Perundungan di Agam

Siswa SMP Korban Perundungan di Agam Sudah Sering Dapat Perlakuan Kasar Jauh Sebelum Viral

Siswa SMPN 6 Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat, korban perundungan ternyata sudah sering mendapat perlakuan kasar di sekolah jauh sebelum videonya vi

|
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
IG Matarakyat
Video memperlihatkan sekelompok siswa menggunakan seragam putih - biru, memukul dan memaki seorang siswa, Selasa (24/10/2023). Ibu korban menyebut kekerasan sudah sering didapatkan anaknya jauh sebelum viral. 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Siswa SMPN 6 Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat, korban perundungan ternyata sudah sering mendapat perlakuan kasar di sekolah jauh sebelum videonya viral.

Hal itu diungkap Ibu korban, Mirawati (38). Mirawati menyebut anaknya merupakan sosok pendiam, tidak ambil pusing dan menjauhi perkelahian.

"Jadi setelah adanya video viral itu, baru anak saya mengakui bahwa sudah sering mendapatkan perlakuan serupa," terangnya.

Menurut keterangan anaknya, perlakuan itu dilakukan oleh siswa lain secara bergantian.

Kendati demikian anaknya tetap tidak ambil pusing atau mengadu dan belajar seperti biasa.

Baca juga: Siswa SMP Korban Perundungan di Agam Pendarahan di Kepala hingga Infeksi Tenggorokan

Kemudian berkat adanya video viral beberapa waktu lalu semua terungkap.

"Jadi anak saya sempat takut juga pergi ke sekolah, tapi kami meyakinkannya untuk tetap belajar," jelasnya, Selasa (14/11/2023).

Terlebih sampai sekarang pelaku Perundungan tersebut masih tetap sekolah seperti biasa.

Mira menyebut pelaku hanya menandatangani surat perjanjian atas ulahnya.

Dalam perjanjian itu pelaku dilarang datang dan pulang sekolah sendirian (harus diantar jemput oleh orang tua).

Sebelumnya diberitakan, Orang tua korban Perundungan Siswa SMPN 6 Lubuk Basung yang videonya sempat viral beberapa waktu lalu, mengalami pendarahan pada bagian kepala.

Baca juga: Dilaporkan ke Polisi, Pelaku Perundungan Siswa SMP di Agam Tetap Sekolah Seperti Biasa

Ibu korban Mirawati (38) mengatakan, pasca mendapatkan perlakuan tersebut pihaknya langsung melakukan visum melalui izin dari pihak kepolisian.

Berdasarkan hasil visum itu, terdeteksi adanya pendarahan dalam di bagian belakang kepala anaknya.

"Akibat pendarahan itu, darah menggumpal dan menyebabkan infeksi di bagian tenggorakan dan hidung," jelasnya, Selasa (14/11/2023).

Sejak kejadian, siswa kelas dua tersebut rutin mendapat rawat jalan dan menjalani pemeriksaan.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved