Pemilu 2024

Anies Unggul di Sumbar, Pengamat Nilai Ketokohan Prabowo Memudar karena Branding Gemoy

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan diprediksi meraup suara terbanyak di Sumatera Barat (Sumbar) pada Pilpres 2024.

|
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Rahmadi
istimewa
Lusi Puspika Sari, M.IP, Dosen Departemen Ilmu Politik Fisip Universitas Andalas. Lusi bilang penyebab ketokohan Prabowo turun karena branding gemoy yang disematkan ke Prabowo. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan diprediksi meraup suara terbanyak di Sumatera Barat (Sumbar) pada Pilpres 2024.

Sejumlah lembaga survei yang menyelenggarakan hitung cepat (quick count) Pilpres menyatakan Anies unggul di Sumbar, termasuk dari hitung cepat dari internal TKD Prabowo-Gibran Sumbar. 

Padahal dua penyelenggaraan Pilpres sebelumnya Prabowo Subianto menang telak atas presiden Joko Widodo.

Lusi Puspika Sari, Pengamat politik dari Universitas Andalas membeberkan sejumlah faktor penyebab turunnya suara Prabowo di Sumbar.

Menurut Lusi, ketokohan Prabowo pada edisi Pilpres kali ini menurun. Penyebabnya ialah branding gemoy yang disematkan ke Prabowo.

Baca juga: 11 Caleg DPRD Sumbar 2024 Dapil 6 yang Unggul Versi Real Count KPU, Adik Bupati Dharmasraya Teratas

Prabowo Subianto bersama Ketua DPRD Prov Sumbar Supardi sesaat tiba di Bandara International Minang dalam memenuhi beberapa agenda kunjungan selama dua hari, Sabtu-Minggu (29-30/4/2023) di Sumatera Barat (Sumbar).
Prabowo Subianto bersama Ketua DPRD Prov Sumbar Supardi sesaat tiba di Bandara International Minang dalam memenuhi beberapa agenda kunjungan selama dua hari, Sabtu-Minggu (29-30/4/2023) di Sumatera Barat (Sumbar). (IST)

Padahal, selama ini sisi ketokohan Prabowo ialah sosoknya yang tegas, disiplin, patuh aturan dan berlatar belakang prajurit.

Hal itulah yang menurutnya menjadi salah satu penyebab pemilih di Sumbar beralih ke Anies Baswedan.

Lusi bilang, perilaku memilih masyarakat Sumbar erat kaitannya dengan unsur 3T, yakni takah (karismatik), tageh (pekerja) dan tokoh (ketokohan).

"Ketika dikaitkan dengan penelitian soal tokoh, Prabowo menurun pada ketokohannya, branding-nya gemoy, kelucuan, sementara masyarakat Sumbar melihat ketokohan," kata Lusi kepada TribunPadang.com, Senin (19/2/2024).

Sementara itu, Anies Baswedan muncul sebagai sosok yang punya ketokohan. Eks Gubernur DKI Jakarta itu dinilai punya rekam jejak dalam kinerjanya. Begitu juga Anies dinilai dekat dengan masyarakat Sumbar sebagai tokoh yang agamais.

Baca juga: Satu TPS di Kota Pariaman Berpotensi Pemungutan Suara Ulang, Ada Pemilih Tak Terdaftar Ikut Nyoblos

Isu agama kerap bertebaran di masyarakat, utamanya di media sosial, sedikit banyaknya mempengaruhi pilihan dan menjatuhkan hati masyarakat ke Anies Baswedan.

Apalagi, kata Lusi, Anies juga didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mana cukup mendapat tempat di ekosistem politik di Sumbar.

Ia melanjutkan, faktor lain yang mempengaruhi suara Prabowo merosot di Sumbar ialah karena kekecewaan pemilih, sejak capres nomor urut 2 itu bergabung dengan kabinet Presiden Jokowi.

Faktor ini dinilai juga mempengaruhi, semenjak Prabowo gabung ke kabinet dan menjadi menteri, itu bisa dikatakan banyak pendukung yang kecewa. 

"Fenomena pada Pilpres 2019, Prabowo bilang pemilu curang, banyak yang membela Prabowo, demo dan segala macam, bahkan ada yang meninggal, namun selang beberapa waktu Prabowo gabung dengan Jokowi. Tentu hal ini membuat pilu pemilih Prabowo itu sendiri," katanya.

Baca juga: Hari H Coblosan Pemilu 2024 Berjalan Baik, PLN Sukses Amankan Pasokan Listrik Nasional

Calon Presiden RI Anies Baswedan saat akan melakukan ziarah ke makam syekh Burhanuddin Ulakan Padang Pariaman, Rabu (1/11/2023).
Calon Presiden RI Anies Baswedan saat akan melakukan ziarah ke makam syekh Burhanuddin Ulakan Padang Pariaman, Rabu (1/11/2023). (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Pengajar di Departemen Ilmu Politik FISIP Unand menilai, persandingan Prabowo dengan Gibran Rakabuming Raka juga menjadi faktor lainnya.

Gibran langsung diasosiasikan masyarakat dengan ayahnya; Presiden Jokowi yang pada Pilpres 2014 dan 2019 kalah telak dari Prabowo di Sumbar.

"Juga dipengaruhi oleh pandangan masyarakat ke Jokowi, sementara sekarang anaknya disandingkan dengan Prabowo, ditambah isu Gibran adalah anak prematur dalam politik yang mana pencalonannya diatur sebaik mungkin hingga lolosnya gugatan ke MK tentang syarat usia capres dan cawapres," ujar Lusi.

Dinamika politik pencalonan Gibran, menurutnya yang bak drama bagi sebagian pemilih. Sebagian anak muda seperti jenuh dengan drama politik yang disuguhkan, dari lawan menjadi kawan, maupun sebaliknya.

"Awam melihat itu yang tidak lumrah, tetapi di politik itu biasa saja. Ini kan soal kekuasaan," pungkasnya.

Baca juga: 7 Nama Caleg DPRD Kota Pariaman Raih Suara Terbanyak Dapil 1, Kader Partai Ummat Paling Unggul

Untuk diketahui, berdasarkan hitung cepat dari internal TKD Prabowo-Gibran dengan sampel masuk 93 persen, Anies unggul di Sumbar.

Ketua TKD Prabowo-Gibran Sumbar, Andre Rosiade membeberkan pasangan nomor urut 1 Anies-Muhaimin alias AMIN dicoblos sekitar 56,83 persen pemilih.

Sementara, pasangan Prabowo-Gibran di angka 39,2 persen. Sedangkan, pasangan lainnya Ganjar-Mahfud MD hanya diangka 3,96 persen.

Dilihat TribunPadang.com dari laman pemilu2024.kpu.go.id, hingga Senin (19/2/2024) pukul 13.00 WIB sudah 70,85 persen suara masuk, yakni 12.448 dari 17.569 TPS.

Dari update penghitungan KPU hingga pukul 13.00 WIB itu, Anies-Muhaimin unggul dengan angka 56,95 persen, Prabowo-Gibran 38,94 persen, dan Ganjar-Mahfud MD 4,11 persen.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved