Kabupaten Sijunjung
Dispaperi Sijunjung Berikan Pelatihan Tematik, Tingkatkan Sumberdaya Petani Kembangkan Usaha
Dinas Pangan dan Perikanan (Dispaperi) Sijunjung, memberikan pelayanan bagi kelompok program Pekarangan Pangan Lestari (P2L)
Penulis: Hafiz Ibnu Marsal | Editor: Rizka Desri Yusfita
Laporan Reporter TribunPadang.com, Muhammad Hafiz Ibnu Marsal
TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG- Dinas Pangan dan Perikanan (Dispaperi) Sijunjung, memberikan pelayanan bagi kelompok program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) melalui pelatihan tematik sesuai dengan kebutuhan kelompok tersebut.
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan (Kabid KKP) Dispaperi Sijunjung, Ning Wisma menyebut, menjadi jawaban atas kebutuhan peningkatan sumberdaya petani dalam pengembangan usaha.
"Kami melakukan pelatihan ini yang tersebar di Kecamatan Koto VII, Sijunjung, Sumpur Kudus dan Lubuk Tarok, masing-masing kelompok melaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dengan pendampingan dan pemateri dari penyuluh pendamping yang bertugas pada Wilayah Binaan lokasi tersebut," ungkapnya, Selasa (30/8/2022).
Ia menambahkan, pelatihan itu dilaksanakan pada lokasi kelompok pelaksana program Pekarangan Pangan Lestari Tahun Anggaran 2022.
"Pemilihan materi terkait pembuatan pupuk dan pestisida organik adalah dengan mempertimbangkan akan keamanan pangan serta penurunan biaya produksi, agar usaha pemanfaatan pekarangan dan tanaman sela pada lokasi demplot memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat,” ujar Ning Wisma.
Baca juga: Kasus DBD di Sijunjung Meningkat, Bupati Sudah Keluarkan Surat Edaran, Sebelum Musim Penularan
Dikatakannya, untuk tema pelatihan tersebut kata Ning, bagaimana cara pembuatan kompos, pembuatan pestisida nabati, budidaya sayuran gambas, cabe, sayuran hijau dan lain lain.
Lanjutnya, penghematan biaya pembelian pupuk dan obat obatan menjadi salah satu solusi menjawab akan mahalnya harga pupuk dan pestisida saat ini.
“Sedangkan pengurangan aplikasi pupuk dan obat obatan kimia menjadi salah satu solusi dalam menurunkan residu pestisida yang terkandung dalam sayuran maupun mengurangi resiko ketidakamanan pangan yang akan dikonsumsi oleh masyarakat,” tutupnya. (*)