Kabupaten Mentawai

Aman Laulau Wafat, Antropolog: Satu lagi 'Sumber Referensi Budaya Mentawai Hilang'

Pengajar di Jurusan Antropologi Sosial Universitas Andalas ini mengatakan, Aman Laulau dari Uma Salakirat ialah seorang Sikerei dari Buttui, dari ...

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
Dok. Rus Akbar
Tokoh adat dan kebudayaan Kepulauan Mentawai Aman Laulau dalam suatu momen. Aman Laulau meninggal dunia pada Senin (27/2/2023). 

Kala itu, maksud kedatangan Maskota ke Buttui ialah untuk meminta Aman Laulau menerima kedatangan seorang mahasiswa Antropologi Unand yang tengah mempelajari tentang primata endemik Siberut dan relasinya dengan orang Mentawai.

Tahun itu juga, Maskota membawa satu angkatan mahasiswa Antropologi Unand untuk kuliah lapangan Etnografi Mentawai.

"Saya ke Buttui ditemani oleh Bapak Jonas Salemurat yang memang menjadi narahubung saya dengan Orang Siberut sejak berpuluh tahun yang lalu," katanya.

Lanjut dia, Aman Laulau juga dikenal sebagai orang yang punya suara keras. Bagi orang yang mengenal dan sering berinteraksi dengan Aman Laulau menurutnya akan tahu karakter dan kekhasan Aman Laulau itu.

"Saat itu beliau minta maaf kepada saya kalau suara beliau memang keras, tetapi saya tidak marah. Itu ingat betul saya saat duduk di samping beliau di udenen (tempat duduk) yang ada di laibokat Uma (beranda Uma). Saya menitipkan Tresno (mahasiswa Antropologi Unand) kepada beliau saat itu," ujar Maskota.

Selanjutnya, Maskota semakin sering lagi bertemu dengan Aman Laulau karena beberapa kali kuliah lapangan Etnografi Mentawai, mahasiswa memilih lokasi di Buttui.

Dia pikir, semua mahasiswa Antropologi Sosial Unand yang kuliah lapangan di Buttui atau di Ugai dan Madobag akan kenal dengan Aman Laulau, meski menginap di bangunan Uma Aman Lepon (anaknya Aman Laulau).

Selama dia dan mahasiswa berada di Buttui, Aman Laulau selalu datang mengunjungi di Umanya Aman Lepon. "Saat ada mahasiswa yang sakit di Buttui beliau juga ikut membantu mengobatinya dengan 'cara Mentawai'," ungkap Maskota.

Sementara itu, Ketua Forum Mahasiswa Mentawai Sumatera Barat (Formma) Heronimus Eko Pintalius Zebua menuturkan, pertama kali ia berjumpa dengan Aman Laulau ialah saat menghadiri festival budaya Mentawai beberapa tahun yang lalu.

Namun, Heronimus merasa mengenali Aman Laulau sudah sejak lama, lantaran Aman Laulau acap kali muncul diberbagai platform media.

"Mengenal sosok beliau sudah lama, karena beliau artisnya Mentawai, sering nampak di spanduk di YouTube itu terkenal, paling sering muncul di media sosial. Wajahnya sangat familiar," kata Heronimus kepada TribunPadang.com, Selasa (28/2/2023) siang.

Adapun perjumpaan paling mengesankan bagi Heronimus dan anak muda Mentawai lainnya ialah saat Aman Laulau dan anaknya Aman Lepon berkunjung ke Sekretariat Formma di Kota Padang.

Saat itu, Aman Laulau, Aman Lepon dan Formma duduk bersama membahas sekelumit masalah di Mentawai dan tantangannya di kemudian hari.

"Pesan beliau (Aman Laulau) yang paling saya ingat ialah anak muda Mentawai harus menjaga kebudayaannya. Lalu beliau menjelaskan pentingnya menjaga hutan untuk kehidupan, karena hutan bisa menghidupi kita, dan pastinya tidak boleh dirusak. Ada keseimbangan antara alam dan manusia," ucap Heronimus.

Ketua Formma mengaku begitu terinsipirasi dengan ketokohan Aman Laulau. Ia melihat Aman Laulau sangat konsisten menjaga kebudayaan Mentawai.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved