Paslon Saling Serang

"Orang biasa yang begitu kenal dengan kisah itu, begitu percaya bahwa kisah itu benar-benar ada. Kita bisa lihat karya itu bisa meyakini orang bahwa kisah itu berasa dari kisah nyata," kata Ivan Adila.

Ia juga menekankan, pada awal novel Sitti Nurbaya, juga dideskripsikan bahwa masa kecil Sitti Nurbaya dan Marah Roesli berlari-lari dan bermain di bukit monyet.

Bukit tersebut telah menjadi destinasi wisata sejak 1922, karena lokasinya bagus, di puncaknya bisa memandang berbagai sisi, laut hindia, daratan dan lainnya.

"Apakah itu kuburan Sitti Nurbaya? dalam novel itu tidak disebutkan dimana dimakamkan Sitti Nurbaya, yang jelas disebutkan bahwa ketika di dunia Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri tidak bertemu, maka di dalam kubur mereka didekatkan, seakan-akan dialam kubur mereka bisa bertemu, di alam nyata tidak bisa," kata Ivan Adilla(*)

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved