Gunung Marapi Erupsi

Warga Sekitar Gunung Marapi Sumbar Tak Gentar Erupsi, Lebih Takut Banjir Lahar Dingin

Masyarakat di sekitar kawasan Gunung Marapi, Sumatera Barat mengaku biasa saja ketika mengetahui status gunung naik dari Level II (Waspada)

|
Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman
Salah seorang warga, Megawati saat diwawancarai oleh TribunPadang.com, Kamis (7/11/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Warga di sekitar Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar), tetap beraktivitas normal meski status gunung meningkat dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga).

Pantauan TribunPadang.com di lapangan, banyak masyarakat di sekitaran Gunung Marapi yang beraktivitas seperti biasanya.

Masih tampak masyarakat banyak yang ke ladang dan lahan pertanian, aktivitas sekolah dan pemerintahan masih seperti biasa.

Tampak juga sejumlah masyarakat yang saling bercengkrama di depan rumah dan warung-warung.

Salah seorang warga Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Megawati, mengatakan bahwa dirinya bersama warga lainnya belum mendapatkan informasi terkait naiknya status Gunung Marapi.

Baca juga: Gunung Marapi di Sumbar Meletus 5 Kali Hari Ini, Kolom Asap Mencapai 800 Meter

Visual Gunung Marapi pada Kamis (7/11/2024) pukul 12.00 WIB.
Visual Gunung Marapi pada Kamis (7/11/2024) pukul 12.00 WIB. (PVMBG)

"Kita tidak tau kalau statusnya naik, belum ada pemberitahuan atau sosialisasi," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (7/11/2024).

Megawati menyebutkan bahwa masyarakat sudah terbiasa dengan erupsi yang selama ini terjadi.

"Kami masyarakat disini biasa saja, kami sudah terbiasa dengan letusan-letusan ini. Bahkan yang punya lahan pun tetap ke ladang, tetap bertani. Mungkin karena cukup jauh dari pusat erupsi, jadi kami sudah terbiasa," ungkapnya.

"Tapi, jika abu vulkanik turun, maka itu sangat menganggu, terutama ke lahan kami. Tanaman jadi rusak dan tidak bisa digunakan atau dijual," lanjutnya.

Namun Megawati menyebutkan bahwa benar dalam beberapa hari terakhir aktivitas erupsi Gunung Marapi lebih banyak dan lebih besar dari biasanya.

"Kalau beberapa hari ini memang bunyi gemuruh lebih sering terdengar, bahkan yang kemarin, Rabu (6/11/2024) pagi bunyinya sangat keras seperti bom meledak terdengar dari sini hingga membuat masyarakat sekitar sini terkejut. Getarannya pun cukup kuat, seperti berayun," ujarnya.

Baca juga: Gunung Marapi Sumbar Level III, BPBD Ketersediaan Stok Masker: Jika Kurang Minta Tambah ke Pusat

"Tidak lama setelah letusan itu, hujan abu pun turun di sekitar sini. Abu yang turun cukup banyak dan tebal. Di teras rumah saya saja mungkin sekitar 5 cm tumpukan abunya," sambungnya.

Megawati mengungkapkan bahwa masyarakat sekitar lebih takut jika banjir lahar dingin terjadi daripada erupsi dari Gunung Marapi.

"Kami lebih takut jika hujan, takut banjir lahar dingin kembali terjadi seperti dulu, masyarakat sangat was-was kalau itu. Tapi kalau erupsi atau letusan, masyarakat sudah biasa," katanya.

Salah seorang warga lainnya, Silvi, mengatakan hal yang senada. Ia mengatakan masyarakat sudah terbiasa dengan bunyi dan dampak dari erupsi Gunung Marapi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved