Kabupaten Sijunjung
Ratih Sumbang 3 Emas untuk Indonesia, Gadis Asal Sijunjung Ukir Prestasi di Kancah Internasional
SEJAUH ini keterbatasan kondisi fisik ternyata tidak menghalangi seseorang untuk bisa meraih prestasi. Bahkan, kesuksesan kerap kali datang dari orang
Diketahui, saat ini Ratih tinggal bersama ibunya yang bernama Arlina dan tiga orang adiknya di sebuah rumah yang terletak di Jorong Pudak, Nagari Sijunjung, Kecamatan Sijunjung.
Karena sang ibu berprofesi sebagai ibu rumahtangga, gadis yang akan berusia 23 tahun ini, menjadi tulang punggung bagi keluarga, termasuk untuk biaya pendidikan tiga orang adiknya.
Ia menjelaskan, uang bonus juara yang ia tabung tersebut juga ia bagi untuk diklat mandiri di Solo untuk persiapan Paralimpiade internasional dan untuk modal usaha dirinya, setelah nantinya tidak lagi menjadi atlet renang.
"Uang hasil bonus itu, saya gunakan untuk latihan mandiri di Solo untuk persiapan mengikuti Paralimpiade, karena langsung dilatih dengan pelatih saat ASEAN Para Games lalu," tutur Ratih.
Selain itu, alasan Ratih memilih untuk berlatih disana, dikarenakan fasilitasnya juga lengkap.
"Saya sudah bertekad untuk menjadi atlet renang profesional, untuk itu perlu keseriusan dan komitmen, termasuk dengan fasilitas olahraga yang lengkap," ucapnya.
Ratih mengaku, untuk menjaga performanya sebagai atlet, Ratih hanya berlatih sendiri di kolam renang yang ada di Kabupaten Sijunjung.
Ratih berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sijunjung maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar, perlu menghadirkan pusat pelatihan khusus untuk atlet, karena banyak bakat dari anak muda yang harus dikembangkan dengan pusat pelatihan itu.
Ratih berpesan kepada seluruh anak difabel diseluruh dearah, agar tidak mu dengan kondisi yang dideritanya.
"Sebelumnya memang sering diejek oleh teman sebaya, tetapi dengan semangat untuk membuktikan diri, saya berhasil membuktikan bahwa walaupun saya tidak pandai dalam hal akademik tetapi berprestasi dibidang olahraga," sebutnya.
"Untuk itu, kepada seluruh anak yang memiliki keterbatasan seperti saya, tidak perlu malu, karena setiap orang memiliki kelebihannya sendiri, tergantung kita yang harus berusaha menunjukkannya," lanjutnya.
Sementara, sang ibu Arlina, mengaku sangat bersyukur dengan apa yang telah ditorehkan oleh anak gadisnya itu.
"Ratih sangat membanggakan keluarga, saya sebagai seorang ibu sangat mendukung seluruh kegiatan yang dilakukannya," tutur Arlina.
Arlina bercerita, dahulu sebelum Ratih menjadi atlet, ekonomi keluarganya cukup sulit.
"Rumah kami sebelumnya hanya beralaskan tanah, berdinding kayu dan loteng banyak yang bocor. Barulah setelah ada hadiah yang diterima Ratih, kami baru mampu membuat rumah yang layak untuk ditempati seperti saat sekarang," terangnya.
