Citizen Journalism
Opini: Fitnah dalam Sudut Pandang Ilmu Linguistik, Mengkaji Asal Muasal
FITNAH adalah sebuah fenomena yang seringkali hadir ditengah-tengah kehidupan kita. Fitnah merujuk pada definisi dan kondisi menyampaikan berita berto
Oleh : Shilva Lioni, Dosen Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (FIB Unand)
FITNAH adalah sebuah fenomena yang seringkali hadir ditengah-tengah kehidupan kita. Fitnah merujuk pada definisi dan kondisi menyampaikan berita bertolak dengan fakta dan kenyataan yang sebenarnya.
Fitnah memiliki efek luar biasa baik itu melahirkan konflik bagi pelaku dan korban, penghancuran karakter dua belah pihak, dosa bagi pelaku, hingga lebih jauh mampu menyerang kesehatan mental dan mendatangkan depresi bagi korban.
Efek fitnah sungguh dahsyat oleh karenanya bahkan dalam kitab suci al-qur’an disebutkan dan ditegaskan akan betapa kejamnya fitnah yakni lebih kejam daripada sebuah pembunuhan.
Fitnah merupakan sebuah hal yang kompleks. Fitnah lahir tidak terlepas dari bagaimana sesuatu hal dipahami dan diinterpretasikan dimana seringkali berbagai kondisi diduga hadir dan melatar-belakangi sebuah bentuk pemahaman seperti kesalahan dalam menyimpulkan premis atau praduga, ketidak lengkapan premis yang diterima, atau kesalahan dalam melakukan labeling dan membaca realita.
Dalam sudut pandang ilmu linguistik, terkhususnya semantik kita mengenal istilah untuk labelling, naming, presuposisi, serta entailment.
Naming atau labeling dapat diartikan sebagai aktivitas memberi nama yang bermakna dan bersifat deskriptif pada sebuah hal, baik itu berdasarkan karakteristik atau sebuah aspek tertentu dengan tujuan hal tersebut kemudian mudah dipahami dan diingat.
Sementara presuposisi dalam kajian semantik dapat diartikan sebagai praanggapan dan asumsi dari pernyataan atau premis.
Yule (2006) bahkan menyatakan bahwa praanggapan merupakan sesuatu yang diasumsikan penutur sebagai kasus sebelum membuat sebuah ujaran. Sementara itu, entailment dapat diartikan sebagai hubungan antar proposisi.
Entailment dalam hal ini mencoba menghubungkan keterkaitan antar proposisi (premis) dengan proposisi lainnya dimana kebenaran dari satu proposisi akan berdampak dengan yang lainnya.
**
TERKAIT dengan fitnah, jika kita cermati lebih lanjut, dalam sudut pandang ilmu linguistik yakni semantik, fitnah dapat terjadi ketika seseorang memiliki praanggapan yang keliru lantas kemudia melabel seorang individu sebagai sesuatu yang diyakininya.
Praanggapan yang salah bisa juga terjadi dikarenakan kurang mampunya logika dalam memahami entailment atau melihat keterkaitan antara proposisi yang ada dengan benar.
Sebagai ilustrasi, ketika kita mendapati proposisi yakni; a) Dia berasal dari keluarga tidak mampu dan b) Dia tidak punya apa-apa adalah benar secara entailment baik proposisi a maupun b.
Namun jika dalam hal ini a tidak benar (Dia tidak berasal dari keluarga tidak mampu) maka b juga akan menjadi salah.
MAN IC Padang Pariaman Menebar Harapan Jemput Masa Depan: Berakit-rakit ke Hulu, Berenang ke Tepian |
![]() |
---|
Kuliah Kerja Nyata: Program Mahasiswa di Indonesia Serupa, Bakti Siswa & Magang Industri di Malaysia |
![]() |
---|
Opini Ruang Kota Tanpa Asap: Car Free Day Antara Negara Serumpun Indonesia & Malaysia |
![]() |
---|
Opini Bahasa Melayu: Bila Percuma di Malaysia, Gratis di Indonesia |
![]() |
---|
UNP Pelatihan Emotional Spritual Question di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, Sumatera Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.