Banjir di Pesisir Selatan
Cerita Raulis dan Zulbaidah Hadapi Banjir Bandang yang Hancurkan Rumah, 2 Malam Tanpa Penerangan
Raulis (74) dan Zulbaidah (65) berusaha memegangi tiang dapur rumahnya agar tidak hanyut terbawa air bah.
Penulis: Fuadi Zikri | Editor: Mona Triana
Raulis dan Zulbaidah mengatakan, selama tiga hari mereka tidur tanpa penerangan. Listrik baru menyala pada Sabtu malam.
"Semua mati di sini, listrik, air, jaring telepon, mati semua, mulai hidup ini Sabtu malam itu," ujarnya.
Kampung Limau Hantu saat ini juga dalam keadaan terisolasi. Akses jalan satu-satunya menuju daerah ini putus dan tidak bisa dilewati.
Warga hanya bisa lewat di pinggir-pinggir bukit karena jalan yang biasanya terban terkikis arus sungai hingga habis tak bersisa.
Sepanjang jalan kampung, sampah-sampah menumpuk. Pasir dan lumpur menimbulkan badan jalan. Air sisa banjir masih menggenang.
Raulis dan Zulbaidah bukan satu-satunya warga yang terdampak banjir. Di kampung ini setidaknya ada 15 rumah lainnya yang terdampak.
Untuk kebutuhan makan, warga masih bisa membeli di warung luar kampung dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer. Biasanya bisa dengan kendaraan.
"Sampai sekarang belum ada satupun bantuan pemerintah sampai di sini," kata Raulis dan Zulbaidah senada. (*)
Banjir di Pesisir Selatan
Sumatera Barat
Longsor di Pesisir Selatan
cerita korban bandang di Pesisir Selatan
Banjir Setinggi Lutut Landa Kampung Lubuk Sarik Pessel Sumbar, Warga Mulai Bersihkan Sisa Air |
![]() |
---|
Banjir Malam Hari di Pesisir Selatan Sumbar: 345 Rumah Terendam, 1.000 Jiwa Terdampak |
![]() |
---|
Diguyur Hujan Lebat Sejak Sore, Nagari Kambang Utara Pesisir Selatan Sumbar Diterjang Banjir |
![]() |
---|
101 KK di Pelangai Gadang Pesisir Selatan Terdampak Banjir, Material Kayu dan Lumpur Berserakan |
![]() |
---|
Satu Ekskavator Dikerahkan Bersihkan Material Banjir di Nagari Pelangai Gadang Pesisir Selatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.