Banjir di Pesisir Selatan

Jembatan Putus dan Jalan Terban, 2 Kampung di Batang Kapas Pesisir Selatan Terisolasi

Kampung Bungo Tanjung yang berada di seberang Batang (Sungai) Timpatiah terisolasi karena jambatan gantung satu-satunya menuju daerah itu putus kare..

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Fuadi Zikri
Salah seorang warga bergantungan di jembatan lama yang menghubungkan Kampung Bungo Tanjung dengan kampung seberang. Jembatan baru yang berada di sebelahnya putus diterjang banjir bandang pada Kamis (7/3/2024) malam. 

TRIBUNPADANG.COM, PESISIR SELATAN - Dua kampung di Nagari Taratak Timpatih, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan terisolasi usai akses jalan satu-satunya putus.

Kampung Bungo Tanjung yang berada di seberang Batang (Sungai) Timpatiah terisolasi karena jambatan gantung satu-satunya menuju daerah itu putus.

Kemudian Kampung Limau Hantu terisolasi karena jalan satu-satunya menuju kampung tersebut amblas terkikis air.

Nagari Taratak Timpatih diterjang banjir bandang pada Kamis (7/3/2024) malam. Banjir menerjang perkampungan dua kali, sekitar pukul 18.00 WIB dan 20.00 WIB.

Wandi (31), warga setempat mengatakan, peristiwa jembatan putus dan jalan amblas tersebut terjadi sekitar pukul 20.00 WIB.

Jembatan putus setelah air yang membawa batang pohon berukuran besar dan berbagai macam sampah dari hulu menghantam badan jembatan.

Sementara, jalan menuju Limau Hantu terban karena terkikis air sungai yang di sana merupakan belokan aliran sungai dan terdapat lorong air yang dibangun dengan beton.

Baca juga: Cerita Raulis dan Zulbaidah Hadapi Banjir Bandang yang Hancurkan Rumah, 2 Malam Tanpa Penerangan

"Air dari hulu itu datang sangat kencang, bergelombang-gelombang. Di sini (pemukiman) airnya sampai sedada (sekitar satu meter lebih)," kata Wandi kepada TribunPadang.com, Minggu (10/9/2024) siang.

Dia mengatakan, di Limau Sundai setidaknya terdapat dua puluh rumah dan dihuni sekitar 40 kepala keluarga (KK).

Sementara di Bungo Tanjuang lebih dari 50 rumah warga dengan jumlah KK lebih dari 100.

Wandi bilang, di Bungo Tanjuang juga terdapat satu sekolah dasar (SD) dan satu musala. Jembatan ini juga menjadi akses warga menuju ladang.

Dari Pantauan TribunPadang.com, jembatan penghubung dua kampung ini putus dari panggal. Badan jembatan yang masih terikat kabel sling baja tersangkut di pinggir sungai.

Warga Bungo Tanjuang menggunakan jembatan lama yang kini tidak ada lantai untuk menyeberangi sungai. Mereka meniti tulang jembatan sembari berpegangan ke pagarnya.

Sebagian warga juga terlihat menyeberangi sambil berenang dengan menggunakan benen.

Sementara itu warga Limau Hantu menyusuri pinggiran bukit untuk sampai ke rumahnya. Sedangkan untuk kendaraan tidak bisa lewat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved