Tekan Prevalensi Stunting, DAK Sebesar Rp4,2 Miliar dari BKKBN Mengalir ke Solok

TRIBUNPADANG.COM, SOLOK - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) menyerahkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp4,2 miliar kepada Pemkab Solok.

Uang tersebut nantinya akan digunakan untuk percepatan penanganan stunting di Kabupaten Solok.

Kepala BKKBN Perwakilan Sumbar, Fatmawati mengatakan, penyerahan DAK tersebut juga sebagai bentuk apresiasi atas capaian Kabupaten Solok dalam menangani kasus stunting.

Ia mengatakan, pada tahun 2022 lalu, Kabupaten Solok mampu menekan prevalensi stunting dari 40,1 persen menjadi 25,2 persen.

Selain menyerahkan DAK untuk penurunan angka Stunting, BKKBN juga memberikan penghargaan kepada Pemkab Solok.

Baca juga: Masuk Daerah Penurunan Stunting Terbaik di Indonesia, Kabupaten Solok Raih Penghargaan dari BKKBN RI

Baca juga: Lebih Rendah dari Target Nasional, Prevalensi Stunting Sawahlunto Capai 13,7 Persen di 2022

"Kabupaten Solok terpilih menjadi salah satu daerah terbaik dalam hal pelaksanaan audit kasus stunting secara nasional tahun 2022," kata Fatmawati.

Fatmawati mengatakan, kendati Provinsi Sumbar secara umum mengalami kenaikan prevalensi stunting sebesar 1,9 persen, tetapi penurunan drastis dapat dilakukan di Kabupaten Solok.

Pada tahun 2021, kata dia, prevalensi stunting di Sumbar sebesar 23,3 persen, naik menjadi 25,2 persen.

"Terbalik dengan data yang ada di Kabupaten Solok, dari hasil SSGI tahun 2021 angkanya 40,1 persen, dan mengalami penurunan drastis menjadi sebesar 24,2 persen pada tahun 2022. ini merupakan pencapaian yang luar biasa terhadap program stunting," kata Fatmawati. (*)