Akibat Antre Mengular saat Isi BBM, Driver Online Ini Kehabisan Waktu, Tak Jarang Tolak Orderan

Lamanya waktu yang dihabiskan untuk mengantre BBM di SPBU, membuat Doni Akmal (29), seorang driver ojek online di Padang sering tolak orderan.

Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi
Antrean panjang pengendara motor di SPBU Bypass KM 10, depan Raja Minas, Rabu (5/10/2022). Doni Akmal, seorang pengendara ojek online mengeluh, karena lama mengantre, terpaksa tolak orderan masuk. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Antrean panjang di SPBU, membuat Doni Akmal (29), seorang driver ojek online di Padang sering tolak orderan.

Orderan terpaksa ditolak Doni Akmal karena bahan bakar kendaraannya tak cukup untuk mengantarnya.

“Pernah saya antre untuk isi bensin, sampai dua jam lebih. Beberapa orderan saya cancel, soalnya diterima pun minyak (bensin) ini juga tetap harus diisi,” katanya kepada TribunPadang.com, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Sejak Sepekan Terakhir, Antrean SPBU di Padang Mengular, Pembeli Pernah Menunggu hingga Dua Jam

Baca juga: Derita Tak Berujung Padagang Blok III Pasar Raya Padang, Dari Gempa 2009 Hingga Kenaikan Harga BBM

Doni bercerita, akibat antre yang panjang saat mengisi BBM itu, juga berdampak terhadap waktu harian ia bekerja sebagai driver online.

“Saya mulai menarik orderan itu dari pukul 09.00 WIB. Jika tak hujan atau lelah, bisa sampai malam,” ungkap Doni, saat mengantre di SPBU Bypass Kuranji depan Raja Minas.

Biasanya, Doni mampu mendapatkan penghasil sekira Rp170 ribu hingga Rp200 ribu kotor per hari. 

Namun sejak kenaikan harga BBM, Doni mengaku untuk Rp150 ribu per hari agak sulit.

“Mungkin akibat beberapa kali saya cancel orderan itu, akun saya jadi kurang diminati lagi oleh user, akibatnya jarang masuk orderan,” tutur Doni.

Alasan Doni untuk bertahan di antrean panjang pada setiap SPBU di Padang itu, disebabkan selisih harga di ketengan yang bisa menambah pengeluarannya.

“Kalau beli ketengan itu, anggap saja seliter selisihnya Rp3 ribuan, kalau kita beli banyak tentu selisihnya banyak juga,” kata Doni.

“Dengan selisih harga sebanyak itu, bagi saya yang masyarakat biasa ini sangat berdampak,” tambah Doni. (TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved