Kota Pariaman
Komunikasi Minim Antara Anak dan Ortu Jadi Penyebab Peningkatan Kekerasan Seksual di Pariaman
Ketua Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Pariaman, Fatmiyeti Kahar menyebut minimnya komunikasi antara orang tua dan anak menjadi penyebab pening..
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Ketua Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Pariaman, Fatmiyeti Kahar menyebut minimnya komunikasi antara orang tua dan anak menjadi penyebab peningkatan kekerasan seksual di daerah itu tahun ini.
Hal ini ia sampaikan mengingat dari total 35 kasus di daerah tersebut yang ditangani pihaknya, kebanyakan pelakunya adalah orang terdekat korban.
"Dari total kasus sebagian besar pelaku memang orang terdekat, seperti orang tua, saudara, guru ngaji dan tetangga korban," ujarnya, Kamis (21/12/2023).
Selain itu, pihaknya juga melihat bahwa kurangnya kepedulian lingkungan dan pondasi agama yang terus menipis.
Seluruh penyebab itu, membuat banyak korban kekerasan seksual tidak mendapat perhatian, sehingga mudah dipengaruhi oleh pelaku.
Melihat penyebab ini Fatmiyeti mengaku, pihaknya terus melakukan sosialisasi pada seluruh desa dan kelurahan di Kota Pariaman.
Sosialisasi itu dilakukan pada pemuka dan keluarga di masing-masing desa dan kelurahan.
Baca juga: Angka Kekerasan Seksual di Kota Pariaman Meningkat Tiga Kali Lipat 2023
Sebelumnya diberitakan, Ketua RPSA Pariaman Fatmiyeti Kahar mencatat ada peningkatan sebanyak tiga kali lipat kasus kekerasan seksual di Kota Pariaman selama tahun 2023.
Pihaknya mencatat ada sebanyak 35 laporan kasus kekerasan seksual yang ditangani pihaknya sepanjang 2023.
Jumlah ini meningkat drastis dari tahun sebelumnya yang berjumlah 11 kasus.
"Kasus terbanyak di tahun ini korbannya adalah anak di bawah umur sebanyak 30 kasus," ungkapnya, Rabu (20/12/2023).
Ia menilai peningkatan ini terjadi, karena banyak masyarakat yang sudah berani buka suara dan melapor.
Hal ini tidak terlepas dari adanya lembaga yang jelas dan penanganan yang tepat sasaran terhadap pelapor.
Kendati demikian Teta Sabar (sapaan akrabnya) masih meyakini ada lebih banyak kasus kekerasan seksual yang belum terungkap.
"Kasus kekerasan seksual ini seperti gunung es, yang terungkap masih bongkahan saja. Kami dorong semua korban agar buka suara agar bisa segera ditangani," ujarnya.
________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News
Pemko Pariaman Luncurkan 71 Koperasi Merah Putih, Warga Kini Bisa Lolos dari Jeratan Rentenir |
![]() |
---|
Pariaman Jadi Pusat Konservasi Penyu, 800 Tukik Dilepas ke Laut Sepanjang 2025 |
![]() |
---|
Pariaman Sahkan Perubahan APBD 2025, Proyek Pembangunan Segera Dijalankan |
![]() |
---|
Wagub Sumbar Nilai Lele dan Penyu Mampu Jaga Laju Ekonomi dan Konservasi di Pariaman |
![]() |
---|
Bantuan Seragam Gratis dari Pemko Pariaman, Ringankan Beban Orang Tua dan Pacu Ekonomi Lokal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.