Tambang Meledak di Sawahlunto

PT NAL Klaim Aktivitas Tambang Sesuai SOP, LBH Padang: Jika Sudah Jalankan SOP, Kenapa Bisa Meledak?

LBH Padang menduga, PT Nusa Alam Lestari (NAL) melakukan upaya cuci tangan atas ledakan tambang batu bara di Sawahlunto, Sumatera Barat

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Hafiz Ibnu Marsal
Kapolda Sumbar Irjen Suharyono meninjau langsung lokasi kecelakaan di lubang tambang batubara PT NAL Sawahlunto, Sumbar, Jumat (9/12/2022). 

Pengawas, katanya, keluar membawa hasil pengecekan bahwa saat itu kadar oksigen di lubang tambang di angka normal yaitu sebesar 20,7 persen. Sesuai standar, katanya, kadar oksigen minimal di angka 19,5 persen.

Baca juga: Tambang Meledak di Sawahlunto, LBH Padang Minta Pemerintah Bentuk Tim Independen untuk Investigasi

Lalu, karbondioksida juga tidak ditemukan di dalam tambang, yaitu diangka nol persen, begitu juga gas metan dan gas sulfur hidroksida yang disebut diangka nol persen.

"Maka dari itu, pengawas mempersilahkan pekerja untuk memasuki lubang tambang, karena kondisi sudah oke," ujar Dian kepada awak media, Selasa (13/12/2022).

14 orang kemudian masuk ke dua lubang tambang.

Pada Lori 1, lanjutnya dimasuki delapan orang pekerja, dan enam lainnya di lori 2.

Lalu, berselang waktu sepuluh hingga 12 menit, ledakan terjadi, sepuluh orang tewas karena tidak bisa menyelamatkan diri, sementara empat orang dari Lori 1 menderita luka karena sempat berupaya keluar dari lubang tambang.

Baca juga: Sudah Beroperasi Sejak 2006, Polisi Sebut Tambang yang Meledak di Sawahlunto Pernah Meledak 2016

Ia menjelaskan, secara ilmiah, penyebab ledakan ialah segitiga api, yaitu adanya unsur oksigen, pemicu, dan bahan bakar. "Tanpa pemicu, tanpa ada gas metan, tidak akan ada ledakan," kata dia.

Namun, Dian tidak bisa menjelaskan lebih rinci penyebab pasti insiden pada Jumat (9/12/2022) lalu. Kata dia, pihaknya akan melakukan investigasi internal, begitu juga investigasi dari inspektur tambang.

Dian Firdaus mengklaim bahwa semua aktivitas tambang pada hari sebelum kejadian sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.

"Mulai dari masuk ke dalam lubang sampai ke dalam lubang hingga pulang. Sebelum masuk lubang, pengawas lubang atau kelapa lubang, pada pagi hari mengecek pelaksanaan monitoring gas di tambang bawah tanah," ujar Dian.

Sebelum pekerja masuk lubang, lanjutnya, pengawas sudah mengecek kandungan gas dengan gas detector, yang selanjutnya melakukan pengecekan ke seluruh crone.

Setelahnya, kata dia, dilakukan pengecekan penyanggaan yang berupa penyangga kayu, yang dari pemasangan hingga finishing sudah dibuatkan langkah kerja cara pemasangannya.

Kemudian, juga ada SOP sistem ventilasi supply udara di tambang bawah tanah, kelistrikan tambang bawah tanah, pengairan, hingga pengangkutan batu bara dari tambang bawah tanah ke luar.

"Pekerja mesti mengetahui. Jika tidak, pekerja belum boleh masuk. Pengawas menyampaikan kepada pekerja dan mencatat di buku laporan," ujar dia.

Selanjutnya, pekerja masuk ke lubang tambang, dan sesuai SOP dilarang masuk sendirian, hingga kemudian masuk lubang ke crone kerja masing-masing.

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved