Terjadi Peningkatan Kasus DBD di 2022, Dinkes Sumbar Catat Ada 2.698 Kasus, 13 Orang Meninggal Dunia

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencatat sebanyak 2.698 kasus demam berdarah (DBD) terjadi selama 2022.

Penulis: Rahmadi | Editor: Mona Triana
istimewa
Ilustrasi: Waspada DBD, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencatat sebanyak 2.698 kasus demam berdarah (DBD) terjadi selama 2022. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencatat sebanyak 2.698 kasus demam berdarah (DBD) terjadi selama 2022.

Sebanyak 13 orang di antaranya meninggal dunia.

Kasi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Sumbar, Joni Iswanto mengatakan untuk pasien yang meninggal di tersebar di 10 kabupaten kota.

Pasien meninggal ada dunia akibat DBD yaitu, Padang Pariaman (1 orang), Payakumbuh (1 orang), Agam (2 orang), Kabupaten Solok (2 orang), Tanah datar (1 orang), dan Dharmasraya (1 orang).

Kemudian Padang Pariaman (1 orang), Lima Puluh Kota (1 orang), Sijunjung (1 orang), dan Pasaman Barat (2 orang).

"Kasus yang terbaru itu ada di Sijunjung meninggal satu orang, total semuanya 13 orang selama 2022," katanya di Padang, Kamis (29/9/2022).

Baca juga: Seorang Bayi Meninggal Akibat DBD, Kadinkes: Kabupaten Sijunjung Berstatus Kejadian Luar Biasa

Kemudian dari seluruh temuan, Kota Padang merupakan yang terbanyak yaitu 535 kasus, diikuti Pesisir Selatan 411 kasus, dan Tanah Datar 305 kasus.

Sementara temuan paling sedikit ada di Kabupaten Solok Selatan 19 kasus dan Limapuluh Kota 20 kasus.

Joni menyebut, jika dibandingkan tahun sebelumnya maka terjadi peningkatan.

Pada tahun 2021 terdapat sebanyak 529 kasus DBD.

Kemudian pada tahun lalu juga tidak terdapat adanya korban yang meninggal dunia akibat DBD.

Dia menyebut musim hujan sering memicu terjadinya DBD.

Hal itu juga terlihat adanya peningkatan di dua bulan terakhir ini.

Pada Agustus dilaporkan temuan 609 kasus dan Juli 553 kasus.

Sementara sebelumnya, pada Juni 401 kasus dan Mei 234 kasus.

"Dalam dua bulan terakhir ini meningkat karena memang siklusnya seperti itu, ada siklusnya yaitu meningkat setelah musim hujan, dan sekarang sedang musim hujan," katanya.

Menyikapi itu, Dinkes Sumbar berusaha melakukan upaya pencegahan terhadap DBD.

Baca juga: DBD Renggut Nyawa Seorang Bayi di Padangsibusuk Sijunjung, Warga Diminta Perhatikan Genangan Air

Penanganan dilakukan secara preventif, dimana di daerah yang sudah terdapat kasus positif DBD, akan dilakukan investigasi dan tempat pasien sakit harus dipastikan tempat bersarangnya nyamuk aedes yang menyebabkan DBD.

"Jika terbukti di daerah tersebut akar penyakitnya, maka kita menyarankan Dinkes setempat untuk melakukan fogging nyamuk," ujarnya.

Dia menyebutkan, ada sejumlah syarat melakukan fogging nyamuk. 

Di antaranya daerah tersebut harus ada yang sakit, kemudian dipastikan pada jarak 200 meter dari lokasinya apakah ada orang yang sakit lainnya. 

Jika ada, maka fogging bisa dilakukan, sebab kemungkinan besar nyamuk aedes berada disekitar wilayah tersebut.

"Kegiatan investigasi ini selalu kita lakukan setiap kali adanya laporan yang masuk terkait DBD, puskesmas setempat akan langsung turun untuk mencegah lebih cepat penyebaran penyakitnya," sebutnya

Dia berharap, bagi masyarakat yang mengalami gejala demam segera hubungi tenaga kesehatan terdekat.

Kemudian jika merasa memiliki gejala DBD segera melapor dan berobat ke puskesmas setempat. 

"Sehingga nantinya dapat dilakukan investigasi segera, untuk mengantisipasi penularan," katanya.

(TribunPadang.com/Rahmadi)

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved