Gempa Mentawai

Pasca Gempa Mentawai Berkekuatan M 6.1, Warga Sikabaluan Terus Bergerak ke Tempat Pengungsian

Warga Sikabaluan, Siberut Utara, Kepulauan Mentawai mengungsi pasca gempa M 6,1 mengguncang wilayah setempat, Minggu (11/9/2022) pagi

Penulis: Fuadi Zikri | Editor: Mona Triana
istimewa
Gempa Metnawai - Pasca Gempa M 6,1, Warga Sikabaluan Terus Bergerak ke Tempat Pengungsian, Minggu (11/9/2022) 

Laporan Reporter TribunPadang.com, Muhammad Fuadi Zikri

TRIBUNPADANG.COM, MENTAWAI - Warga Sikabaluan, Siberut Utara, Kepulauan Mentawai mengungsi pasca gempa berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang wilayah setempat, Minggu (11/9/2022) pagi.

Khalid Syaifullah, salah seorang penggiat bencana yang berada di lokasi mengatakan, hingga saat ini masyarakat masih terus bergerak ke titik pengungsian.

Dia menuturkan, warga yang tinggal tak jauh di bibir pantai meninggalkan rumah menuju bukit yang berjarak sekitar lima kilometer.

Baca juga: Petugas Tagana Sumbar Merasakan Getaran Gempa Mentawai saat Sedang Mengantarkan Bantuan ke Mentawai

Pengungsi ada yang berlari dari rumah ketempat pengungsian dan ada yang berkendara.

Mulai dari anak-anak hingga yang tua.

"Masyarakat bergerak ke tempat pengungsian ke arah Tamairang namanya, daerah perbukitan, ada sekitar 1.500 warga di sini," ujarnya kepada TribunPadang.com, Minggu pagi.

Dia menyebut gempa yang mengguncang di pagi buta mengagetkan warga Siberut, dan sempat menimbulkan kepanikan.

Baca juga: Gempa Mentawai, Dua Warga Siberut Barat Dilaporkan Luka-Luka, Tertimpa Kayu dan Jatuh saat Lari

Namun, kata dia, pasca gempa yang pernah mengguncang sebelumnya, warga cukup siap dan secara mandiri sudah bisa menyelamatkan diri.

"Saat gempa, masyarakat langsung sigap menyelamatkan diri," ucap dia.

Dilakukan Khalid, gempa di Sikabaluan dirasakan dua kali dengan kekuatan yang cukup besar dan beberapa gempa susulan kecil.

Bahkan, ia menyebut hingga saat ini ayunan gempa masih dirasakan di Sikabaluan.

"Pergerakan lempengnya masih terasa. Masih berayun. Serasa kita di atas kapal," tutup Khalid yang sama-sama mengungsi bersama masyarakat. 

Gempa Mentawai- Kepanikan melanda warga dan pasien yang berada di sekitar Puskesmas Betaet, Mentawai, Sumatera Barat setelah daerah tersebut diguncang gempa bumi magnituod 6,1 dan 5,4 Minggu (11/9/2022) pagi.
Gempa Mentawai- Kepanikan melanda warga dan pasien yang berada di sekitar Puskesmas Betaet, Mentawai, Sumatera Barat setelah daerah tersebut diguncang gempa bumi magnituod 6,1 dan 5,4 Minggu (11/9/2022) pagi. (Istimewa/Kalaksa BPBD Mentawai)

Dalam kejadian gempa selalu diikuti dengan skala MMI.

Skala MMI (Modified mercalli Intensity) adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa.

Skala MMI dibagi menjadi 12 berdasarkan informasi korban selamat dan kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi tersebut.

I MMI

Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.

II MMI

Getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.

III MMI

Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.

Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.

IV MMI

Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.

V MMI

Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI

Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.

Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.

VII MMI

Semua orang di rumah keluar.

Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.

Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.

Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.

VIII MMI

Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.

Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.

IX MMI

Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.

Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.

X MMI

Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

XI MMI

Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.

Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.

XII MMI

Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.

Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved