Pilkada 2024
2 Kandidat Bacalon Gubernur Sumbar Mahyeldi dan Epyardi Berjumpa, Buya dan Kapten Terlihat Akrab
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi dan Bupati Solok Epyardi Asda tampak akrab saat berada di Rumah Dinas Bupati Tanah Datar pada Selasa ...
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
Menariknya, mobil yang dikendarai Mahyeldi di baliho itu berwarna oranye, sama seperti warna partai yang dinaunginya, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Sementara, Audy mengendarai mobil yang berwarna hijau, warna yang kerap diasosiasikan dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Baca juga: Bursa Pilgub Sumbar 2024, Deretan Nama Calon Kuat Penantang Petahana, Epyardi Antitesis Mahyeldi?
Untuk diketahui juga, pada baliho Mahyeldi-Audy itu juga tertulis narasi "Tetap di Sumbar" di bagian atas. Adapun di bagian bawah tercantum narasi "Melaju Lebih Kencang".
Kedewasaan dalam Berpolitik
Pengamat politik dari Universitas Negeri Padang (UNP), sekaligus Direktur Revolt Institute, Eka Vidya Putra mengatakan menilai bahwa penampakan akrabnya Mahyeldi dan Epyardi sebagai kedewasaan keduanya dalam berpolitik.
Eka menjelaskan, berpolitik ialah berkompetisi, dan bukan berarti bermusuhan. Dalam kompetisi itu, para kandidat memanfaatkan kelemahan lawan, dan mengedepankan kekuatan mereka.
Senggol-menyenggol menurutnya hal biasa dalam pertarungan politik, tetapi bukan berarti tidak bersahabat, tidak berteman, tidak bertegur sapa.
"Artinya bagi saya itu (keakraban Mahyeldi dan Epyardi) hal yang biasa saja dalam politik, menunjukkan kedewasaan berpolitik. Lalu kemudian nanti nya saling berkompetisi lagi, nyindir lagi itu hal yang biasa saja," jelas dia.
Jelas Eka lagi, politik bukan musuhan, apalagi dalam sistem elektoral, masing-masing kandidat bertarung merebut simpati masyarakat, berebut dukungan masyarakat, selain menjual gagasan dan ide dalam membangun daerah.
"Menandakan politik kita sudah maju," tambah dia menilai momen keakraban Mahyeldi dan Epyardi.
Cabiak-cabiak Bulu Ayam
Edo Andrefson, Direktur Eksekutif SBLF My Riset mengatakan, pertemuan Mahyeldi dan Epyardi menjadi sisi positif di tengah hangatnya kontestasi Pilkada akhir-akhir ini.
"Walaupun pertemuan tak sengaja, namun sikap kedewasaan dari kedua calon ini kita apresiasi, terutama ke Buya Mahyeldi yang berulang-ulang dicerca Epyardi di media, tak satupun pernah ditanggapi sinis oleh Gubernur Mahyeldi dan dia tetap bersimpati, pertemuan ini menunjukkan kesan positif di tengah kesedihan masyarakat Sumbar yang dilanda bencana," kata Edo menjawab TribunPadang.com.
Edo mengibaratkan, hubungan Mahyeldi dan Epyardi dengan pepatah Minang 'cabiak-cabiak bulu ayam', dengan arti bahwa rivalitas, dan ketidaksenangan itu tak pernah melunturkan kesan baik saat bertemu.
Hal itu menurutnya jamak terjadi di Sumbar. Menurutnya, Anggota DPR RI Andre Rosiade dan Mahyeldi juga saat bertemu tetap cipika-cipiki, ramah, tetapi diluar itu tidak menghilangkan lantaran saran dan kritikan masing-masing. "Politik di Sumbar itu tidak selalu hitam putih," imbuhnya.
KPU Pariaman Kembalikan Rp271 Juta Dana Hibah Pilkada 2024, Bukti Akuntabilitas Anggaran |
![]() |
---|
Anggaran PSU dan Pilkada Ulang di 26 Daerah Capai Rp719 Miliar |
![]() |
---|
DPR Dorong Gotong Royong Pemerintah Pusat dan Pemda Soal Dana PSU Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Mendagri Tito Minta Daerah Pangkas Pengeluaran Tak Penting untuk Biayai PSU Pilkada 2024 |
![]() |
---|
KPU Butuh Rp 486,3 Miliar untuk Pemungutan Suara Ulang di 24 Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.