Berita Populer Sumbar
Berita Populer Sumbar: Sekilas Sejarah Tabuik Pariaman dan Struktur Tabuik Pangkek Ateh dan Bawah
Simak berikut ini berita Populer Sumbar yang telah tayang selama 24 jam terakhir di TribunPadang.com.
"Buraq pembawa peti tersebutlah yang dinamakan Tabuik," terangnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, Tabuik bagi masyarakat Pariaman merupakan sebuah budaya untuk penunjang pariwisata.
Dalam pelaksanaannya sebelum Hoyak Tabuik dimulai, masing-masing rumah Tabuik menyiapkan sebuah tempat persegi empat dan dilingkari dengan bambu.
Di dalamnya diberi tanda sebagai kiasan bercorak makam yang dinamakan Daraga.
Fungsi Daraga adalah sebagai pusat prosesi dan tempat pelaksanaan maatam.
Dengan adanya Daraga baru berlangsung sejumlah prosesi, pertama adalah prosesi maambiak tanah.
Prosesi ini dimulai setiap 1 Muharram, pada prosesi ini kedua rumah Tabuik (Tabuik Subarang dan Tabuik Pasa) melakukan pengambilan tanah di Desa Pauh dan Kelurahan Alai Galombang.
Dalam pelaksanaannya kedua rumah Tabuik melakukan arak-arakan dari tempat masing-masing menggunakan gandang tasa.
Pengambilan tanah dilakukan oleh seorang laki-laki berjubah putih, melambangkan kesucian.
Tanahnya bermakna kehidupan manusia yang berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
Lalu, pada 5 Muharram dilaksanakan prosesi maambiak batang pisang.
Prosesi ini merupakan cerminan dari ketajaman pedang milik husein yang digunakan saat perang di Padang Karbala.
Maambiak Batang Pisang ini dilakukan oleh seorang laki-laki dengan berpakaian silat.
Batang pisang tersebut harus putus dengan sekali tebas.
Selanjutnya, pada 7 Muharram dilakukan prosesi maatam, seusai sholat Dzuhur oleh pihak keluarga penghuni rumah Tabuik, dengan berjalan mengelilingi daraga sambil membawa peralatan Tabuik seperti jari-jari, saroban (Sorban) dan pedang sebagai pertanda kesedihan mendalam atas kematian Husein