Artikel

Artikel: Merintis Harapan dalam Sekeping Hutan Sambungo

Pantai cantik di Nagari Sambungo, Kecamatan Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat terbentang sepanjang tiga kilometer punya

Penulis: rilis biz | Editor: Emil Mahmud
Istimewa
Ilustrasi: Panorama Pantai cantik di Nagari Sambungo, Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, yang terbentang sepanjang tiga kilometer/3 Km serta bernilai dan potensial. 

Pantai Sambungo sejatinya bukan objek baru. Sebelum LPHN terbentuk, objek itu sudah cukup dikenal oleh masyarakat Pesisir Selatan.

Bahkan, wisatawan dari Muko-Muko, Bengkulu, Sungai Penuh dan Kerinci, Jambi juga sering datang ke pantai itu, terutama pada momentum libur Lebaran.

Dua tahun terakhir, hanya dalam empat hari, yaitu H+2 hingga H+5 Lebaran, ribuan wisatawan mengunjungi Pantai Sambungo. Dalam tujuh hari itu saja pendapatan yang diperoleh pengelola bisa mencapai Rp100 juta dari tiket, parkir, dan penyewaan ATV.

Pada waktu-waktu itu, perekonomian masyarakat sekitar juga terasa berdenyut kencang. Warung-warung berdiri. Kuliner yang dijual habis ludes dibeli pengunjung.

Pada libur hari-hari besar lain, objek wisata itu juga ramai dikunjungi wisatawan.

Sementara pada hari-hari biasa, termasuk akhir pekan, jumlah kunjungan tidak terlalu banyak. 

"Inilah mimpi kami. Bagaimana cara dan strategi untuk mendatangkan wisatawan secara reguler, setidaknya setiap akhir pekan. Jika hal ini bisa dicapai, maka perekonomian masyarakat sekitar akan bisa meningkat," kata Ketua LPHN Sambungo M. Akmal, ketika berbincang dengan ANTARA.

Diakui anggotanya masih belum memiliki ilmu yang memadai terkait pengelolaan dan pemasaran objek wisata yang baik. Karena itu, ia sangat berharap dukungan dari berbagai pihak agar bisa meningkatkan sumber daya manusia (SDM) anggota, sehingga nantinya bisa muncul ide dan inovasi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

Memintal mimpi

Meski usaha yang dikembangkan di Sambungo baru pada tahap rintisan, baru memulai langkah untuk maju, namun masyarakat setempat, terutama pengelola LPHN, terus memintal mimpi untuk kemajuan masa depan.

Sebagai lembaga yang masih baru, anggaran yang ada tentu masih belum maksimal. Mengandalkan anggaran itu saja tentu sulit bergerak, namun LPHN Sambungo memiliki modal lain yang membuat mereka bisa terus untuk melangkah maju.

Pemberian Tuhan berupa pantai yang indah, dengan banyak spot foto yang memukau, hutan mangrove yang terus dirawat dengan keanekaragaman hayatinya, bantuan ATV dari Dinas Kehutanan dan anggota DPRD Sumatera Barat, menara pandang dan stup madu galo-galo adalah modal yang mendorong semangat untuk bangkit dan terus berkembang.

Apalagi, Dinas Kehutanan Sumatera Barat juga belum berhenti berinovasi di Sambungo. Masih banyak hal yang telah direncanakan dan segera direalisasikan.

Penyuluh Kehutanan UPTD KPHP Pesisir Selatan Urip Azhari, Sri Rinda Agriati, dan Darmawel yang ditemui di LPHN Sambungo menyebut, ke depan, Dinas Kehutanan akan menfasilitasi pelatihan membatik ecoprint bagi ibu-ibu di Sambungo.

Batik ecoprint merupakan salah satu jenis batik yang metode pembuatannya memanfaatkan pewarna alami dari tanin atau zat warna daun, akar atau batang yang diletakan pada sehelai kain, kemudian kain tersebut direbus.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved