Citizen Journalism

Opini Bahasa Alien: Mempertanyakan, Kekhawatiran Bahasa Gaul

TAKDIR kebijaksanaan tidak terbatas pada kata-kata yang kita pahami. Kadang-kadang, itu tersembunyi di dalam

Editor: Emil Mahmud
Tribunpekanbaru.com
Ilustrasi: Kumpulan bahasa gaul 

 

Beberapa ciri bahasa gaul adalah penggunaan singkatan dan akronim. Misalnya, bokap menunjukkan bapak atau capek deh menunjukkan sangat lelah.

 

Selain itu, penggunaan kata serapan yang diubah, terutama bahasa Inggris, seperti baper berarti penuh perasaan, kece berarti keren, dan ambyar berarti berantakan.

 

Pemberian makna baru pada kata dan penciptaan kata baru melelaui penggabungan kata, pengulangan, atau pengubahan bunyi adalah beberapa cara untuk membuat kata baru. Misalnya, alay berarti sangat tahu, beb berarti sayang, dan gebetan berarti orang yang dekat.

 

Tidak diragukan lagi, fenomena bahasa gaul memiliki keuntungan dan kerugian. Selain bahasa gaul menunjukkan dinamika (Revita, 2008) dan inovasi bahasa. Bahasa memungkinkan anak muda berekspresi dan menciptakan identitas mereka sendiri, tetapi ada kekhawatiran tentang pelestarian bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 

Bahasa gaul memberi anak-anak kanvas kosong di mana mereka dapat menyampaikan ide dan kreativitas mereka. Untuk mengekspresikan diri mereka dengan cara yang unik, mereka bebas mengubah kosa kata, membuat singkatan, dan menggunakan simbol baru.

 

Hal ini menunjukkan bahwa bahasa adalah makhluk yang hidup dan terus berubah sesuai dengan kebutuhan penggunanya dan zamannya.

 

Bahasa gaul juga membantu membangun identitas dan komunitas. Anak muda yang menggunakan bahasa gaul yang sama merasa saling terhubung dan memiliki kesamaan, yang menghasilkan rasa solidaritas dan kebersamaan di antara mereka.

 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved