Hal itu diakui langsung oleh pengarahnya Endut Ahadiat yang benar-benar memahami segala kesulitan proses latihan. Mereka umumnya belum pada tahapan pengisian peran, serta belum pada tahapan memerankan menjadi peranan.
Akhasil, akibat yang hadir pada realitas pertunjukan menjadi datar dan belum menunjukan ruh dari isi pertunjukan.
Terlepas dari kurang terkelolanya daya artistik dari tampilan pertunjukan drama ini, ada hal yang patut diacungi jempol, yakni pembelajaran sastra Indonesia di FIB Universitas Bung Hatta Padang yang diarahkan Endut Ahadiat terhadap kearifan lokal dan apresiasinya pada karya drama Wisran Hadi.
Cara yang dilakukan pengarah (Endut Ahadiat), menunjukan konsistensi penanaman materi pembelajaran sastra Indonesia dengan konten-konten budaya adat lokal. Kerja keras Endut Ahadiat bersama para mahasiswa Sastra Indonesia di FIB UBH Padang, meskipun jumlah mahasiswanya tergolong sedikit, mereka tidak surut dengan daya semangat dan tetap bergairah mendalami kesusastraan Indonesia.
Melalui-variasi pembelajaran satra lewat penampilan drama, ini lebih menarik, semoga peminat Sastra Indonesia ke depan semakin bergairah dan tumbuh kembali dengan banyak peminat.(*/rel)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.