Citizen Journalism

Kata Tabu dan Isyarat Badan: Makna Percakapan, yang Kadangkala, Disalahartikan

KOMUNIKASI adalah satu kewajiban kepada semua hidupan sama ada manusia, hewan dan sebagainya. Tanpa komunikasi, kesepakatan dan persefahaman sesama ma

Editor: Emil Mahmud
tribunPadang.com/RimaKurniati
Ilustrasi: Sejumlah relawan menampilkan senam abjad Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) di Batang Arau Padang. 

Manakala komunikasi non-verbal melalui intonasi suara pula ialah berkenaan dengan tinggi atau rendahnya nada suara yang digunakan.

Komunikasi non-verbal yang hanya melalui bahasa tubuh dan intonasi suara ini haruslah diekspresikan dan dizahirkan dengan baik. Hal ini karena, sekiranya diekspresikan dengan kurang baik, komunikasi yang berlaku adalah tidak berkesan.

Hal ini bisa menjadikan pihak audiens menyalahertikan atau salah tafsir tentang apa yang ingin disampaikan oleh si penutur komunikasi non-verbal itu.

Misalnya, satu situasi apabila seseorang itu sedang berada dalam mood yang kurang baik, individu itu cenderung untuk mempamerkan ekspresi muka yang merengut atau cemberut.

Orang sekeliling akan salah anggap bahwa orang itu tidak suka atau ada masalah dengan orang itu, tetapi sebenarnya adalah sebaliknya.

Tidak cuma itu,  nada suara juga berperanan penting saat berkomunikasi. Apabila seseorang itu bercakap dengan nada tinggi, orang akan beranggapan bahwa dia sedang marah.

Akan tetapi perkara, yang betul adalah sebaliknya. Mungkin orang itu sedang bertegas dalam percakapannya namun disalahartikan sedang marah oleh orang yang mendengar.

Jelas bahwa komunikasi non-verbal ini memainkan peranan penting untuk berkomunikasi. Tidak dinafikan bahwa salah faham sering terjadi kerana komunikasi yang berlaku kurang berkesan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved