Kabinet Prabowo Gibran

Prabowo Sebut Pemimpin Jangan Cepat Puas dengan Angka Statistik, Pengamat: Komitmen Besar

Prabowo Subianto dalam pidato perdananya sebagai presiden sempat menekankan agar pemimpin politik tidak cepat puas atau senang melihat angka-angka ...

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Rima Kurniati
Pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Prof. Asrinaldi saat diwawancarai beberapa waktu lalu. Ia menilai Prabowo memang paham dengan masalah yang dihadapi masyarakat. Namun, sebelumnya tidak bisa mengkritisi langsung karena posisinya sebagai menteri. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Prabowo Subianto dalam pidato perdananya sebagai presiden sempat menekankan agar pemimpin politik tidak cepat puas atau senang melihat angka-angka statistik.

Sedangkan, kata Prabowo, realitanya masih banyak warga yang belum merasakan hasil kemerdekaan, yakni masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Hal itu juga menjadi sorotan, Prabowo dianggap langsung tancap gas diawal masa kepemimpinannya.

Pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Prof. Asrinaldi menilai Prabowo memang paham dengan masalah yang dihadapi masyarakat. Namun, sebelumnya tidak bisa mengkritisi langsung karena posisinya sebagai menteri.

"Sekarang dengan gambaran yang sudah didapatkan dan dilihat dari pidato itu, ia (Prabowo) sudah tahu apa yang akan dikerjakan, bukan berarti pemerintah sebelumnya tidak bekerja, namun banyak kelemahan yang dicatat, termasuk angka-angka statistik, dan janji yang kurang sesuai. Apa yang dikritik itu juga dijawab dengan apa yang ingin dia kerjakan," kata Asrinaldi kepada tribunpadang.com, Minggu (20/10/2024).

Ia menuturkan, bila didengar lagi pidato Prabowo itu, terdapat pesan dan komitmen presiden untuk memperbaiki kondisi bangsa.

Di dalam pidatonya, Presiden ke-8 RI ini menekankan keinginannya menjadikan Indonesia sebagai negara yang berswasembada pangan dalam empat hingga lima tahun ke depan.

Baca juga: KPP Pasar Raya Padang Sumbar Harap Presiden Prabowo Bangkitkan Gairah Ekonomi: Saat Ini Lesuh

Asrinaldi menganggap, hal itu merupakan komitmen besar. "Dia (Prabowo) yang sebelumnya sebagai menteri pertahanan paham sekali bahwa pertahanan tidak hanya dalam konteks persenjataan dan alutsista. Bahwa pangan menjadi hal yang sangat strategis ke depan dengan adanya perubahan iklim," ujar Asrinaldi.

Meskipun, sebelumnya proyek food estate (lumbung pangan) di Kalimantan hingga Merauke yang dipimpin Prabowo disoroti publik karena dianggap gagal.

"Prabowo memberi perhatian juga kepada rakyat miskin, kondisi kemiskinan, kekurangan gizi, selama ini tidak mendapat perhatian subdisi langsung sampai ke masyarakat, dianggap banyak yang tidak tepat sasaran. Mudah-mudahan yang digaris bawahi terkait itu, Prabowo sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan dan dilakukan," tambahnya.

Selain itu, Asrinaldi menyoroti pernyataan Prabowo soal negara yang rusak karena pemimpin perlu disimak oleh para elit politik, agar berorientasi pada kepentingan masyarakat.

Dilansir dari tribunnews.com, Presiden RI, Prabowo Subianto mengatakan saat ini angka korupsi dan kebocoran anggaran di Indonesia masih tinggi.

Ia menekankan bahwa masalah ini merupakan ancaman serius bagi masa depan generasi mendatang. 

Demikian disampaikan Prabowo saat memberikan pidato perdana sebagai presiden RI di ruang sidang paripurna MPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024). 

"Masih terlalu banyak kebocoran, penyelewengan, dan korupsi di negara kita. Ini membahayakan masa depan kita, anak-anak kita, dan cucu-cucu kita,” kata Prabowo.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved