Gunung Marapi Erupsi

Gunung Marapi Erupsi 28 Kali Sejak Sabtu, 11 Kali Tergolong Berbahaya bagi Penerbangan

Erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat sudah terjadi 28 kali hingga Minggu (8/1/2023).

Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: afrizal
Dokumentasi PVMBG
Gunung Marapi Erupsi 2 kali pada pukul 06.11 WIB dan 09.44 WIB Sabtu (7/1/2023) 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat sudah terjadi 28 kali hingga Minggu (8/1/2023).

Gunung Marapi kembali erupsi sejak Sabtu (7/1/2023) pagi kemarin. 

Ketua Pos Pengamatan Marapi, Teguh Purnomo mengatakan, Sabtu (7/1/2023) tercatat jumlah erupsi mencapai 15 kali.

Lalu, pada Minggu (8/1/2023) per pukul 12.00 tadi, telah terhitung sebanyak 13 kali erupsi.

"Artinya, sejak pertama kali erupsi di 2023 ini, Gunung Marapi telah 28 kali (erupsinya)," kata Teguh saat dihubungi TribunPadang.com.

Sementara itu, Teguh menyebut, erupsi yang terekam di seismograf dan berbahaya bagi pesawat terbang itu, totalnya ada 11 kali.

"Data di website kami, dirilis hanya sebanyak 11 kali terjadi erupsi. Sebab, 11 kali itu yang berbahaya, khususnya untuk pesawat terbang," ungkap Teguh.

"Kalau total erupsi yang terjadi seluruhnya, baik itu hanya kecil hingga besar, berjumlah 28 kali sejak kemarin hingga per pukul 12.00 hari ini," tambah Teguh.

Diketahui, awal Gunung Marapi erupsi pada Sabtu (7/1/2023) itu, dimulai pada pukul 06.11 WIB.

Tinggi kolom abunya itu, kata Teguh, teramati kurang lebih setinggi 300 meter.

Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) mengalami erupsi hingga semburkan abu vulkanik Sabtu (7/1/2023) pagi.

Puluhan pendaki diketahui juga berada di puncak saat erupsi Gunung Marapi.

Merespons hal itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar memutuskan langsung menutup jalur pendakian ke puncak Gunung Marapi.

"Kita tutup dulu pendakiannya, penutupan mulai hari ini, " kata Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono, Sabtu (7/1/2023).

Ardi melanjutkan, penutupan dilakukan pada gunung sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Keputusan nantinya diambil berdasarkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Tim SAR Jemput Pendaki

Tim SAR menjemput pendaki yang masih berada di kawasan Gunung Marapi, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (8/1/2023).

Aktivitas erupsi Gunung Marapi terpantau pada Sabtu (7/1/2023) sejak pagi hari.

Akibatnya para pendaki dan pengunjung dilarang untuk naik ke atas gunung, sedangkan yang sudah di atas diminta untuk segera turun.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Padang, Octavianto.

"Perkembangan operasi SAR bencana erupsi Gunung Marapi di Sumbar, telah memasuki hari ke-2," kata Octavianto.

Baca juga: 5 Fakta Gunung Marapi di Sumatera Barat Erupsi saat Ada Puluhan Pendaki hingga Status Waspada

Ia menyampaikan, perkembangan operasi SAR telah turun petugas bersama-sama untuk melakukan penjemputan terhadap pendaki yang masih di atas gunung.

"Basarnas dibantu oleh BKSDA, kemudian pengelola TWA Gunung Marapi, potensi SAR dan lainnya.

Hari ini telah melaksanakan penyisiran atau melaksanakan penjemputan kepada pendaki yang masih berada di sekitaran Gunung Marapi yang mengalami erupsi," kata Octavianto.

Kata dia, erupsi Gunung Marapi ini terjadi sejak Sabtu (7/1/2023).

Oleh karena itu, petugas gabungan bersama-sama menjemput para pendaki agar turun.

Baca juga: Pasca Erupsi, 20 Pendaki Telah Turun dari Gunung Marapi, Kondisi Aman dan Tidak Ada Luka

"Lokasi di jalur Proklamator. Tercatat ada 47 pendaki di atas, dan sebagian sudah turun ke bawah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," katanya.

Ia menyebutkan, sebanyak 30 orang pendaki telah turun sampai pagi hari ini, tiga orang akan turun, sedangkan sisanya 13 orang masih berada di Cadas Gunung Marapi.

"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, dan tim masih berupaya menumpuh ke arah puncak atau Cadas. Kita dari tim SAR menuju lokasi dini hari tadi," pungkasnya.

Sejumlah fakta Gunung Marapi erupsi di Sumatera Barat

1. Ada 47 Pendaki Tercatat sedang mendaki saat Gunung Marapi erupsi

Pasca erupsi, puluhan pendaki masih terkonfirmasi berada di cadas gunung marapi Sumbar, Sabtu (7/1/2023).

Diketahui, jumlah pendaki resmi yang tercatat oleh BKSDA Sumbar, semula disebut 40 orang.

Namun, saat TribunPadang.com ke lokasi, diketahui bahwa jumlah sebenarnya 47 orang.

Total 47 pendaki itu, disampaikan oleh Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumbar, Eka Damayanti.

Ruangan PGA Marapi di Belakang Balok Bukittinggi, Teguh Purnomo bersama timnya tengah memantau perkembangan letupan erupsi di Gunung Merapi melalui servernya, Sabtu (7/1/2023).
Ruangan PGA Marapi di Belakang Balok Bukittinggi, Teguh Purnomo bersama timnya tengah memantau perkembangan letupan erupsi di Gunung Merapi melalui servernya, Sabtu (7/1/2023). (TRIBUNPADANG.COM/Alif Ilham Fajriadi)

Eka menyebut, bahwa 47 pendaki itu adalah dihitung dari pendaki yang naik di Kamis dan Jumat kemarin.

"Yang naik resmi itu, dan tercatat datanya sama kami, berjumlah 47 orang, naiknya dari Kamis dan Jumat," ungkap Eka, saat ditemui di TWA Marapi, Sumbar.

Eka mengatakan, dari 47 pendaki itu, 15 diantaranya telah terkonfirmasi turun, dan saat ini sudah tidak berada di Gunung Marapi lagi.

Selebihnya, kata Eka, diperkirakan sedang melakukan perjalanan turun dan kini berada di cadas.

Baca juga: Info Terkini: Erupsi di Gunung Marapi Sumbar Dinilai Masih Aman dan Tak Berdampak ke Pemukiman Warga

2. Sekitar 20 pendaki sudah turun

Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono mengatakan, kondisi dari para pendaki yang berada di Gunung Marapi saat erupsi itu dalam kondisi aman.

Ardi juga menyampaikan, sudah ada penambahan total pendaki yang turun. Kini, berjumlah 20 orang.

"Kondisinya aman, tidak ada luka lecet dan sebagainya," terang Ardi.

Sebelumnya diberitakan, erupsi di Gunung Marapi yang terjadi sejak pagi tadi, dinilai masih aman dan tak berbahaya untuk situasi di pemukiman warga sekitar.

Baca juga: Letupan Erupsi di Gunung Marapi Sumbar Bisa Bertambah, PGA Marapi Minta Tingkatkan Kewaspadaan

3. Erupsi tidak berdampak terhadap pemukiman

Ketua Pos Pengamatan Gunung Marapi, Teguh Purnomo kepada TribunPadang.com, menyebut, erupsi yang terjadi di Gunung Marapi saat ini, hanya berdampak untuk lokasi sekitar puncak Marapi saja.

Untuk itu, kata Teguh, peningkatan kewaspadaan harus dilakukan di 3 kilometer puncak Gunung Marapi.

"3 kilometer dari puncak itu, harus sudah steril, sebab sangat berbahaya dan harus waspada mengingat erupsi yang terjadi," kata Teguh, saat ditemui di kantornya di Belakang Balok, Bukittinggi.

Teguh menjelaskan, letupan erupsi yang terjadi itu, hingga kini belum berpengaruh atau berdampak kepada pemukiman di sekitar kaki Gunung Marapi.

4. Gunung Marapi masih berstatus waspada

Ketua Pos Pengamatan Gunung Marapi, Teguh Purnomo menuturkan Gunung Marapi sudah masuk status Waspada atau Level II.

Pihaknya bakal memantau kondisi terbaru terkait situasi di Gunung Marapi itu, apakah terjadi peningkatan status atau tidaknya.

Pemantauan yang dilakukan itu, menyangkut kapada kondisi gempa di lokasi sekitar, hingga peninjauan vulkaniknya.

"Apakah ada terjadi peningkatan atau tidaknya, lalu vulkaniknya dalam atau dangkal. Prakiraan itu belum bisa kita sebutnya, sebab masih terus pemantauan," ungkap Teguh.

5. Ada 6 kali letusan erupsi

Pos Pengamatan Gunung Marapi mencatat hingga kini telah terjadi 6 kali letusan erupsi di Marapi.

Informasi tersebut dikatakan Teguh kepada TribunPadang.com saat ditemui di Pos PGA Marapi, Belakang Balok, Bukittinggi, Sabtu (7/1/2023).

"Sejak pagi hingga kini, tercatat sudah 6 kali letupan erupsi di Gunung Marapi itu," kata Teguh.

Teguh menyampaikan, letupan erupsi pertama kali diketahui pada 06.11 pagi, lalu yang terakhir ini pada pukul 12.30 siang.

"Hingga kapan selesainya erupsi ini, kita belum bisa memprediksinya, saat ini hanya fokus untuk mengamati saja," ungkap Teguh.

Teguh menyebut, fenomena pada gunung berapi itu agak unik. Soalnya, sangat susah untuk diprediksi bagaimana kelanjutannya.

"Bacanya itu harus berdasarkan data, jadi kita ikuti saja perkembangan datanya selanjutnya, serupa meninjau dari segi kegempaan, tremornya juga mesti dilihat," terang Teguh. (*)

Informasi Gunung Marapi erupsi lainnya DI SINI

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved