Penculikan Anak di Padang
Soal Siswi SDN 14 Gurun Laweh Ngarang Cerita Nyaris Diculik, Ini Kata Pengamat Psikososial UNP
Polisi memastikan kasus dugaan percobaan penculikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 14 Gurun Laweh Lubuk Begalung, Padang adalah berita bohong atau ...
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Polisi memastikan kasus dugaan percobaan penculikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 14 Gurun Laweh Lubuk Begalung, Padang adalah berita bohong atau hoaks.
Sang siswi kelas V SD tersebut berbohong dengan mengarang cerita seolah diculik dikarenakan terlambat dan takut dimarahi guru di sekolah.
Menanggapi perilaku berbohong siswi kelas V SD tersebut, Pengamat Psikososial Universitas Negeri Padang (UNP), Mardianto menyebut dalam psikologi, perilaku berbohong itu perilaku manusiawi yang dipelajari dari lingkungan.
"Anak-anak tadinya berbohong dalam rangka bermain-main. Sejak pra sekolah, anak itu kadang sudah berbohong, dalam psikologi melihatnya dalam fantasi dunia anak, mencampur aduk antar kenyataan dan khayalan, tujuannya untuk bercanda," ujar Mardianto, Selasa (31/1/2023)
Ia menambahkan seiring perkembangan usia, perilaku berbohong itu sebagai bentuk mekanisme mempertahankan diri dari lingkungan sosialnya, seperti dari hukuman, terbukti dari kasus siswa SD ini, dia berbohong supaya terhindar dari hukuman.
Baca juga: Polisi Pastikan Kasus Penculikan Anak di SDN 14 Padang Hoaks, Sebut Karang Cerita Takut Terlambat
Lanjutnya, seorang pendidik, orang tua dan orang dewasa di sekitar anak harus tahu kapan anak berbohong yang masih bisa ditoleransi dan kapan perilaku berbohong yang tidak bisa ditoleransi
Mardianto mengatakan perilaku siswi kelas V SD ini termasuk berbohong yang tidak bisa ditoleransi karena perilaku berbohong yang dilakukannya menimbulkan hal-hal buruk lainnya, seperti meresahkan masyarakat.
"Maka sebagai orang tua, guru, perlu menjelaskan pada anak bahwa perilakunya ini tidak baik. Karena bisa saja dilakukan sampai besar," ujarnya.
Ia mengatakan, orang tua, guru perlu menyampaikan ke anak bahwa perilaku berbohong yang dilakukan bisa menjadi kebiasaan yang buruk dan berdampak buruk bagi masa depan anak.
Mardianto mengatakan, perilaku berbohong pada anak tidak lepas dari parenting atau pendidikan anak di rumah dan juga dipengaruhi lingkungannya seperti media sosial.
Baca juga: Kasus Penculikan Anak di Solok Simpang Siur, AKBP Apri Wibowo: Mungkin Bolos Sekolah
"Tentu kita bertanya-tanya dari mana ide dia berbohong itu, tentunya tidak lepas dari konsumsi yang selama ini dilakukan baik di lingkungan maupun di Medsos yang dilihatnya," ujarnya. (TribunPadang.com/Rima Kurniati)
Polisi Tangkap 2 Terduga Pencuri Basi Rel KAI di Padang, Seorang Lainnya Buron |
![]() |
---|
Sempat Heboh jadi Korban Penculikan, Kapolresta Padang Beri Semangat Siswa SDN 14 Gurun Laweh |
![]() |
---|
Kunjungi Sekolah-Sekolah Pasca Heboh Isu Penculikan, Kapolresta Padang Jamin Keamanan Siswa |
![]() |
---|
Beredar Isu Penculikan di SDN 34 Simpang Haru, Kapolresta Padang Langsung Bantah |
![]() |
---|
Isu Penculikan Anak Tersebar Lagi di Kota Padang, Kali Ini di SDN 34 Simpang Haru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.