Unand Harapkan Penelitinya Lolos Beasiswa For Women in Science 2023, Terakhir 2006

L'Oreal dan UNESCO menggandeng Universitas Andalas (Unand) memberikan beasiswa penelitian khusus perempuan yang sudah atau sedang menempuh studi.

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Rima Kurniati
Sosialisasi program beasiswa penelitian khusus perempuan yang sudah atau sedang menempuh studi program S3 di Lantai 4 Gedung Rektorat Unand, Kamis (27/7/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- L'Oreal dan UNESCO menggandeng Universitas Andalas (Unand) memberikan beasiswa penelitian khusus perempuan yang sudah atau sedang menempuh studi program S3.

Program bernama L'Oreal-UNESCO For Women in Science 2023 ini bakal memberikan dana total Rp400 juta untuk empat orang peneliti di seluruh Indonesia. Syarat usia peneliti maksimal 40 tahun pada September 2023 nanti.

Kegiatan ini telah diselenggarakan secara global sejak 1988 dan pertama kali diluncurkan di Indonesia pada 2004. 

Hingga saat ini, 67 perempuan peneliti muda Indonesia telah berhasil meraih pendanaan dan lima di antaranya sukses di ajang yang sama di tingkat Internasional.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unand Uyung Gatot Syafrawi Dinata menyebut peneliti Unand terakhir mendapatkan beasiswa ini tahun 2006 lalu, yakni Prof Fatma Sri Wahyuni.

Baca juga: Pastikan Aman Pestisida, Dinas Pangan Cek Sampel Sayuran di Pasar Raya Kota Solok

"Sudah 17 tahun tidak ada peneliti Unand lolos program ini. Kita berharap kegiatan sosialisasi ini sekaligus memberikan pemahaman dan bekal untuk peneliti muda perempuan untuk bisa lolos," ujar Uyung usai sosialisasi program tersebut, Kamis (27/7/2023).

Uyung menyebut kebanyakan dosen, peneliti maupun mahasiswa di Unand ialah perempuan. Sehingga potensi menang beasiswa Program For Women in Science 2023 terbuka lebar.

Prof Fatma Sri Wahyuni menyebut keberhasilannya menjadi satu dari dua orang penerima beasiswa pada tahun 2006 berkat optimisme. Saat itu ia masih menata karir di Fakultas Farmasi Unand.

Dekan Fakultas Farmasi Unand ini menambahkan, saat itu ia mengajukan proposal penelitian tentang penggunaan bumbu masak, asam kandis sebagai obat anti kanker. Penelitian tersebut hingga kini masih dilakoninya.

"Penelitian haruslah original, kebaruan itu menjadi poin tinggi penilaian. Selain itu, kebermanfaatan bagi orang banyak," kata dosen akrab dipanggil Ayu. (*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved