Kabupaten Solok

Punya Meriam Tua, Rumah Gadang yang Terbakar di Solok Pernah Jadi Dapur Umum Masa Perang Revolusi

Ada dua musabab musnahnya Rumah Gadang, bangunan yang erat kaitannya dengan suku Minangkabau, khususnya di daerah darek (daerah ketinggian di ...

Penulis: Nandito Putra | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Nandito Putra
Rumah gadang yang terbakar di Cupak, Rabu (4/1/2023) punya sejarah panjang dan berusia ratusan tahun. Pernah jadi dapur umum di masa perang revolusi. 

Di halamannya terdapat sebuah tabuah atau beduk setengah terbakar yang dulunya digunakan untuk memberitahu keadaan darurat.

Semua sejarah seperti ranji, foto-foto lama, dan benda-benda pusaka yang ada di rumah gadang Datuak Cupak hangus tak bersisa.

Lampu gantung sebanyak enam buah yang berbahan perak, yang dibuat pada masa kolonial, juga ludes terbakar.

Kemudian juga ada dua unit meriam yang digunakan laskar pejuang untuk melawan belanda, yang sampai sekarang belum ditemukan lantaran tertimbun reruntuhan arang.

"Tidak ternilai berapa kerugiannya, semua benda peninggalan kaum tidak ada yang bisa diselamatkan," kata Yulia.

Kebakaran rumah gadang, bagi Yulia, dan mungkin oleh semua orang Minangkabau yang punya rumah gadang, adalah hal yang begitu memilukan.

Ada banyak memori kolektif tersimpan di rumah gadang. Seperti kenangan akan acara perkawinan, penyerahan gelar datuak dan yang terpenting, adalah tempat  di mana kehidupan dimulai.

Yulia tak tahu kapan rumah tersebut akan dibangun kembali. Yang jelas, membangun rumah gadang tak semudah membangun rumah biasa.

Butuh proses adat yang rumit dan biayanya tidak sedikit.

Sementara Lisda, sebagai anak pisang (status dalam sistem matrilineal yang diberikan kepada anak dari saudara laki-laki), tidak bisa menjawab.

Sementara itu, kemenakan Dasril, pemangku gelar Datuak Tan Mandaro saat ini, belum bisa berkata apa-apa.

Tatapan pria bertopi dengan badan agak kurus itu terlihat kosong. Ia berdiri tepar di depan beranda rumah gadangnya yang masih tersisa.

Bagi seorang Datuak sekaligus mamak kaum, keberadaan rumah gadang memiliki peranan penting.

Ia menolak dengan halus saat Tribunpadang.com memperkenalkan diri.

"Maaf, dik, saya sedang berduka," katanya. (TribunPadang.com/Nandito Putra)

Sumber: Tribun Padang
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved