Citizen Journalism
Pertunjukan Dokter Gadungan: Ujian Resital Pemeranan, Program Studi Teater ISI Padang Panjang
PERTUNJUKAN teater “Dokter Gadungan” karya Moliere terjemahan Adi Krishna, di pentaskan di Teater Arena Mursal Esten ISI Padang Panjang pada 9 Januari
Oleh ; Tatang R. Macan, Pengamat seni pertunjukan, Praktisi teater, Perfomer, Sutradara teater, Dosen Seni Teater ISI Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar)
PERTUNJUKAN teater “Dokter Gadungan” karya Moliere terjemahan Adi Krishna, dipentaskan di Teater Arena Mursal Esten ISI Padang Panjang pada 9 Januari 2024, pukul; 20.00 WIB, yang lalu.
Pertunjukan “Dokter Gadungan” ; Sutradara Rosid btr, dengan menampilkan mahasiswa yang teruji M. Andreanda sebagai Sganarelle (Dokter Gadungan).
Pada malam perhelatan pertunjukan, cukup ramai dihadiri kurang lebih 200 orang apresiator dari program studi teater, program studi lainnya dilingkungan ISI Padang Panjang, serta mahasiswa magang dari Universitas Negeri Medan.
Meskipun kondisi kampus masih dalam situasi liburan semester, namun tidak menyurutkan niat apresiator untuk mengapresiasi penyajian pertunjukan malam itu.
Presentasi pertunjukan ujian resital pemeranan tersebut, dihadiri juga deretan dosen Prodi Seni teater seperti; Pandu Birowo, Wenhendri, Yuniarni, Desi Susanti, Tatang R. Macan, Firdaus, Darminta, Din Saadudin, Sulaiman Juned, Edy Suisno (Prodi Film & TV), serta Kaprodi Seni Teater itu sendiri yakni Dede Pramayoza.
Pertunjukan “Dokter Gadungan”, telah memecah kesunyian malam disekitar kota hujan Padang Panjang yang selalu berkabut. Malam tersebut menjadi hinggar binggar dengan gelak tawa apresitor, akibat ulah para penampil pertunjukan yang mampu memberi hiburan edukatif dari pementasan naskah drama karya Moliere.
Naskah drama dengan judul aslinya Le Medecine malgre lui (1666), kemudian diterjemahkan Adi Krishna menjadi “Dokter Gadungan” tahun 2005 di Sumatera Barat.
Konteks sosial kerja penterjemahan naskah yang dilakukan oleh Adi Krishna, sebenarnya dialamatkan sebagai sindiran terhadap situasi perjalanan birokrasi yang ada saat ia bekerja di lingkungan ISI Padang Panjang.
Pertunjukan “Dokter Gadungan” karya Moliere terjemahan Adi Krishna mengisahkan kekonyolan Sganarelle (diperankan M. Andreanda), seorang tukang kayu yang dipaksa menjadi dokter palsu oleh tuannya yaitu Valere (diperankan Ravi).
Saat putri Tuan Gorgibus (diperankan Alfian), Lucile (diperankan Rani), tiba-tiba sakit, Sganarelle bersama Sabine (diperankan Diky) dan Valere berusaha mencegah pernikahan Lucile dengan Villebrequen (diperankan Haris) yang kaya. Mereka merancang rencana agar Lucile bisa kabur dengan Valere.
Dalam kebingungan yang kocak yang dilakukan Sganarelle (M. Andreanda), karena pertunjukan hampir mirip mengikuti gaya komedi grup Srimulat (acara hiburan TV Swasta jadul di Indonesia).
Sganarelle pura-pura menjadi dokter dan berhasil meyakinkan Tuan Gorgibus untuk memindahkan Lucile ke ujung taman. Namun, kebohongan ini terbongkar ketika Tuan Gorgibus menemukan Sganarelle tanpa mengenakan pakaian jubah dokternya.
Sganarelle berusaha mengelak dari pertanyaan-pertanyaan Tuan Gorgibus, dengan berpura-pura sebagai saudara kembar dokter yang bernama Narcisscus.
Tampaknya Moliere sebagai pengarang naskah drama ini, ia memiliki pandangan serta adanya kecenderungan mengkritik kalangan atas khususnya lingkungan pejabat institusi yang biasa menjalankan praktek kinerja korup, penipuan, hingga pemalsuan title demi meraih suatu jabatan tertentu.
Pertunjukan “Dokter Gadungan” dalam realitas pentas dan jalannya alur cerita, saat pertunjukan 9 Januari 2024 malam di Teater Arena Mursal Esten, seolah jauh lakukan penyusupan kritisnya terhadap praktik kedokteran pada masa Moliere di Italy.
Judul naskah drama dan pertunjukannya, mencerminkan kebodohan dan kecerobohan dokter-dokter saat itu. Demikian juga arahan Sutradara Rosid btr, dalam arahan pengelolaan penyutradaraan berusaha memanfaatkan unsur komedi slapstick dan dialog cerdas.
Rosid sebagai sutradara dalam pengakuannya, ia melakukan pilihan penggunaan metode peran Commedia dell'arte, guna memberi kekhasan dan ekspresivitas pada karakter-karakter.
Proses penyutradaraan tersebut untuk memperkuat daya tarik pertunjukan malam itu. Ia menempatkan pemeranan tokoh Sganarelle, sebagai pusat kritik sosial dan sumber hiburan.
Yakni, guna menciptakan sebuah pertunjukan yang menghibur sekaligus memberikan pemahaman mendalam tentang kondisi kedokteran pada masa itu di Italia.
Namun dibalik itu semua, Rosid sebagai sutradara memiliki pandangan kritis dan kontektulitas. Menurut sutradara, kekiniannya dengan keadaan saat ini di Indonesia dapat dilihat di bidang profesi kerja gadungan.
Tipu menipu dan akal-akalan sudah menjadi suatu hal yang lumrah dibalik meja jabatan, banyak juga ditemukan mengenai pemalsuan title dan jabatan yang terus menerus dipolitisasi demi keuntungan sepihak.
Kenyataan semacam ini, menjadi momok dan berpengaruh atas masyarakat yang selalu menjadi target utama bagi mereka yang akan melancarkan kejahatan.
Visi sutradara dalam garapan “Dokter Gadungan”, yakni ingin menghadirkan bentuk kritik pada kepalsuan ( dalam hal ini title yang selalu jadi ukuran) lewat satir.
Pertunjukan “Dokter Gadungan” karya Moliere terjemahan Adi Krishna, dengan sutradara Rosid, lebih menarik dan menggelitik dibandingkan pertunjukan “Kematian Yang Direncanakan” karya August Strindberg terjemahan Joko Kurnain yang ditampilkan Debby Kurniawan Meha.(*)
MAN IC Padang Pariaman Menebar Harapan Jemput Masa Depan: Berakit-rakit ke Hulu, Berenang ke Tepian |
![]() |
---|
Kuliah Kerja Nyata: Program Mahasiswa di Indonesia Serupa, Bakti Siswa & Magang Industri di Malaysia |
![]() |
---|
Opini Ruang Kota Tanpa Asap: Car Free Day Antara Negara Serumpun Indonesia & Malaysia |
![]() |
---|
Opini Bahasa Melayu: Bila Percuma di Malaysia, Gratis di Indonesia |
![]() |
---|
UNP Pelatihan Emotional Spritual Question di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, Sumatera Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.