Citizen Journalism
Pertunjukan Dokter Gadungan: Ujian Resital Pemeranan, Program Studi Teater ISI Padang Panjang
PERTUNJUKAN teater “Dokter Gadungan” karya Moliere terjemahan Adi Krishna, di pentaskan di Teater Arena Mursal Esten ISI Padang Panjang pada 9 Januari
Pertunjukan “Dokter Gadungan” dalam realitas pentas dan jalannya alur cerita, saat pertunjukan 9 Januari 2024 malam di Teater Arena Mursal Esten, seolah jauh lakukan penyusupan kritisnya terhadap praktik kedokteran pada masa Moliere di Italy.
Judul naskah drama dan pertunjukannya, mencerminkan kebodohan dan kecerobohan dokter-dokter saat itu. Demikian juga arahan Sutradara Rosid btr, dalam arahan pengelolaan penyutradaraan berusaha memanfaatkan unsur komedi slapstick dan dialog cerdas.
Rosid sebagai sutradara dalam pengakuannya, ia melakukan pilihan penggunaan metode peran Commedia dell'arte, guna memberi kekhasan dan ekspresivitas pada karakter-karakter.
Proses penyutradaraan tersebut untuk memperkuat daya tarik pertunjukan malam itu. Ia menempatkan pemeranan tokoh Sganarelle, sebagai pusat kritik sosial dan sumber hiburan.
Yakni, guna menciptakan sebuah pertunjukan yang menghibur sekaligus memberikan pemahaman mendalam tentang kondisi kedokteran pada masa itu di Italia.
Namun dibalik itu semua, Rosid sebagai sutradara memiliki pandangan kritis dan kontektulitas. Menurut sutradara, kekiniannya dengan keadaan saat ini di Indonesia dapat dilihat di bidang profesi kerja gadungan.
Tipu menipu dan akal-akalan sudah menjadi suatu hal yang lumrah dibalik meja jabatan, banyak juga ditemukan mengenai pemalsuan title dan jabatan yang terus menerus dipolitisasi demi keuntungan sepihak.
Kenyataan semacam ini, menjadi momok dan berpengaruh atas masyarakat yang selalu menjadi target utama bagi mereka yang akan melancarkan kejahatan.
Visi sutradara dalam garapan “Dokter Gadungan”, yakni ingin menghadirkan bentuk kritik pada kepalsuan ( dalam hal ini title yang selalu jadi ukuran) lewat satir.
Pertunjukan “Dokter Gadungan” karya Moliere terjemahan Adi Krishna, dengan sutradara Rosid, lebih menarik dan menggelitik dibandingkan pertunjukan “Kematian Yang Direncanakan” karya August Strindberg terjemahan Joko Kurnain yang ditampilkan Debby Kurniawan Meha.(*)
MAN IC Padang Pariaman Menebar Harapan Jemput Masa Depan: Berakit-rakit ke Hulu, Berenang ke Tepian |
![]() |
---|
Kuliah Kerja Nyata: Program Mahasiswa di Indonesia Serupa, Bakti Siswa & Magang Industri di Malaysia |
![]() |
---|
Opini Ruang Kota Tanpa Asap: Car Free Day Antara Negara Serumpun Indonesia & Malaysia |
![]() |
---|
Opini Bahasa Melayu: Bila Percuma di Malaysia, Gratis di Indonesia |
![]() |
---|
UNP Pelatihan Emotional Spritual Question di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, Sumatera Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.