Kota Bukittinggi
Pemko Bukittinggi Klaim Berhasil Tekan Laju Stunting, Dulu 19 Persen Kini Turun Jadi 16 Persen
Kepala DP3APPKB Bukittinggi, Nauli Handayani mengatakan, stunting tersebut telah menjadi isu dan perhatian tingkat nasional yang harus diantisipasi.
Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi berupaya keras untuk menurunkan angka stunting sejak 2022 lalu.
Diketahui, stunting adalah gagalnya pertumbuhan akibat kurangnya asupan gizi. Akibatnya bakal berdampak pada perkembangan otak, metabolisme dan pertumbuhan fisik anak.
Kepala DP3APPKB Bukittinggi, Nauli Handayani mengatakan, stunting tersebut telah menjadi isu dan perhatian tingkat nasional yang harus diantisipasi.
Antisipasinya, kata Nauli, harus dilakukan di seluruh daerah-daerah yang tersebar di Indonesia, tak terkecuali Kota Bukittinggi.
"Menurut WHO, stunting ini terjadi akibat kondisi ireversibel asupan nutrisi yang tidak kuat atau adanya infeksi berulang yang terjadi dalam 1000 HPK," kata Nauli, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Tak Hanya Dijuluki Kota Wisata, Bukittinggi Juga Punya Beras Khas, Lebih Wangi dan Bertekstur Lembut
Nauli mengatakan, sejak 2022 lalu Pemko Bukittinggi telah berupaya menekan laju stunting. Upaya yang dilakukan itu berupa intervensi dengan sasaran ibu hamil.
Lalu, intervensi sasaran ibu menyusui dan anak usia 0 hingga 6 bulan serta anak usia 6 sampai 24 bulan.
"Interverensi ini juga dilakukan kepada anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Intervensi gizi spesifik berkontribusi 30 persen," terang Nauli.
Hasil dari intervensi itu, kata Nauli, dapat dicatat dalam waktu relatif pendek atau intervensi spesifik bersifat jangka pendek.
"Kemudian dilakukan pula intervensi gizi sensitif berkontribusi 70 persen ditujukan melalui berbagai kegiatan di luar sektor kesehatan. Sasarannya masyarakat umum," kata Nauli.
Baca juga: Diduga Tabrak Lari, Polisi Buru Pengemudi yang Tewaskan 2 Orang di Lintas Payakumbuh-Bukittinggi
Nauli menjelaskan, pihaknya telah melakukan delapan aksi konvergensi dalam upaya pencegahan dan penurunan prevalensi stunting di Bukittinggi.
Upaya upaya tersebut, kata Nauli, ternyata membuahkan hasil positif. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 prevalensi Balita Stunted Kota Bukittinggi sebesar 19 persen dan pada Tahun 2022 turun menjadi 16,8 persen.(TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)
Baru Tiga Dapur MBG Beroperasi, Wali Kota Bukittinggi Akui Belum Cukup untuk Seluruh Siswa |
![]() |
---|
Pemko Bukittinggi Kaji Penerapan Sekolah Lima Hari, Tekankan Keseimbangan Belajar dan Agama |
![]() |
---|
Masyarakat di Lereng Gunung Marapi Sumbar Diminta Tingkatkan Kewaspadaan saat Hujan |
![]() |
---|
Camat Aur Birugo Tigo Baleh Bukittinggi Resmi Berganti, Kini Dijabat Hendra Eka Putra |
![]() |
---|
Wali Kota Bukittinggi Pastikan Pelajar SDN 08 Campago Ipuah Pindah Januari 2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.