Citizen Journalism
Bahasa dan Identitas Dapat Pengaruhi, Persepsi dalam Konteks Pribadi, Sosial - Budaya
bahasa bukan hanya kata-kata, tetapi juga jendela yang membuka pandangan dunia. Dalam bahasa kita, kita menemukan identitas kita, dan dalam identitas
Oleh Ike Revita, Penulis adalah Dosen Magister Linguistik FIB Unand
Sebuah bahasa bukan hanya kata-kata, tetapi juga jendela yang membuka pandangan dunia. Dalam bahasa kita, kita menemukan identitas kita, dan dalam identitas kita, kita menemukan kekuatan untuk memahami yang lain - Ike Revita
DALAM kehidupan manusia, bahasa dan identitas adalah satu dan sama. Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi, tetapi juga menunjukkan siapa kita, dari mana kita berasal, dan prinsip-prinsip yang kita anut.
Bahasa sangat memengaruhi identitas individu dan kelompok (Revita, 2023). Dalam artikel ini, kami akan berbicara tentang bagaimana bahasa memengaruhi identitas kita, baik secara pribadi maupun dalam konteks sosial dan budaya.
Bahasa yang kita gunakan setiap hari dapat menjadi ciri khas yang membedakan kita dari orang lain di tempat yang ramai. Ini adalah cara di mana kita berbagi pengalaman, mengungkapkan diri, dan membangun hubungan dengan orang lain.
Bahasa ibu, yang diajarkan oleh orang tua kita, seringkali merupakan bahasa yang paling akurat untuk menggambarkan identitas pribadi kita.
Ini adalah bahasa yang kita gunakan untuk berbicara tentang apa yang kita rasakan, apa yang kita impikan, dan apa yang telah kita alami. Bahasa ibu adalah ekspresi mendalam dari siapa seseorang sebenarnya.
Bahasa ibu juga dapat meningkatkan hubungan dan keakraban dengan orang-orang yang berbicara dalam bahasa ibu. Ini menguatkan identitas pribadi dan membentuk fondasi untuk hubungan yang kuat.
Dengan bahasa identitas budaya dapat tercermin (Chauika, 2008). Bahasa memainkan peran penting dalam menyebarkan pengetahuan, nilai, dan cerita budaya dari generasi ke generasi.
Sebagian besar kekayaan budaya diwariskan bersama dengan bahasa. Keberlanjutan identitas budaya dapat diancam oleh kehilangan bahasa.
Karena berbagai alasan, seperti urbanisasi, globalisasi, dan tekanan bahasa dominan, banyak bahasa terancam punah di seluruh dunia. Bahasa kehilangan sejarah dan budaya. Oleh karena itu, mempertahankan bahasa berarti mempertahankan identitas budaya.
Bahasa juga berperan dalam membentuk identitas sosial: seringkali kita mengidentifikasi diri kita dengan kelompok sosial tertentu berdasarkan bahasa yang kita gunakan.
Berbicara dalam bahasa daerah tertentu di komunitas tertentu, seperti Indonesia, bisa menjadi cara untuk merasa lebih dekat dengan komunitas tersebut dan merasa bagian dari komunitas tersebut.
Bahasa juga dapat menjadi sarana untuk membedakan orang atau sebaliknya dapat membantu orang masuk. Orang-orang yang berbicara bahasa minoritas atau berbeda sering dianggap diskriminatif dan stereotip.
Sebaliknya, berbicara dalam bahasa yang diterima masyarakat dapat meningkatkan peluang dalam pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan sosial (Revita, 2014).
MAN IC Padang Pariaman Menebar Harapan Jemput Masa Depan: Berakit-rakit ke Hulu, Berenang ke Tepian |
![]() |
---|
Kuliah Kerja Nyata: Program Mahasiswa di Indonesia Serupa, Bakti Siswa & Magang Industri di Malaysia |
![]() |
---|
Opini Ruang Kota Tanpa Asap: Car Free Day Antara Negara Serumpun Indonesia & Malaysia |
![]() |
---|
Opini Bahasa Melayu: Bila Percuma di Malaysia, Gratis di Indonesia |
![]() |
---|
UNP Pelatihan Emotional Spritual Question di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, Sumatera Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.