PLN UIW Sumbar

Atasi Persoalan Sampah di Padang, PLN Kembangkan Usaha Budidaya Maggot BSF MinaGot Sumbar

Kelompok Usaha Budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF), MinaGot Sumbar merupakan kelompok usaha asal Kuranji Kota Padang yang peduli atasi sampah

Penulis: rilis biz | Editor: Rizka Desri Yusfita
IST
General Manager UIW Sumbar yang diwakili Manager PLN UP3 Padang Jeffri Husni , dalam sambutannya mengatakan TJSL PLN nantinya akan dioptimalkan untuk pengembangan usaha MinaGot Sumbar, diantaranya dengan pengadaan alat perlengkapan kerja budidaya maggot untuk lebih maksimal dan berdaya guna, (25/10/2022). 

TRIBUNPADANG.COM - Sampah merupakan masalah hampir di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia. Beragam upaya dilakukan oleh berbagai pihak untuk mengatasi debit penumpukan sampah limbah rumah tangga hingga industri daerah.

Di tengah pentingnya solusi mengatasi sampah, adalah Kelompok Usaha Budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF), MinaGot Sumbar, kelompok usaha asal Kecamatan Kuranji Kota Padang yang berinisiatif secara gerilya untuk mengatasi permasalahan sampah di daerahnya.

Kelompok usaha ini merupakan gerakan pengembangbiakan hingga penjualan dan pengemasan produk-produk maggot.

MinaGot Sumbar telah mengupayakan pengelolaan sampah organik tiga hingga empat tahun terakhir dengan menggunakan bibit maggot unggul, yaitu Maggot BSF.

Maggot BSF adalah sejenis ulat kepompong yang dapat hidup subur dengan mengkomsumsi limbah Sampah Organik Dapur (SOD), sampah sayur-sayuran, hingga limbah sampah organik lainnya.

Disampaikan Resti Rahayu, Ketua Pengelola MinaGot Sumbar, maggot yang berkembang biak dari mengkomsumsi sampah nantinya dapat digunakan untuk pakan ikan, pakan ternak, maupun burung.

Sementara sisa-sisa sampah yang tidak tidak termakan oleh maggot dapat diolah sebagai eco enzim.

Baca juga: Mudahkan Pelanggan Cek Tagihan Listrik, PLN Lengkapi PLN Mobile dengan Catat Meter Mandiri

 Resti Rahayu juga menambahkan budidaya maggot ini dapat mengolah 150 kg sampah organik setiap hari jika sumber daya mencukupi.

"Budidaya maggot berperan bak rantai makanan. Kami mengembangbiakkan ulatnya dengan mengkonsumsi sampah."

"Ulat dewasa kemudian menjadi kepompong, kepompong menjadi kumbang, kumbang akan bertelur dan telurnya kembali diulatkan untuk menjadi mengurai sampah."

"Hasil ulat atau maggot diolah menjadi makanan ternak, ikan, dan lain-lain. Kami juga membuat pupuk dan enzim. Jadi semuanya dalam budidaya ini bisa bermanfaat. Sampah dikelola menjadi berkah, dan tidak ada hasil sampah tambahan," jelas Rahayu.

Resti Rahayu yang juga Dosen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas (FMIPA Unand) pun menambahkan, Maggot sangat berkualitas jika digunakan untuk pakan ikan, ternal, maupun burung.

"Protein maggot lebih tinggi dari pelet biasa. Sudah teruji melalui penelitian, yaitu hingga 62 persen."

"Sedangkan pelet biasa hanya mengandung protein rata-rata 30 persen ," sampainya kemudian.

Mengapresiasi gerakan lingkungan oleh MinaGot Sumbar, PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumbar berinisiatif berikan bantuan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) sebesar Rp 93.575.000,- (Sembilan Puluh Tiga Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) untuk kelompok usaha ini.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved