Masyarakat Air Bangis Demo

Bertahan Ikut Aksi Hari ke-5 di Kantor Gubernur, Warga Pasbar: Pulang pun Nasib Kami Tak Jelas

Warga Jorong Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Pasaman Barat (Pasbar) masih bertahan melakukan aksi di depan kantor Gube

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Rima Kurniati
Fitri (28) warga Jorong Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Pasaman Barat (Pasbar) yang masih bertahan ikut aksi di depan kantor Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Jumat (4/8/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Warga Jorong Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Pasaman Barat (Pasbar) masih bertahan melakukan aksi di depan kantor Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Jumat (4/8/2023)

Aksi ini ialah hari kelima sejak dimulai pada Senin (5/8/2023) di Jalan Sudirman, Kota Padang. Meskipun ada aksi, satu ruas jalan tetap dibuka.

Massa aksi berjalan kaki dari lokasi tempat mereka menginap di Masjid Raya Sumbar menuju Kantor Gubernur Sumbar.

Hingga pukul 17.20 WIB, ribuan masyarakat ini masih meminta agar Gubernur Sumbar menemui dan menyelesaikan persoalan lahan sesuai tuntutan yang mereka sampaikan sejak hari pertama.

Massa aksi ini tampak diikuti perempuan, namun anak-anak yang ikut aksi beberapa hari belakangan sudah berkurang.

Baca juga: Demo Hari ke-5 Warga Air Bangis Depan Kantor Gubernur Sumbar, Mahyeldi Tak Kunjung Keluar

bertahan melakukan aksi di depan kantor Gubernur Sumbar, Jumat (4/8/2023)
Warga Jorong Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Pasaman Barat (Pasbar) masih bertahan melakukan aksi di depan kantor Gubernur Sumbar, Jumat (4/8/2023)

"Pulang pun kami tidak ada gunanya, nasib kami tidak jelas, kami terus berjuang," ujar salah seorang warga Fitri (28) saat ditemui di sela-sela aksi.

Fitri mengaku tidak punya lahan sama sekali di Jorong Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis.

Ia hanya seorang buruh harian di negerinya. Ia ikut aksi agar mata pencariannya di negeri asal tetap bertahan dan berkelanjutan.

Fitri datang ke Padang bersama suami dan lima orang anaknya, termasuk satu orang yang masih delapan bulan. 

"Dulu lahan orang tua saya juga direbut orang, membuat saya tidak bisa melanjutkan sekolah dasar, maka sekarang saya tidak mau anak saya ikut merasakannya," ujar Fitri. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved