Sambut Tahun Politik, JAPELIDI Bangun Ketahanan dan Partisipasi Pemuda dalam Literasi Digital

Menjelang Pemilu 2024, Jaringan Pegiat Literasi Digital (JAPELIDI) melaksanakan workshop untuk meningkatkan kemampuan literasi digital anak muda.

Editor: Mona Triana
ist
Sambut Tahun Politik, JAPELIDI Bangun Ketahanan dan Partisipasi Pemuda dalam Literasi Digital 

TRIBUNPADANG.COM - Menjelang Pemilu 2024, Jaringan Pegiat Literasi Digital (JAPELIDI) melaksanakan workshop untuk meningkatkan kemampuan literasi digital anak muda.

Acara yang diadakan di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat itu (8/5/2023) mengusung teman “Building Youth Resilience and Participation In Digital Literacy During the Political Year”.

Dosen Universitas Islam Bandung, Rita Gani menyebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan informasi yang valid.

Pertama, periksa kembali informasi yang diterima. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan periksa laman url dan situs yang menyebarkan informasi tersebut.

Baca juga: Belum Tahu Kapan Anaknya Pulang ke Indonesia, Dewi Murni Bersyukur Sudah Bisa Komunikasi

Selanjutnya lakukan perbandingan informasi yang disebarkan oleh media lain yang valid.

“Sangat memungkinkan pesan-pesan hoax lama dikemas kembali dan disebarkan ke masyarakat,” sebut Rita.

Media yang valid dan bisa dipercaya adalah media yang terverifikasi oleh Dewan Pers.

“Kita harus berhati-hati dengan fake account yang dapat menggiring informasi hoax. Selain itu, kita harus waspada dengan informasi clickbait yang tujuannya hanya untuk meningkatkan algoritma,” jelas Revi Marta, dosen Universitas Andalas.

Baca juga: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Unand Hadirkan, Linda Poernomo Beri Kuliah Umum: Simak Ulasannya

Selanjutnya, kenali ciri-ciri konten yang harus dilaporka. Dosen Universitas Andalas Vitania Yulia menyebut konten tersebut seperti yang membuat resah dan tidak sesuai dengan norma-norma, konten yang menjatuhkan secara personal, dan konten sensitif.

“Bila ditemui konten seperti ini, laporkan konten dengan mengirimkan email kepada Kominfo yang disertai dengan bukti-bukti yang valid,” kata Vita.

Dosen Universitas Bengkulu Lisa Adhrianti menambahkan berita yang diragukan kebenarannya harus disikapi dengan bijak.

Selalu saring sebelum sharing. Pahami apakah informasi tersebut sesuai fakta atau hanya opini.

Literasi media juga tak berhenti pada membaca informasi, tapi juga hingga membuat konten.

Baca juga: Pasca PPP Dukung Pencapresan Ganjar Pranowo, DPW PPP Sumbar Sebut Belum Komunikasi dengan PDIP

Untuk membuat konten yang kreatif, dosen Universitas Udayana Ni Made Ras Amanda pun memberi apresiasi kepada mahasiswa di kota Padang karena antusias dengan kegiatan workshop ini.

Ia berharap antusias mahasiswa ini dapat meningkatkan kompetensi dan kepedulian anak muda menjelang pemilu.

“Saya juga berharap anak muda dapat memberi warna-warna baru di tahun politik,” tambahnya.

Dengan adanya workshop ini, seluruh narasumber berharap agar para anak muda lebih bisa bersuara mengenai politik di dunia maya dan dapat memberikan dampak yang positif.

Ilmu tersebut bisa menjadikan peserta lebih sadar tentang penyebaran informasi dan dapat berpartisipasi dalam pemilu. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved