Gunung Marapi Erupsi

Aktivitas Vulkanik Masih Tinggi, Status Gunung Marapi Tetap di Level III Siaga

Badan Geologi dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merilis hasil evaluasi aktivitas Gunung Marapi Sumatera Barat periode 8-15 Fe

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rahmadi
Dok. Pos PGA Bukittinggi
Visualisasi Gunung Marapi dari Pos PGA Bukittinggi, Senin (19/2/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Badan Geologi dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merilis hasil evaluasi aktivitas Gunung Marapi Sumatera Barat periode 8-15 Februari 2024.

Kepala Badan Geologi dan PVMBG, Hendra Gunawan menjelaskan berdasarkan pengamatan instrumental, kegempaan Gunung Marapi didominasi oleh gempa Hembusan.

"Rincian kegempaan selengkapnya adalah terekam 24 kali gempa Erupsi/Letusan, 255 kali gempa Hembusan, 3 kali gempa Low Frequency, 10 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 10 kali gempa Vulkanik Dangkal, 22 kali gempa Vulkanik Dalam, 11 kali gempa Tektonik Lokal, 12 kali gempa Tektonik Jauh, dan Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-2 mm (dominan 1 mm)," jelasnya, Senin (19/2/2024).

"Data grafik tiltmeter Stasiun Batupalano dalam satu minggu terakhir relatif meningkat baik pada sumbu tangensial maupun radial," sambungnya.

Menurut Hendra, sebagai upaya mitigasi, tingkat aktivitas Gunung Marapi telah dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung sejak tanggal 9 Januari 2024 pukul 18:00 WIB.

Baca juga: Gunung Marapi Kembali Erupsi Senin Pagi, Letusan Terekam 2 Kali

Pascaerupsi utama 3 Desember 2023, erupsi-erupsi berikutnya masih berlanjut dengan jumlah harian yang fluktuatif. Perkembangan aktivitas Gunung Marapi sampai 15 Februari 2024 adalah aktivitas erupsi terjadi kembali dari tanggal 5 Februari 2024.

Erupsi mengalami peningkatan hingga 10 Februari dan selanjutnya cenderung menurun. Gempa Letusan/Erupsi tertinggi pernah terekam 5 kali per hari pada tanggal 8 dan 10 Februari.

"Untuk gempa Hembusan terekam masih dengan kecenderungan. Meningkat dengan angka tertinggi 56 kali per hari pada tanggal 15 Februari. Gempa-gempa yang berkaitan dengan dorongan/tekanan magma dari kedalaman seperti gempa Low Frequency, Vulkanik Dangkal, dan Vulkanik Dalam masih terekam, dimana gempa Vulkanik Dalam masih cenderung mengalami peningkatan secara fluktuatif," jelasnya.

Gempa Hybrid/Fase Banyak yang berkaitan dengan pembentukan dan pertumbuhan kubah lava masih terekam namun dengan kecenderungan menurun. Gempa ini mulai terekam pada 24 Januari 2024.

Gempa Tektonik Lokal di sekitar Gunung Marapi masih aktif terjadi namun dengan kecenderungan menurun secara fluktuatif.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gunung Marapi Kembali Erupsi Rabu Pagi, Hari Ini 3 Kali Letusan

Baseline RSAM (Real Seismic Amplitude Measurement) masih berada di atas normal dan grafik tiltmeter relatif meningkat dengan fluktuasi tidak signifkan.

Setelah 26 Desember 2023, laju emisi (fluks) gas SO₂ dari satelit Sentinel memperlihatkan kecenderungan menurun secara fluktuatif. Terakhir terdeteksi oleh satelit sebesar 578 ton per hari pada tanggal 11 Februari 2024.

Berdasarkan evaluasi di atas pasokan magma dari kedalaman masih terindikasi. Oleh karena itu aktivitas Gunung Marapi saat ini dinilai masih tinggi dengan potensi/ancaman bahaya.

Jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi/ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi/Kawah Verbeek. Sedangkan untuk potensi/ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas/jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved