Gunung Marapi Erupsi

Ratusan Pendaki Ilegal Diduga Berada di Marapi saat Erupsi, BKSDA Sumbar: Kita Sanksi dan Blacklist

Pedagang di sekitar gunung menyebut ada sekira ratusan pendaki, tengah berada di Gunung Marapi sejak Kamis (5/1/2023) lalu.

Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Fuadi Zikri
Istimewa
Petugas Kantor SAR Padang menjemput para pendaki yang masih belum turun Gunung Marapi, Minggu (8/1/2023). Aktivitas pendakian Gunung Marapi di Sumatera Barat ditutup setelah erupsi sejak Sabtu (7/1/2023) pagi hari. 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Pedagang di sekitar gunung menyebut ada sekira ratusan pendaki, tengah berada di Gunung Marapi sejak Kamis (5/1/2023) lalu.

Informasi itu, tentunya jauh berbeda dengan data yang tercatat di pos registrasi resmi TWA Gunung Marapi di Jalur Proklamator tersebut.

Data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar), mencatat sebanyak 47 pendaki yang melakukan pendakian sejak Kamis dan Jumat kemarin.

Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono menyebut, jumlah 40 pendaki itu adalah yang terdata resmi dan mendaftar di posko menjelang menaiki gunung.

Menanggapi dengan adanya laporan ratusan pendaki yang berada di Gunung Marapi saat ini, Ardi menyebut, bakal melakukan pengecekan ke lapangan.

Baca juga: Gunung Marapi Erupsi 28 Kali Sejak Sabtu, 11 Kali Tergolong Berbahaya bagi Penerbangan

Lalu, jika benar ditemukan adanya pendaki ilegal serupa laporan pedagang itu, pihak BKSDA Sumbar bakal menyurati orang tua pendaki sebagai sanksi.

"Kita bakal menyurati pendaki ilegal itu, jika pendaki itu mahasiswa, kita bakal kirim surat ke universitasnya," ungkap Ardi.

Bahkan, kata Ardi, pihaknya bakal melakukan blacklist atau larangan untuk melakukan pendakian. Sebab, telah tidak mematuhi aturan dengan menjadi pendaki ilegal.

Diketahui, pada Sabtu (7/1/2023) pagi, telah terjadi erupsi di Gunung Marapi. Lalu, tercatat sekira 47 pendaki tengah berada di gunung tersebut.

Untuk itu, pihak BKSDA Sumbar, Basarnas hingga BPBD melakukan pemanggilan kepada puluhan pendaki yang diketahui masih berada di Gunung Marapi.

Baca juga: 13 Orang Masih di Cadas Gunung Marapi, Tim SAR Langsung Jemput Pendaki yang Belum Turun

Pemanggilan itu, dilakukan supaya para pendaki itu segera turun untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

Diberitakan sebelumnya, Tim SAR menjemput pendaki yang masih berada di kawasan Gunung Marapi, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (8/1/2023).

Aktivitas erupsi Gunung Marapi terpantau pada Sabtu (7/1/2023) sejak pagi hari.

Akibatnya para pendaki dan pengunjung dilarang untuk naik ke atas gunung, sedangkan yang sudah di atas diminta untuk segera turun.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Padang, Octavianto.

Baca juga: 5 Fakta Gunung Marapi di Sumatera Barat Erupsi saat Ada Puluhan Pendaki hingga Status Waspada

"Perkembangan operasi SAR bencana erupsi Gunung Marapi di Sumbar, telah memasuki hari ke-2," kata Octavianto.

Ia menyampaikan, perkembangan operasi SAR telah turun petugas bersama-sama untuk melakukan penjemputan terhadap pendaki yang masih di atas gunung.

"Basarnas dibantu oleh BKSDA, kemudian pengelola TWA Gunung Marapi, potensi SAR dan lainnya.

Hari ini telah melaksanakan penyisiran atau melaksanakan penjemputan kepada pendaki yang masih berada di sekitaran Gunung Marapi yang mengalami erupsi," kata Octavianto.

Kata dia, erupsi Gunung Marapi ini terjadi sejak Sabtu (7/1/2023).

Baca juga: Status Gunung Marapi Sumbar Pascaerupsi, Waspada Radius 3 Km dari Puncak

"Lokasi di jalur Proklamator. Tercatat ada 47 pendaki di atas, dan sebagian sudah turun ke bawah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," katanya.

Ia menyebutkan, sebanyak 30 orang pendaki telah turun sampai pagi hari ini, tiga orang akan turun, sedangkan sisanya 13 orang masih berada di Cadas Gunung Marapi.

"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, dan tim masih berupaya menempuh ke arah puncak atau Cadas. Kita dari tim SAR menuju lokasi dini hari tadi," pungkasnya. (TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)

 

 
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved