Kabupaten Agam

Cerita Warga Soal Jalan Berlubang di Agam, Lamban Direspon Pemerintah Walau Sering Makan Korban

Sejak zaman Presiden SBY, tak ada lagi perbaikan jalan di sana. Semakin hari jalanan berlubang terus bertambah dan berpotensi untuk kecelakaan

Penulis: alifIlhamfajriadi | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi
Penampakan kondisi jalanan rusak dan berlubang di Jorong Aur, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, Agam, Sumatera Barat, Senin (7/11/2022). Jalan tersebut menurut pengakuan warga sering mengakibatkan korban jatuh hingga meninggal dunia. 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Jalanan yang rusak dan berlubang tak jarang menjadi penyebab utama kecelakaan saat berkendara.

TribunPadang.com, menemui salah satu jalan rusak dan berlubang, di Jorong Aur, Nagari Koto Tangah, Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).

Berdasarkan pantauan TribunPadang.com, jalan di Jorong Aur itu, menjadi akses utama untuk beraktivitas warga. Aktivitas itu diantaranya pergi ke sekolah, bekerja atau ke pasar.

Terlihat di lokasi itu, jalan rusak berlubang hampir memenuhi seluruh badan jalan, lalu terdapat pula genangan air hingga kerikil berada di tengah jalan.

Saat TribunPadang.com lalui, ternyata jalan rusak dan berlubang itu sulit untuk dilewati dengan kecepatan sedang. Dan jika tak diperhatikan saat melewatinya, resiko untuk terjadinya kerusakan motor dan jatuh sangatlah tinggi.

Baca juga: Kondisi Terkini Jalan Berlubang di Koto Panjang Koto Tangah Padang, PUPR Lakukan Pengecoran

Tak jauh dari sekitar jalan rusak tersebut, terdapat salah satu kedai dan seseorang yang tengah duduk di sana. TribunPadang.com lalu bertemu dengan Adismar (72).

Adismar mengatakan, jalan yang rusak dan berlubang di Jorong Aur itu, sudah sangat lama, dan kondisinya tak pernah mulus sejak dulu.

"Jalan berlubang sangat sering ditemui di Tilatang Kamang ini, terutama di Jorong Aur," ungkap Adismar, selaku warga sekitar Jorong Aur, Nagari Koto Tangah itu.

Adismar menyebut, jalan rusak dan berlubang itu terkadang diperbaiki oleh pemuda sekitar.

Dan itu pun, kata Adismar, dengan modal iuran warga saja, dan mengerjakannya secara gotong royong.

Baca juga: Viral Video Jalan Berlubang Dekat Stasiun Bukit Putuih Teluk Bayur Padang, Pengendara Sering Jatuh

"Pemuda biasanya memperbaiki kalau ada hari-hari besar saja, misalnya seperti akan hari raya atau ada kegiatan kepemudaan," terang Adismar, pria yang memiliki hobi berburu itu.

Akibat dari jalan rusak dan berlubang itu, Adismar menuturkan, dalam sepengetahuan dan seingat dirinya saja, lebih dari 10 orang sudah pernah meninggal saat jatuh di lubang itu.

Lalu, untuk kecelakaan dan kerusakan kendaraan, kata Adismar, sudah tak ingat lagi, sebab sangat banyak dalam perkiraannya.

"Paling sering jatuh itu ibu-ibu, apalagi saat pagi hari, ketika mengantarkan anaknya sekolah, kadang mereka tak mampu melewati jalan berlubang itu, jadi jatuh," kata Adismar.

Adismar bercerita, sepengalaman dirinya sejak tinggal di Jorong Aur, Tilatang Kamang itu, jalan di sana dibuat saat zaman Soeharto menjadi Presiden Indonesia dulu.

Baca juga: Cerita Sri Mulyani Rampas Rp 1,2 Triliun dari PT Timor Putra Nasional (TPN) Milik Tommy Soeharto

Lalu, kata Adismar, baru dilakukan perbaikan lagi pada saat Susilo Bambang Yudhonoyono SBY menjabat sebagai Presiden Indonesia.

Lebih lanjut, kata Adismar, sejak saat itu hingga kini, tak ada lagi perbaikan jalan yang ia lihat. Semakin hari jalanan berlubang terus bertambah dan berpotensi untuk kecelakaan.

Kendati demikian, Adismar menuturkan, pemuda setempat tetap dengan semangat untuk tetap melakukan perbaikan jalan.

Walau terkadang, ketika mereka meminta uang di jalan, kata Adismar, ada yang mengira itu pungutan liar dan sebagainya.

Adismar sangat heran dengan hal tersebut, padahal, jika tidak pemuda sekitar yang berperan untuk memperbaiki jalan, lalu siapa lagi, sedang katanya, pemerintah tak pernah turun ke jalan.

Baca juga: Warga Sikucua Timur Padang Pariaman Gantungkan Harapan Perbaikan Jalan yang Amblas Sejak Tahun 2018

"Kalau pemerintah itu lama respons dan memperbaikinya, adapun diperbaiki, nanti dia bakal rusak lagi, dan harus diperbaiki lagi," terang Adismar.

"Seharusnya memperbaiki jalanan itu rutin dan ada pemeliharaannya," tambah Adismar.

Adismar menuturkan, saat ini masyarakat sekitar sudah biasa dan pasrah saja dengan kondisi jalanan yang rusak dan berlubang itu.

Kebanyakan masyarakat, kata Adismar, sudah banyak yang berpandangan, siapa pun yang menjabat, keadaan tetap sama saja, jalanan di sana tak pernah juga mulus.

"Masyarakat ini terserah saja lagi, siapa saja yang menjabat terserah saja, jalanan tetap seperti ini juga," pungkas Adismar. (TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)

Baca juga: Perbaikan Jalan di Lingkungan Kampus Unand Padang Telan Anggaran Rp 7,2 M, Rektor Sebut Pakai Beton

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved