Berita Populer Padang

POPULER PADANG: Macet Panjang di Sitinjau Lauik dan Upaya Penanganan Abrasi Pasir Jambak

Akibat terjadinya kecelakaan truk di jalur Sitinjau Lauik, kondisi lalu lintas Padang-Solok mengalami kemacetan panjang, Kamis (30/5/2024).

Editor: Rahmadi
ist
Kecelakaan truk di jalur Sitinjau Lauik,mengakibatkan lalu lintas Padang-Solok mengalami kemacetan panjang, Kamis (30/5/2024). 

Ketebalan pasir yang terbawa air laut itu sekira 20-25 sentimeter.

Hingga sore tadi, ia mengangsur membersihkan lantai rumahnya dengan sekop.

Ia mengatakan, selama setahun terakhir abrasi dan gelombang tinggi terjadi sebanyak tiga kali.

"Juni 2023, Desember 2023 dan terparah sekarang. Kemarin itu puncaknya, pasang berbarengan dengan gelombang tinggi," ujar Zaitul.

"Saya tinggal dan lahir di sini yang kemarin paling besar," tambahnya.

Kata dia, abrasi kemarin terjadi sekitar pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB.

"Saya khawatir rumah kami ini yang rubuh kalau kondisi pasang air laut tetap begini," katanya.

Ia berharap pemerintah dapat segera memulihkan kondisi di Pantai Pasir Jambak. Menurutnya, pemasangan batu grip merupakan solusi agar bisa memecah ombak.

Baca juga: Aktivitas Warga Kembali Normal Pasca Banjir Rob Rendam Puluhan Rumah di Padang Pariaman

"Kita berharap pemerintah cepat untuk penanganan. Tindakan dari BPBD atau instansi terkait sudah datang ke sini, berulang, mungkin karena anggaran yang terbatas," ujar dia.

"Kalau terus-terusan begini, kami akan pindah," imbuh Zaitul.

Sementara itu, Ernawati ditemui tribunpadang.com saat ia membersihkan rumah seorang nenek, berjarak sekitar 50 meter dari rumah Zaitul.

Hanya saja, di rumah yang dibersihkan Ernawati lebih dekat dengan batu grip, sehingga tidak terlalu terdampak abrasi.

Ernawati ditemui saat ia sedang membersihkan rumah tetangganya itu dengan sekop.

"Saya bantu bersihkan bagian depan rumah nenek ini dari tumpukan pasir yang terbawa gelombang," kata Ernawati.

Adapun, katanya, nenek si empunya rumah harus mengungsi ke rumah Ernawati.

"Ya kemarin memang besar gelombangnya, gelombang laut besar sejak empat hari terakhir, dan nenek yang punya rumah istirahat di rumah saya," ujar dia.

Salah seorang warga yang rumahnya di cukup dekat dengan batu grip bilang bahwa ia bersyukur lantaran rumahnya tak terdampak abrasi.

"Alhamdulillah tak terlalu terdampak karena rumah kami dekat dengan batu grip, air laut pun tak masuk ke rumah kami," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan catatan BMKG Maritim Teluk Bayur, dua hari terakhir kondisi perairan khususnya di wilayah pesisir sepanjang garis pantai Provinsi Sumatera Barat ketinggian gelombang laut terkategori rendah dengan ketinggian berkisar antara 0,5 hingga 1,25 meter.

Namun, perubahan kecepatan tiupan angin yang bertiup di permukaan perairan disertai dengan alun (swell) yang berasal dari samudera lepas menyebabkan peningkatan ketinggian gelombang.

Prakirawan BMKG Maritim Teluk Bayur, Ferdy Gustian Utama menjelaskan, kondisi ini memberikan dampak pertambahan ketinggian gelombang yang sampai di wilayah pantai.

"Kami memperkirakan penurunan ketinggian gelombang akan terjadi pada esok hari (30/5/2024) sehingga kondisi gelombang Kembali normal," katanya melalui pesan WhatsApp.

Baca juga: Angin Puting Beliung Terjang Pemukiman Warga di Bukik Batabuah Agam Sumbar, Belasan Rumah Terdampak

Untuk potensi peningkatan ketinggian gelombang, pihaknya masih akan terus kami mengamati.

"Kami mengharapkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan perubahan kondisi terutama kondisi gelombang dan angin yang bertiup di permukaan wilayah perairan," pungkasnya.

_____
Baca berita terbaru di Saluran TribunPadang.com dan Google News

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved