Derita Tak Berujung Padagang Blok III Pasar Raya Padang, Dari Gempa 2009 Hingga Kenaikan Harga BBM

Satu jam berada di kawasan Blok III Pasar Raya Padang sulit sekali untuk berpapasan dengan pembeli. Sejumlah kios sudah terkunci rapi dan yang masih..

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Kondisi kawasan Blok III Pasar Raya Padang, Terlihat pedagang, Rahmatsyah (54) dan Ana Wati (52) sedang berberes di kiosnya karena pembeli lengang. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Satu jam berada di kawasan Blok III Pasar Raya Padang sulit sekali untuk berpapasan dengan pembeli. Sejumlah kios sudah terkunci rapi dan yang masih buka sedang beres-beres untuk tutup.

Jalan dari parkiran hingga ke depan kios bagian dalam kawasan Blok III Pasar Raya Padang sore ini seperti jalan tol yang bebas hambatan.

Kondisi serupa ini kata seorang pedagang Blok III Pasar Raya Padang, Rahmatsyah, sudah terjadi sejak pagi hari.

Pria berusia 54 tahun ini mulai berjualan sejak pukul 01.00 WIB dini hari.

Baca juga: Suka Duka Yuska Ramadhan, Penyepuh Emas dan Perak di Pasar Raya Padang

Berjualan saat sejumlah orang masih tertidur lelap hingga menjalani rutinitas, Rahmat mengaku memang ada penurunan pemasukan beberapa waktu belakang.

Penurunannya sejalan dengan jumlah pembeli yang terus menurun .

"Pagi tadi sedikit ramai sih," kata pria yang menggantungkan kacamata di baju kaosnya.

Baca juga: Rusak Karena Gempa 2009, Pemko Padang Bangun Ulang Pasar Raya Fase VII, Anggaran Rp146 Miliar

Bagi pria yang sejak Sekolah Dasar (SD) tumbuh di kawasan Pasar Raya itu, penurunan pembeli ini sudah mulai terjadi setelah gempa magnitudo 7.6 melanda Kota Padang tahun 2009.

Sembari mengikat cabai merah giling di kiosnya, Amaik —sapaan akrab Rahmatsyah— mengurai sejumlah kenangan semasa kecil.

Sejak tahun 1980-an saat ia tumbuh besar di Pasar Raya Padang, sembari menemani ayahnya berjualan, kondisi pasar semasa itu sangat ramai.

Amaik kecil, waktu itu masih gemar mengitari pasar sepulang sekolah, hingga membuatnya tersesat.

"Jadi saya lupa dimana kios ayah saya," kata pria yang melanjutkan usaha ayahnya awal tahun 1990-an itu.

Keramaian semasa itu terangnya terus berkurang sewaktu gempa terjadi di Kota Padang tahun 2009.

Pasar Raya Padang memang ikut terdampak akibat gempa itu, hanya saja Pasar Inpres III —nama kawasan Blok III Pasar Raya Padang sekarang— bangunannya masih layak digunakan.

Hal itu setelah adanya uji kelayakan dari Universitas Andalas masa itu, namun pemerintah tetap bersikukuh untuk membongkar Pasar Inpres III.

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved