Warisan Tradisi: Generasi Muda Lubuk Kilangan Padang Belajar Memasak Lemang dalam Festival Adat

Warga Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), wariskan makanan tradisional kepada generasi muda agar tidak hilang d

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Proses pembuatan lemang oleh generasi muda di Kantor KAN Lubuk Kilangan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Sabtu (9/11/2024) 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Warga Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), wariskan makanan tradisional kepada generasi muda agar tidak hilang dengan adanya perkembangan zaman, Sabtu (9/11/2024).

Pada saat matahari keluar dari arah balik bukit barisan di arah timur pada pagi hari, masyarakat Kecamatan Lubuk Kilangan tengah disibukkan dengan kegiatan memasak 'lamang' (lemang).

Peserta yang terdiri dari ibu-ibu dan anak muda sudah berkumpul sejak pagi hari di Kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lubuk Kilangan, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumbar.

Sambil memakai baju kuruang serta dengan penutup kepala khas Minangkabau, para peserta memulai memasak makanan lemang dengan mengambil bahan-bahan yang telah disediakan oleh para panitia.

Makanan yang dapat ditemukan pada waktu dan kegiatan tertentu seperti menjelang masuknya bulan suci Ramadhan serta acara adat atau keagamaan ini berbahan bambu, daun pisang, beras ketan, dan santan kelapa.

Baca juga: Bakaua Adat Nagari Sijunjung, Ratusan Lemang Dibagikan ke Pengunjung

Khusus perlombaan ini, para generasi muda yang lebih diutamakan dalam pembuatannya.

Dimulai dari memeras santan dengan manual, menggulung daun pisang untuk dimasukkan ke dalam potongan bambu, dan memasaknya dengan api di tengah halaman Kantor KAN Lubuk Kilangan.

Untuk para ibu yang hadir dalam kegiatan ini hanya mengarahkan anak-anak perempuannya dalam memasak lemang.

Kegiatan ini berjalan dengan meriah, dimana para ibu terus memberikan arahan agar masakannya berhasil dan dapat dihidangkan nantinya.

Khaira (20) salah satu peserta mengatakan hal yang paling sulit baginya adalah pada saat proses memasukkan daun pisang ke dalam potongan bambu yang dijadikan sebagai media dalam memasak lemang.

Baca juga: Hanya Disajikan di Hari Besar, Cicipi Kelezatan Lemang Beras Ketan dan Tape Beras Hitam Khas Solok

"Hal yang sulit adalah pada saat memasukkan daun pisang ke dalam bambu. Karena daun pisangnya bisa robek dan tidak rapi pada saat dimasukkan ke dalam bambu," ujar Khaira.

Namun, dirinya merasa bahagia ikut serta dalam kegiatan memasak lemang ini.

Dirinya bisa mengetahui proses dan kesulitan dalam pembuatannya, tidak hanya mendapatkannya dengan cara membelinya tanpa mengetahui prosesnya langsung.

Nisa (20) menyebutkan kegiatan memasak lemang ini menambah wawasan baru baginya yang merupakan generasi muda.

"Karena jujur, kami sebagai generasi muda belum pernah melakukan kegiatan malamang (memasak lemang)," ujarnya.

Adanya kegiatan ini membuat dirinya menjadi mengenal salah satu makanan khas yang ada di Minangkabau, dan bisa meneruskan kegiatan malamang ini di suatu saat nantinya.

Baca juga: Momen Para Bundo Kanduang Masak Rendang dan Lemang di Dalam Pabrik Indarung I

"Untuk pembuatannya, yang pertama dimulai dari memeras santan secara berulang sebanyak tiga kali. Potongan bambu dimasukkan daun pisang, barulah dimasukkan beras ketan dan santan," sebutnya.

Setelah beras ketan dan santan dimasukkan ke dalam potongan bambu yang telah ada daun pisangnya, barulah masuk ke proses selanjutnya di pembakaran.

Saat dilakukan pembakaran, bambu berisi beras ketan dan santan diletakkan dengan posisi berdiri tegak dengan disandarkan ke besi yang melintang dengan tiang di sisi kanan serta kirinya.

Tidak hanya sampai di sana, berapa besar apinya dalam membakar lemang harus diatur agar tidak gosong atau separuh matang. Peserta juga harus membolak-balikkan lemang dengan tujuan matangnya merata.

Sebagai generasi muda, Nisa berharap adanya semacam promosi untuk memperkenalkan kegiatan malamang melalui media sosial seperti platform Instagram dan TikTok.

"Karena, kalau bukan generasi muda, siapa lagi yang akan meneruskan tradisi ini. Oleh karena itu, kegiatan ini harus diadakan secara berlanjut terus-menerus agar tidak hilang.

Senada, Dinda Nur Nisa (17) berharap dengan kegiatan memasak lemang ini bisa meneruskan tradisi. Selain itu, dirinya juga merasa senang dilibatkan dalam kegiatan yang positif ini.

Saat memasuki usia dewasa nantinya, Dinda berharap bisa membuatnya secara sendiri tanpa bantuan para orang tua dan tidak perlu membelinya. Apalagi, dirinya juga pernah memasak lemang pada saat masih sekolah SMA.

"Pada saat SMA juga pernah memasak lemang. Jadi, tinggal melanjutkan saja lagi. Untuk generasi muda, jangan lupa dengan tradisi dahulu, karena kalau tidak dilanjutkan, maka bisa punah," ujar Dinda Nur Nisa.

Gladis Claudia Permana (15) mengatakan rasa dari makanan yang dimasaknya sendiri dengan rekan-rekannya lumayan enak dan sangat memuaskan dirinya setelah bekerja keras dalam proses pembuatannya.

"Hasilnya memuaskan, rasanya gurih, dan pokoknya enak. Saya baru pertama kali membuatnya, sehingga masih belajar. Untuk prosesnya yang paling menyulitkan adalah proses membakarnya, dikarenakan panas," kata Gladis Claudia Permana.

Selain itu, proses pembakaran ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena harus dibolak-balikkan agar merata matangnya dan tidak gosong. Proses tersebut harus sabar, karena posisinya sangat dengan perapian yang dibuat untuk memasak lemang.

"Secara keseluruhan, proses memasak lemang memakan waktu sekitar empat jam dan bahkan bisa lebih," ujar Gladis Claudia Permana.

Ketua KAN Lubuk Kilangan, Armansyah, mengatakan kegiatan memasak lemang ini merupakan rangkaian acara Festival Adat Nagari Lubuk Kilangan dalam rangka 'tolak bala'.

Khusus pada hari ini, ada kegiatan lomba memasak lemang yang diikuti oleh tujuh Kelurahan atau tujuh Bundo Kanduang yang ada di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumbar.

Sedangkan pesertanya adalah generasi muda atau ibu-ibu yang usianya maksimal 30 tahun. Untuk yang dinilai adalah cara memasak lemang, melihat perapian, dan hasil dari masakannya.

"Apakah rasanya bisa maksimal atau kurang, karena yang kita berdayakan sekarang adalah generasi muda Z dan milenial. Jadi, mereka kita didik kembali supaya adat atau tradisi lama di daerah kita tidak hilang," ujar Armansyah.

Diceritakannya, untuk kegiatan memasak lemang ini dapat ditemui pada saat memasuki bulan suci Ramadhan, jelang Hari Raya Idul Fitri, dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Khusus perlombaan hari ini, hanya memasak lemang jenis beras ketan putih (sipuluik putih).

Sedangkan untuk jenis lemang banyak macam dan jenisnya. Ia melihat kegiatan memasak lemang juga merupakan tradisi yang harus digalakkan dengan melibatkan generasi muda.

"Untuk kedepannya, kegiatan ini akan tetap diadakan setiap tahunnya dalam rangkaian Festival Adat. Semoga ada lomba-lomba lainnya. Untuk kegiatan ini, panitia telah menyiapkan hadiah berupa uang tunai, tetapi nilainya masih dirahasiakan," pungkasnya. 

(TribunPadang.com/Rezi Azwar)

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved