Ramadhan 2023

Demi Takjil Berbuka, Warga Batusangkar Sengaja ke Bukittinggi Hanya untuk Beli Kalikih Santan

Salah seorang pembeli, Sedki (38) mengaku sebagai pelanggan ubek tawa dan kalikih santan Badorai sejak beberapa tahun yang lalu.

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR
Sejumlah pembeli mesti mengantre di depan gerobak ubek tawa dan kalikih santan Badorai. 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Ubek tawa dan Kalikih santan Badorai menjadi salah satu takjil favorit di Pasa Pabukoan Belakang Balok, Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Diantara puluhan hingga ratusan lapak takjil di sana, Ubek tawa dan kalikih santan Badorai ialah salah satu yang paling diburu pembeli.

Salah seorang pembeli, Sedki (38) mengaku sebagai pelanggan ubek tawa dan kalikih santan Badorai sejak beberapa tahun yang lalu.

Saat ditemui TribunPadang.com pada Minggu (26/3/2023), Sedki, perempuan asal Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar itu sengaja singgah ke Bukittinggi hanya untuk membeli kalikih santan campur.

Untuk sajian berbuka puasa di rumahnya, ia membeli kalikih santan campur sebanyak enam porsi.

Baca juga: Menu Takjil Favorit di Bukittinggi: Ubek Tawa & Kalikih Santan Badorai, Ludes 500 Porsi per Hari

"Tadi saya dari Padang, mau pulang ke Batusangkar, tapi singgah dulu di Bukittinggi untuk membeli kalikih santan campur," ujar Sedki.

Katanya, kalikih santan campur menjadi minuman favoritnya sejak beberapa tahun terakhir.

Jika ke Bukittinggi, ia kerap singgah ke Belakang Balok Bukittinggi untuk sekedar menikmati minuman khas Sumatera Barat itu.

Menurutnya, kalikih santan campur Badorai itu sangat khas, dan tentunya lezat.

Baginya, kalikih santan Badorai ialah salah satu yang terenak, yang pernah ia cicipi.

Baca juga: Populer Padang: Warga Jondul Korban Banjir Bersihkan Lumpur dan Takjil Gratis di Masjid Al Hakim

"Rasanya lezat dan gurih, harganya juga ramah di kantong, rasanya beda dari yang lain," kata Sedki.

Sementara Alif (24) cukup menyesal baru pertama kali mencicipi kalikih santan campur itu

Padahal sebelumnya, ia sering hilir mudik di Belakang Balok, lokasi gerobak ubek tawa dan kalikih santan Badorai.

"Enak banget ternyata," kata Alif.

Pantauan TribunPadang.com pada Minggu (26/3/2023), sejumlah pembeli mesti mengantre di depan gerobak ubek tawa dan kalikih santan Badorai.

Baca juga: Masjid Al Hakim Padang Sediakan 400 Takjil dan Makanan untuk Berbuka Puasa Selama Ramadhan

Sejumlah warga tampak tak sabar menunggu antrean, menggambarkan ramainya penikmat minuman segar khas Sumbar itu.

Ubek tawa dan kalikih santan Badorai di Belakang Balok ini dapat ditemui di seberang kampus UNP Bukittinggi.

Minuman ini adalah salah satu rekomendasi takjil sehat pelepas dahaga.

Ubek tawa ialah minuman segar dari perasan daun cincau yang sudah mengental dan dibubuhi jeruk nipis dan pemanis alami.

Di Bukittinggi biasa disebut ubek tawa (obat pelepas dahaga) dan di daerah lain di Sumbar kerap disebut aia aka (air akar).

Baca juga: Berburu Takjil di Pasa Pabukoan RTH Imam Bonjol Padang, Warga Sebut Tak Sempat Masak di Rumah

Ubek Tawa dan Kalikih Santan Badorai, rekomendasi takjil favorit di Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Ubek Tawa dan Kalikih Santan Badorai, rekomendasi takjil favorit di Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). (TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR)

Sementara, kalikih santan atau pepaya santan ialah buah pepaya yang berkuah perasan santan.

Kedua minuman segar itu sangat cocok menjadi sajian saat berbuka puasa di Bulan Ramadan.

Ubek tawa dan kalikih santan Badorai memang menjadi salah satu favorit warga Bukittinggi di Bulan Ramadan.

Pedagang ubek tawa dan kalikih santan Badorai, Agus (43) mengatakan, ubek tawa ia jual dengan harga Rp 5 ribu per porsi, begitu juga dengan kalikih santan.

Selain kedua menu itu, ia juga mengkombinasikan keduanya, yakni kalikih santan campur.

Baca juga: Pasar Sawahlunto dan Pasar Sapan Jadi Pusat Takjil atau Pabukoan Selama Ramadhan 2023

Kalikih santan campur ialah paduan pepaya santan ditambah dengan agar daun kacang serta cincau dan susu kental manis.

Menu ini, kata Agus ialah yang paling favorit bagi pembeli, harganya hanya Rp 7 ribu perporsi.

Agus mengatakan Bulan Ramadan menjadi berkah tersendiri baginya.

Rata-rata setiap hari jajanannya laku sebanyak 400 hingga 500 porsi. Sementara di luar Ramadan bisa ludes sebanyak 250 hingga 300 porsi.

"Di luar Ramadan, biasanya ramai pada Senin dan Kamis," ujar Agus yang karib dipanggil Mak Dotor (dokter).(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved