Pilkada 2024
2 Kandidat Bacalon Gubernur Sumbar Mahyeldi dan Epyardi Berjumpa, Buya dan Kapten Terlihat Akrab
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi dan Bupati Solok Epyardi Asda tampak akrab saat berada di Rumah Dinas Bupati Tanah Datar pada Selasa ...
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi dan Bupati Solok Epyardi Asda tampak akrab saat berada di Rumah Dinas Bupati Tanah Datar pada Selasa (14/5/2024) sore.
Informasi yang diterima TribunPadang.com, momen kedua tokoh itu bertemu di Tanah Datar ialah dalam rangka rapat koordinasi penanggulangan bencana di Sumbar.
Dalam foto dan video yang dilihat TribunPadang.com di beberapa postingan di media sosial, Mahyeldi dan Epyardi tampak bergenggam tangan.
Keduanya juga menunjukkan mimik wajah yang bersahabat, meskipun keduanya digadang-gadang menjadi rival di Pemilihan Gubernur Sumbar 2024.
Diketahui, Epyardi Asda dalam beberapa kesempatan telah menyatakan diri akan maju sebagai penantang Mahyeldi.
Bukti keseriusannya ditunjukkan dengan masifnya baliho 'OTEWE Sumbar'-nya Epyardi terpasang di Sumbar.
Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga kerap melontarkan pernyataan 'pedas' terhadap Mahyeldi.
Baca juga: Muncul Baliho Mahyeldi-Audy Tetap di Sumbar, Pengamat: Agak Nervous dengan Pergerakan Epyardi
Sementara, Mahyeldi yang dalam berbagai hasil survei masih memiliki elektabilitas tertinggi sebagai bakal calon Gubernur Sumbar 2024, dalam beberapa kesempatan merespon santai pernyataan-pernyataan Epyardi.
Meskipun begitu, baliho-baliho bergambar Mahyeldi juga terpasang di beberapa tempat. Hanya saja baliho Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumbar itu tidak sebanyak baliho Epyardi.
Adapun sejumlah baliho Mahyeldi itu terpajang di seberang Hotel Pangeran Beach. Di sana terlihat baliho siluet mirip Mahyeldi dengan narasi seolah melawan OTEWE Sumbar-nya Epyardi.
Baliho siluet mirip Mahyeldi itu bertuliskan 'Sorry Ye, Sorry Ye, Gue Udah Nyampe'. Narasi tersebut tertulis di bagian atas dengan latar belakang berwarna oranye.
Di bagian bawah baliho, juga ada gambar mobil dengan plat merah BA 1 dengan latar berwarna oranye.
Sementara, baliho bergambar Mahyeldi lainnya tampak terpasang di Jalan Padang - Bukittinggi tepatnya di dekat Simpang Tugu Ikan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman.
Adapun di baliho itu, Mahyeldi tidak sendiri, melainkan bersama wakilnya saat ini, yaitu Audy Joinaldy.
Terlihat di baliho itu gambar karikatur Mahyeldi yang bergandengan tangan dengan Audy. Selain bergandengan tangan, baik Mahyeldi dan Audy di gambar itu tengah mengendarai mobil.
Menariknya, mobil yang dikendarai Mahyeldi di baliho itu berwarna oranye, sama seperti warna partai yang dinaunginya, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Sementara, Audy mengendarai mobil yang berwarna hijau, warna yang kerap diasosiasikan dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Baca juga: Bursa Pilgub Sumbar 2024, Deretan Nama Calon Kuat Penantang Petahana, Epyardi Antitesis Mahyeldi?
Untuk diketahui juga, pada baliho Mahyeldi-Audy itu juga tertulis narasi "Tetap di Sumbar" di bagian atas. Adapun di bagian bawah tercantum narasi "Melaju Lebih Kencang".
Kedewasaan dalam Berpolitik
Pengamat politik dari Universitas Negeri Padang (UNP), sekaligus Direktur Revolt Institute, Eka Vidya Putra mengatakan menilai bahwa penampakan akrabnya Mahyeldi dan Epyardi sebagai kedewasaan keduanya dalam berpolitik.
Eka menjelaskan, berpolitik ialah berkompetisi, dan bukan berarti bermusuhan. Dalam kompetisi itu, para kandidat memanfaatkan kelemahan lawan, dan mengedepankan kekuatan mereka.
Senggol-menyenggol menurutnya hal biasa dalam pertarungan politik, tetapi bukan berarti tidak bersahabat, tidak berteman, tidak bertegur sapa.
"Artinya bagi saya itu (keakraban Mahyeldi dan Epyardi) hal yang biasa saja dalam politik, menunjukkan kedewasaan berpolitik. Lalu kemudian nanti nya saling berkompetisi lagi, nyindir lagi itu hal yang biasa saja," jelas dia.
Jelas Eka lagi, politik bukan musuhan, apalagi dalam sistem elektoral, masing-masing kandidat bertarung merebut simpati masyarakat, berebut dukungan masyarakat, selain menjual gagasan dan ide dalam membangun daerah.
"Menandakan politik kita sudah maju," tambah dia menilai momen keakraban Mahyeldi dan Epyardi.
Cabiak-cabiak Bulu Ayam
Edo Andrefson, Direktur Eksekutif SBLF My Riset mengatakan, pertemuan Mahyeldi dan Epyardi menjadi sisi positif di tengah hangatnya kontestasi Pilkada akhir-akhir ini.
"Walaupun pertemuan tak sengaja, namun sikap kedewasaan dari kedua calon ini kita apresiasi, terutama ke Buya Mahyeldi yang berulang-ulang dicerca Epyardi di media, tak satupun pernah ditanggapi sinis oleh Gubernur Mahyeldi dan dia tetap bersimpati, pertemuan ini menunjukkan kesan positif di tengah kesedihan masyarakat Sumbar yang dilanda bencana," kata Edo menjawab TribunPadang.com.
Edo mengibaratkan, hubungan Mahyeldi dan Epyardi dengan pepatah Minang 'cabiak-cabiak bulu ayam', dengan arti bahwa rivalitas, dan ketidaksenangan itu tak pernah melunturkan kesan baik saat bertemu.
Hal itu menurutnya jamak terjadi di Sumbar. Menurutnya, Anggota DPR RI Andre Rosiade dan Mahyeldi juga saat bertemu tetap cipika-cipiki, ramah, tetapi diluar itu tidak menghilangkan lantaran saran dan kritikan masing-masing. "Politik di Sumbar itu tidak selalu hitam putih," imbuhnya.
Di samping itu, Edo menilai meskipun Mahyeldi dan Epyardi tampak akrab, keduanya tetap akan menjadi rival di Pilgub Sumbar 2024.
"Epyardi sudah mendaftar ke banyak partai di Sumbar, Mahyeldi sudah dipastikan akan melaju kembali. Rivalitas ini akan terus berlangsung, kemungkinan duel head to head juga akan besar, apalagi dengan tidak majunya Andre Rosiade dan Mulyadi kontestasi akhirnya mengerucut ke dua nama itu. Agaknya nama lain seperti Ganefri, Sutan Riska akan tertutup," pungkasnya. (*)
KPU Pariaman Kembalikan Rp271 Juta Dana Hibah Pilkada 2024, Bukti Akuntabilitas Anggaran |
![]() |
---|
Anggaran PSU dan Pilkada Ulang di 26 Daerah Capai Rp719 Miliar |
![]() |
---|
DPR Dorong Gotong Royong Pemerintah Pusat dan Pemda Soal Dana PSU Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Mendagri Tito Minta Daerah Pangkas Pengeluaran Tak Penting untuk Biayai PSU Pilkada 2024 |
![]() |
---|
KPU Butuh Rp 486,3 Miliar untuk Pemungutan Suara Ulang di 24 Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.