Penas KTNA Padang

Penas Tani Nelayan di Padang, Kota Solok Pamerkan Kopi Payo yang Sudah Ada Sejak Zaman Belanda

Pemerintah Kota Solok pamerkan produk unggulan dalam kegiatan Penas Tani Nelayan XVI yang dilaksanakan di Lanud Sutan Sjahrir Padang

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Stand Kota Solok yang menampilkan produk unggulan saat Penas Petani Nelayan XVI , Senin (12/6/2023) 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pemerintah Kota Solok pamerkan produk unggulan dalam kegiatan Penas Tani Nelayan XVI yang dilaksanakan di Lanud Sutan Sjahrir Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (12/6/2023).

Pantauan TribunPadang.com terlihat pengunjung kegiatan Penas Tani Nelayan mencicipi rasa dari Kopi Payo yang merupakan salah satu produk unggulan yang ada di Stand Dinas Pertanian dan KTNA Kota Solok.

"Kota Solok menampilkan produk unggulan seperti Beras Solok yang rasanya enak, lembut, dan gurih. Selanjutnya Beras Anak Daro yang merupakan beras yang telah disertifikasi oleh Kementerian Pertanian dan memang hak patennya Kota Solok," kata Ketua Kontingen KTNA Kota Solok, Joni Hernedi.

Ia mengatakan, Beras Anak Daro telah telah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2018 silam. Karena Beras Anak Daro merupakan beras khusus.

"Selain beras, kita ada produk unggulan lainnya berupa Kopi Payo. Merupakan kopi yang ditanam sejak zaman penjajahan Belanda dan sampai sekarang masih diproduksi. Dimana produksinya semakin hari semakin baik," kata Joni Hernedi.

Baca juga: PLN Dukung Penas Tani Nelayan di Padang: Jamin Kelistrikan Handal, hingga Siagakan Personel 24 Jam

Produk unggulan yang ditampilkan oleh Kota Solok saat Penas Petani Nelayan XVI , Senin (12/6/2023)
Produk unggulan yang ditampilkan oleh Kota Solok saat Penas Petani Nelayan XVI , Senin (12/6/2023) (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Ia mengatakan, ada juga ditampilkan hasil produk pertanian berupa kunyit atau tanaman obat-obatan (biofarmaka) yang dibudidayakan secara luas oleh petani Kota Solok.

"Kunyit ini dibudidayakan di Rw 06 Payo, Kelurahan Tanah Garam, Kota Solok. Jadi kebanyakan petani di Payo lebih banyak menanam kunyit. Ini merupakan kunyit unggul yang ada di Indonesia menurut Kementerian Pertanian Republik Indonesia," katanya.

Terakhir, Kota Solok dikenal dengan keindahan bunganya dan banyaknya petani bunga krisan yang ditanam juga di kawasan Payo, Kota Solok.

"Karena Bunga Krisan tumbuh pada ketinggian 800 sampai dengan 1000 meter dari permukaan laut. Jadi kita membuat satu kawasan agrowisata, dan ditanami bunga krisan secara luas dan ditata sesuai dengan kondisi lahan sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung," ujarnya.

Joni Hernedi mengatakan bahwa harga beras dipatok Rp 18 ribu per kilogram dikarenakan sudah mendapatkan Indikasi Geografis, sehingga harganya tidak diatur oleh Kementerian Perdagangan.

Baca juga: Jokowi Batal Hadiri Penas Tani Nelayan di Padang, Politisi PDIP: Presiden Punya Skala Prioritas

"Sedangkan beras paling tinggi Rp 13.500 rupiah per kilogram, sedangkan beras kita merupakan beras khusus sehingga harganya tidak terbatas," kata Joni Hernedi.

Sedangkan untuk Kopi Payo jenis arabika dengan berat 250 gram dijual Rp 50 ribu. Selanjutnya untuk kunyit dijual Rp 30 ribu per kilogramnya.

"Khusus petani kunyit juga menjual daunnya, bisanya dipanen pada umur 6 bulan sampai 12 bulan. Sebanyak 12 hektar kunyit bisa menghasilkan 100 kilogram daun kunyit setiap minggunya," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved